BAB 23 - Haram , kena mandi wajib

1.6K 132 22
                                    

The Blureenz mengatur langkah lesu memasuki sekolah yang tersergam indah . Beg diletakkan dikelas , walaupun tiada pelajar yang dibenarkan memasuki kelas ketika itu . Kantin dituju .

Dari jauh masing - masing dapat melihat The Gold Prince yang bagaikan menanti mereka di sebuah meja . Mereka sepertinya sedang melantak dengan penuh selera , kecuali Hariz yang seperti menanti sesuatu .

Asha melangkah ke arahnya . Dengan tidak relanya dia memberi makanan yang dimasaknya pada Hariz . Hariz tersenyum sinis .

" Kalau kau mati , aku tak tanggung . " kata Asha sebelum menjeling Hariz . Hariz yang baru sahaja ingin merasai makanan yang dimasak oleh Asha , terus membatalkan niatnya . Fariha dan Shamine duduk tanpa dipinta . Hanya Dian yang bersandar di tiang kantin tanpa memandang ke arah mereka .

" Duduk ar dulu . " Haziq mengajak Dian untuk duduk terlebih dahulu . Dian dengan tidak relanya melabuhkan punggung di bangku kantin yang bertentangan dengan Haziq . Dian menongkat dagu memandang Fariha yang ralit membaca buku .

" Haziq , belikan aku air kejap . Dahaga woi . " kata Eiman sebelum menghulurkan duit RM20 .

" Belanjalah aku sekali . Nak air juga , rasa macam nak tercekik ni . " kata Zairiel pula . Mengelan rasanya makan nasi lemak tanpa air .

" Alang - alang tu , payung lah aku secawan . Takut nanti aku mati je makan masakan minah ni . " kata Hariz sebelum menjeling Asha . Tangan menadah doa , berdoa semoga dia tidaklah ditarik nyawa semasa makan makanan yang disediakan oleh Asha itu .

" Kau patut bersyukur aku masak dekat kau , ya ! " Asha membulatkan matanya , seperti menakut - nakutkan Hariz . Namun Hariz hanya memutarkan matanya dan meneruskan bacaan doanya . Hampir lima minit , baru dia mengaminkan doanya . Perlahan - lahan dia menyuap nasi goreng biasa yang dimasak oleh Asha . Dia mengunyah beberapa kali sebelum menelannya .

" Bapaklah ! Tawarr ! " komen Hariz selamba .

Pap !

Buku yang dibawa oleh Fariha dibaling tepat pada kepala Hariz . Hariz memegang kepalanya .

" Kau komen lagi , alamatnya makan kakilah kau sekejap lagi . " Asha memberi amaran . Hariz menelan air liur kesat . Makanan Asha dimakannya tanpa sebarang bunyi .

" Dian , belikan air empat cawan . " Haziq mengarah Dian . Mentang - mentanglah Dian jadi bibik Haziq , semua benda diarahnya . Dian memandang Haziq tajam . Duit yang dihulur disambutnya sebelum bergerak membeli makanan . Ingin sahaja dia menghentak kaki ala ala kanak - kanak kecil sebagai tanda protes .

" Shamine sayangg , marilah sini . " panggil Eiman , sengaja . The Gold Prince menahan ketawa .

" Huh ulat bulu dah naik daun . " gumam Shamine perlahan . Dia sedaya - upaya memaniskan wajahnya pada teman lelakinya itu .

" Apa dia bebi ? " soal Shamine perlahan . Mahu sahaja perkataan itu ditukar sebagai carutan . Namun , denda tetap denda .

" Sengaja nak bermanja - manja . "

" Ohh nak bermanja - manja ye . Boleh je . " Shamine semakin memaniskan muka . Dia sedaya - upaya menahan diri supaya tidak menghamburkan carutannya pada Eiman .

" Nak makan ? Kalau nak , biar baby suapkan . " Kata Eiman bersama senyuman lebar . Ayam yang tinggal tulang diangkatnya dan disua pada Shamine .

" Kau fikir aku kucing ye bebi ? "

" Ye sayang . Kau kucing aku . My cutie and beauty meow meow . "

" Sekali your cutie and beauty meow meow ni ngapp kau , jangan meraung ye bebi . " ujar Shamine sambil mengetap gigi , geram .

Dian mula kembali membawa dulang yang diatasnya terdapat 4 cawan air milo . Cawan plastik ye , bukannya gelas . Sebab tu lah murah je . Satu RM1 . Kantin dan cafe sekolah tak sama . Kantin , kau pergi beli sendiri , ambil sendiri . Kalau cafe sekolah , kau gamit tangan . Ada orang datang ambil pesanan , hantar makanan dan bil . Cuma bayar je kau perlu bangun pergi dekat kaunter .

