[8]

566 53 0
                                    

Evril membuka jendela kamarnya sedikit susah karena sambil celingak celinguk ke kanan dan ke kiri mengawasi agar tidak ketahuan oleh penjaga kerajaan.Jendela itu pun akhirnya terbuka dan dengan cepat dia masuk ke dalam kamarnya lalu ditutup lagi jendela itu dengan sangat hati hati.Dilihatnya kamar yang masih gelap,Evril melepas jubah hitamnya dan di taruhnya ke sembarang arah.Tapi tiba-tiba saja lampu kamarnya menyala memperlihat kan ketiga peri berdiri berdampingan di depan Evril,menatapnya dengan penuh tanda tanya.

"Darimana saja kau?" tanya Alona tajam kepada adik bungsunya.

"Kenapa kau tidak memberitahu kami jika ingin keluar?" tanya Aille.

"Lalu kenapa kau memakai jubah dan serbuk emas?" tanya Veneza tegas sambil menyedekap kan tangannya di depan dada.

"Astaga pertanyaan kalian itu tidak bermodal sama sekali,ya aku keluar hanya karena bosan saja." jawab Evril santai melepaskan tas nya dan duduk di salah satu kursi di kamarnya.

"Evril,kau jangan main-main.Aku bertanya serius kepadamu.Jawablah yang jujur kau darimana?" tanya Alona mulai geram.

"Seharusnya kalian tau kemana aku pergi walaupun aku memakai serbuk emas itu.Aku memang sengaja memakainya agar kalian semua tidak tau dimana aku.Aku juga sengaja keluar pagi-pagi melalui jendela agat tidak ada satupun peri disini yang tau jika aku keluar." Ucap Evrilqueen sedikit meninggikan suaranya.

"Tapi bukan begitu caranya,kau ini sudah membuat kami semua khawatir Evril.Apa kau tidak sadar perbuatanmu itu? Kau selalu saja keras kepala." Alona kembali memarahi Evril.

"Aku keras kepala karena ada alasannya.Apa kau tau aku begini karena apa? Kau tidak tau kan? Apa kau tidak ingat jika Ayah hanya memberiku waktu selama 3 hari saja untuk menemukan cara bagaimana menghilangkan tradisi itu.Aku berusaha mencari cara itu supaya kau tidak akan di jodohkan dan semuanya akan di batalkan." Alona - Veneza - dan Aille terdiam.

"Tapi sepertinya apa yang kulakukan ini tidak berarti sama sekali untuk kalian.Yasudahlah aku tidak ingin membahas ini lagi,terserah sekarang kalian mau bagaimana." Ucap Evril berdiri dan bersiap ingin pergi lagi,dia sudah muak dengan ketiga kakaknya.Apa yang dia lakukan sama sekali tidak dihargai.

"Evril kau mau kemana lagi?" tanya Aille lembut.

"Aku ingin pergi mencari udara segar.Seperti nya aku selalu salah jika berada disini."

"Kakak minta maaf." seru Alona berjalan mendekat ke arah Evril yang memunggunginya.

"Maaf jika aku berkata kasar kepadamu.Tapi aku hanya merasa khawatir jika kau pergi sendirian dan tidak tahu kemana.Dan jika aku tahu kau berusaha seperti ini untuk aku dan yang lain mungkin aku tidak akan nemarahimu.Maafkan aku." ucap Alona merasa bersalah.

"Iya Evril,maafkan aku juga karena aku sama sekali tidak tahu jika kau memang benar-benar ingin menghilangkan tradisi itu." Ucap Veneza menambahi.

"Kau mau kan memaafkan kami?" tanya Aille.

Evril yang mendengar permintaan maaf ketiga kakaknya menjadi tidak tega.Sebenarnya dia sangat menyayangi ketiga kakaknya.Evril pun berbalik dan menatap satu persatu ketiga kakaknya dia berjalan mendekat ke arah mereka.

"Aku memaafkan kalian.Jadi berhenti memasang muka jelek seperti itu aku tidak suka." ucap Evril tersenyum.

"Aku menyayangi kalian bertiga,dan aku tidak mau kalian bertiga menderita karena perjodohan aneh itu.Mulai hari ini kalian mau kan membantuku untuk menjelaskan semuanya kepada Ayah."

"Maksudmu?" tanya Aille tak mengerti.

"Apa kekuatan membaca pikiran kalian sudah musnah? Kalian tidak bisa membaca pikiranku?" tanya Evril dan ketiga kakaknya hanya menggeleng.

KU INGIN MENCINTAIMUWhere stories live. Discover now