[29]

232 28 8
                                    

Malam pentas seni yang ditunggu-tunggu sudah tiba, malam ini Aille sudah mempersiapkan gaun dan perlengkapan lainnya. Ini adalah debut pertama yang ia lakukan di dunia manusia, bahkan dia tidak menyangkan akan menampilkan sebuah lagu ciptaannya di depan banyak orang. Aille memakai gaun berwarna putih yang sangat pas di tubuhnya, rambutnya yang lurus masih tergerai. Tak lama pintu terbuka dan masuklah kedua kakaknya yang datang menghmapiri.

Alona dan Veneza memoleskan make up tipis pada wajah Aille, dan memberikan sedikit riasan di kepalanya seperti bando. Aille terlihat sangat cantik saat ia melihat pantulan dirinya di depan cermin rias. Kini Aille siap untuk berangkat ke acara pentas seni di kampusnya.

Sudah hampir ia membuka pintu suara bunyi klaskson mobil di depan rumahnya mebuatnya mengernyit bingung, siapa yang datang ke rumahnya membawa mobil. Apa mungkin pamannya tapi sepertinya bukan. Saat ia membuka pintu rumahnya semakin lebar berdirilah seorang pemuda memakai jas hitam dan kemeja putih sudah berdiri tegap di depannya.

Ya dia adalah Alan, dia sengaja menjemput Aille tanpa memberi tahu, dia ingin memberikan gadis itu kejutan, dan dia berhasil mengagetkan Aille dengan kedatangannya ke rumah. Dengan sedikit bujuk rayuan akhirnya Aille mau berangkat bersama Alan.

Tak membutuhkan waktu yang lama Alan dan Aille sampai di parkiran gedung kampusnya, sudah banyak mobil yang terparkir, lampu yang berkelap-kelip juga sudah menyala, anak-anak penghuni kampus berlalu lalang memasuki gedung itu.

Alan meraih tangan Aille untuk digandengnya bak seperti pasangan saja mereka ini. Banyak yang menerka bahwa Aille dan Alan adalah pasangan romantis padahal mereka tau bahwa keduanya belum terikat sesuatu. Hanya sebatas teman.

Mc telah berdiri di depan panggung sambil mengucapkan kata-kata pembukaan, dari Alan yang memberi sambutan hingga menuju puncak pentas seni yang menampilkan bakat-bakat mereka.
Aille berharap-harap cemas di belakang panggung karena sebentar lagi adalah gilirannya untuk tampil di depan banyak orang. Rasa canggung menghampirinya.

"Kamu pasti bisa." Ucap Alan menyemangati.

"Aku deg-deg an banget, Al. Aku malu."

"Nggak perlu malu, kamu harus percaya dan menampilkan yang terbaik. Aku akan menyemangatimu di bawah panggung. Oke, semangatlah." Ucap Alan yang membuat hati Aille merasa tenang.

Aille memberikan senyuman terbaiknya kepada Alan yang sudah sangat baik memberinya dukungan yang penuh. Hingga MC memanggil namanya untuk segera naik ke atas panggung. Tapi sebelum itu Alan kembali memanggilnya.

"Kenapa Alan?" tanya Aille

Alan mendekat ke arah Aille semakin dekat dengan wajahnya dan ternyata, Alan mengecup kening Aille menyalurkan rasa sayangnya kepada gadis itu. Sejenak Aille terdiam akibat perlakuan Alan kepadanya.

"Aku masih menunggu." Ucap Alan setelah melepas kecupannya dan tersenyum.

Aille membalas senyuman Alan dan mengangguk, ia pun mulai masuk dan berdiri di atas panggung besar di dalam ruangan indoor itu. Banyak mata yang melihatnya, sedikit demi sedikit ia duduk di kursi yang telah disediakan dan ia mulai mengambil gitar coklat disampingnya. Dilihatnya Alan tersenyum ke arahnya yang membuatnya semakin lebih tenang, akhirnya suara merdu itu terdengar juga dan seluruh ruangan pun terhipnotis dengan suara lembut dan indah milik Aille. Termasuk Alan yang semakin dibuat kagum olehnya.

•••

Veneza dengan santai menyeduh teh hangat ditangannya sambil berdiri dia menyeruput sedikit demi sedikit teh yang ada di gelas itu. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya pelan dan dia menoleh sambil menelan dengan susah payah karena agak terkejut dengan kedatangan kakaknya.

KU INGIN MENCINTAIMUWo Geschichten leben. Entdecke jetzt