Begitulah juga dengan koperasi dan mall sekolah . Koperasi cuma ada jual buku - buku tulis , alatan tulis , baju sukan dan sebagainya . Tapi kalau mall , macam - macam ada . Nak tempah baju untuk grup kelas pun boleh . Waktu rehat nak bazirkan masa pergi shopping pun boleh . Boleh bayangkan tak betapa besarnya sekolah ni ?

Baru sahaja Dian ingin melabuhkan punggung , terasa ada air yang berpancuram di atas kepalanya yang dilitupi tudung sekolah . Serentak , keempat - empat ahli The Blureenz berdiri memandang tajam si pelaku .

" Eh kau tak ada adab ke datang datang terus tumpahkan air atas orang ?! " Dian mula memaki si pelaku . Seorang gadis tersenyum sinis . Lagaknya sahaja dapat diteka bahawa dia adalah seorang diva .

" Lain kali , tak payah nak acah kau tu famous sangat nak duduk semeja dengan The Gold Prince . " ujarnya gedik . Asha mula mara sambil menggenggam tangannya .

" Kau rasa kitorang berempat ni hamak sangat ke nak duduk dengan putera putera kesayangan sekolah ni , huh ? " Sindir Asha sambil memandang gadis itu sinis . Muncul tiga orang lagi gadis yang sama lagaknya seperti gadis itu , diva .

" Kalau dah tak hamak dengan dorang , you all boleh blah kut . Sudahlah rampas kedudukan geng kitorang dalam sekolah ni . Lepastu acah acah macam popular sangat sampai batak cari gaduh dengan The Gold Prince . Yang boleh duduk semeja dengan The Gold Prince , hanyalah The Pinkish Divasss ( apalah author merapu ni ) je ! " ujar sorang lagi yang baru sahaja muncul tadi . Shamine menjeling tag nama milik si gadis itu .

" Hm , memang semua diva ni gedik ke ape ? Perasan je lebih . Dasar The Pig-pinkish Di-vaviiissss " ujar Shamine seraya ketawa sinis .

" Kau niii -- " seorang lagi mula mengangkat tangan . Dia menekup mulutnya ; acah terkejut melihat si gadis itu .

" Gais , undur gais , undur ! Haiwan ni kalau sentuh , haram . " kata Dian . Wajahnya di-acah seperti takut dan gelabah . The Gold Prince mengetap bibir , menahan ketawa .

" Babiey memang takleh sentuh ." Kata Asha , menambah tokok sengaja menyakitkan hati empat ketul diva itu .

" Kalau sentuh kena mandi wajib . " ujar Fariha sedari tadi mendiamkan diri dengan penuh keyakinan . Shamine menepuk dahi .

" Kena samak lah weh . "

" Eh , iye eh ? Ha yelah kut samak . Berdosa kalau tak samak  . "Kata Fariha sambil membetulkan cermin matanya . Empat diva itu mengetap gigi . Marah la tu .

" BABIE ! "

" eh dia ingat nama sendiri gais . " provok Dian selamba . Seorang gadis mengangkat tangannya ; ingin menampar Dian . Dian menghalang tangan gadis itu . Air Haziq yang lansung tidak disentuh , dimandikan pada rambut panjang gaids itu . Puas hatinya dapat membalas kembali tanpa The Gold Prince menyampuk .

Keempat - empat diva itu terkejut . Lansung tidak menyangka tindakan Dian itu . Mereka mula meluru ke arah The Blureenz terutamanya ke arah Dian namun dihalang oleh The Gold Prince .

" Sudah , Elyna ! Kalau tak aku bawa kau dengan geng kau masuk bilik disiplin . " ujar Haziq tegas . Gadis yang menyimbah air pada Dian tadi menghentak kaki .

" You tak patut bawa geng I je . Bawa lah geng minah ni sekali ! "

" Kau yang cari pasal dulu , kan ? " Zairiel mula panas melihat diva itu . Wajahnya memerah menahan geram .

Kringgg !

" Sekarang , pergi masuk kelas . Tak payah nak terhegeh - hegeh duduk dekat sini . Haziq bukan nak kat kau pun . " sinis sekali Eiman berbicara . Hariz tersengih mendengar kata - kata Eiman .

Keempat - empat itu menjeling The Gold Prince , sebelum berlalu pergi . Sempat salah seorang dari mereka menarik tudung Asha kemudian melarikan diri . Asha yang bengang dengan tindakan itu sempat menghadiahkan tendangan di bontot si pelaku . Padanlah muka !

THE BLUREENZ'S TROUBLEMAKERS [SU]Where stories live. Discover now