[17]

512 50 9
                                    

Sudah lebih dari 3 minggu berjalan setelah peri-peri itu datang ke dunia manusia. Dan banyak kejadian aneh di sekolah Evril, di kampus Aille maupun dengan Alona dan Veneza. Pernah hampir saja mereka di ketahui orang lain karena tak sengaja menggunakan sihirnya. Tapi untungnya mereka tidak menelusurinya lebih dalam lagi jika mereka adalah seorang peri dan bukan manusia biasa. Hari demi hari kedekatan Jefin dan Alona semakin lengket saja, mereka berdua sering keluar bersama dan Jefin juga merasa nyaman ada di dekat Alona begitu juga dengan Alona yang mulai merasakan getaran di hatinya kepada Jefin. Tapi Alona belum mengetahui perihal orang tua Jefin sedang mencarikan pasangan untuk Jefin. Sedangkan Veneza dan Sean juga lumayan dekat, Veneza merasa terlindungi oleh Sean yang memang penyayang dan bisa menjaganya. Tapi Veneza merasa Sean tidak mempunyai perasaan apa-apa dengannya, dia tau Sean masih belum bisa membuka hatinya untuk orang lain setelah patah hati. Entah Veneza masih belum mengetahui siapa yang masih memenuhi hati dan pikiran Sean. Aille dan Alan juga begitu, mereka merasa hari-hari yang mereka lalui sangatlah menyenangkan, perasaan yang sudah dari awal tumbuh menjadi lebih berkembang lagi, mereka masih menyembunyikan perasaan mereka masing-masing tak ada satu dari mereka yang berani untuk mengungkapkannya. Aille menyukai Alan bahkan sudah jatuh cinta dengannya sejak ia mengetahui sikap humoris yang dimiliki Alan.
Jika ditanya bagaimana Evril dan Kenzo, mereka masih tetap dengan keadaan yang sama mereka berdua selalu bertengkar jika saling bertemu. Namun kini ada yang berbeda dua hari yang lalu Evril sudah menjalani aktivitasnya menjadi seorang guru privat untuk Kenzo karena kepintarannya yang melebihi IQ normal alias di atas rata-rata. Om Tristan menyuruh Kenzo untuk membujuk Evril agar mau menjadi guru privatnya dan dia tidak jadi dipindahkan ke inggris,dan akhirnya dengan segala bujuk rayunya Evril pun mau.

•••

Dalam suasana hening, AC yang menyala sedang. Kertas yang ada disana sini berserakan di meja. Penuh dengan gambar-gambar seorang model di dalam lembaran kertas itu. Ada seorang laki-laki dan perempuan duduk berdampingan namun diam dengan pekerjaan mereka masing-masing. Orang-orang disana juga penuh di ruangan yang lumayan besar sambil membawa alat-alat kesana-kemari seperti mempersiapkan sesuatu. Tak lama salah satu dari mereka mengampiri seorang laki-laki yang duduk tadi dengan perasaan bingung terlihat dari caranya mengacak-ngacak rambut klimisnya.

"Bro, sorry gue ganggu. Gue cuma mau bilang kalo ada masalah sama model kita."

"Maksud lo?" tanya lelaki yang duduk itu sambil mendongkan kepalanya menatap orang itu.

"Si Chesa bilang ke gue nggak bisa dateng buat pemotretan, katanya sih ada masalah keluarga gitu. Ya gue nggak tau pasti sih apa masalahnya." Jawab orang itu sambil meletakkan kedua tangannya di pinggang.

"Kok lo izinin dia sih? Ya nggak bisa gitu dong. Harusnya dia profesional sebagai model. Kalo hari ini nggak ada pemotretan mau bilang apa gue sama atasan? Sedangkan project kali ini itu cukup besar."

Sean yang biasanya pendiam kini berubah menjadi Sean yang pemarah. Dia sudah di pusingkan dengan job yang begitu banyak sedangkan model yang diingkan client nya itu izin tidak masuk. Pemotretan majalah dan iklan itu membutuhkan waktu yang tidak singkat dan clientnya hanya memberikannya waktu dua hari dan sudah berjalan saru hari. Sean memijit pelipisnya yang pening, dia jadi merasakan bagaimana ada di posisi kakanya Jefin jika sedang banyak kerjaan yang menumpuk. Pasti sangat tidak mudah dan melelahkan seperti ini.

"Sean kamu nggak boleh marah-marah. Ya mungkin aja emang masalah yang Chesa hadapi itu betul betul serius." Ucap Veneza menenangkan Sean.

"Ran, coba deh lo telvon Syifa mungkin aja dia bisa hari ini." Suruh Sean mencoba meredamkan pikirannya yang kacau.

Orang yang bernama Randy itu pun mengeluarkan poselnya dan mencoba menghubungi Syifa seorang model kedua yang sering menggantikan Chesa jika tidak bisa seperti ini. Beberapa kali Randy mencoba menghubungi Syifa namun ponsel gadis itu tidak dapat tersambung sejak tadi. Randy menggeleng lesu dan membuat Sean kembali memijit pelipisnya.

KU INGIN MENCINTAIMUWhere stories live. Discover now