1. Surprise

5.7K 262 10
                                    


Mentari terbit dari timur, riuh suara burung gereja membuat suasana lebih hangat. Daun-daun jatuh tersapu embusan angin pagi. Seorang gadis cantik, berparas menarik, terjaga dari tidurnya. Gadis itu masih malas-malasan untuk menyambut pagi. Ia mulai membuka mata dan menguap, seakan tidak ada makhluk di dunia ini selain dirinya.

Gadis yang memiliki rambut hitam sebahu ini mulai meraih segelas air di atas meja kecil, di samping tempat tidurnya. Dia meminum air untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering, meminumnya hingga tidak tersisa. Gadis berparas cantik itu mulai beranjak bangkit dari ranjangnya yang memiliki motif Sailor Moon. Berjalan dengan gontai seraya meraih gagang pintu kamar mandi yang mungkin hanya berjarak beberapa langkah di depannya.

Beberapa menit berlalu. Dia telah selesai dari ritual pembersihan diri, membuka pintu kamar mandi dan menguap seperti tadi. Masih sangat malas hari ini. Namun, tetaplah hari ini harus berangkat sekolah seperti rutinitas hariannya. Membosankan.

Terdengar dering telepon dari ruang keluarga, membuatnya merasa kesal. Pasalnya, dia tengah mencari salah satu buku tugasnya yang entah terselip di mana. Berulang kali berteriak memanggil si bibi, namun tidak ada respon. Gadis itu mulai geram, berhambur menuju ruang keluarga untuk mengangkat panggilan itu

"Halo?" sapanya dengan sedikit ramah.

Dari seberang terdengar suara, "Non, gawat, gawat Non!"

Suara genting itu membuatnya mencerna secara sulit. Suara yang tidak asing baginya. Beberapa detik berpikir keras dan ternyata itu suara mbak Tika. Asisten rumah tangga sahabat terbaiknya, Angelo.

"Ada apa, Mbak?" suara itu berubah penuh kecemasan.

"Non,"

"Ada apa, sih? jangan bikin saya semakin bingung, deh."

"Anu ..., anu ... Mas Angelo terpeleset, jatuh dari tangga. Tuan Danu sedang ada metting di luar kota. Tolong, Non!" Suara parau mbak Tika tanpa jeda benar-benar mengambarkan kegentingan.

Tut ... tut ... tut ....

Telepon terputus secara paksa, sebelum sempat menjawabnya. Mendadak tubuhnya gemetar hebat. Bingung, antara harus pergi ke sekolah atau mengunjungi sahabatnya yang sedang terkapar. Tanpa berpikir panjang, dia melangkah dari tempatnya berdiri. Berlari, meraih tas ransel, menyalakan motor, langkah terbaik yang harus dia lakukan. Kecepatan di atas delapan puluh kilo per jam. Berpikir akan dia arahkan ke mana motor itu, ke sekolah atau?

Sudah lebih dari lima belas menit motor itu melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Terhenti di depan sebuah rumah yang memiliki gaya arsituktur modern. Dia berhenti, turun dari motornya, pandangannya berusaha menerobos ke dalam rumah itu. Mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Pintu gerbang gold telah terbuka, sebelum dia datang. Tidak seperti biasanya yang tertutup rapat dan dijaga dua satpam. Namun, pagi ini suasana rumah itu sangat lengang. Cepat-cepat masuk ke halaman rumah, tanpa dia sadari ternyata pintu rumah juga telah terbuka. "Angelo!" mengeluarkan semua urat di lehernya.

Apa yang terjadi? tanya gadis itu dalam hati. Langkah yang ragu mulai menuntunnya masuk ke rumah berlantaikan marmer cokelat. Gorden-gorden jendela yang biasanya terbuka, pagi ini tertutup rapat.

"Angelo! Mbak Tika!" Dia celingukan mencari di mana sahabatnya dan manusia-manusia penghuni rumah. Sepi dan mencekam. Terus mencari dalam kurun waktu beberapa menit, namun tetap belum ada kejelasan yang pasti. Hingga lima menit berlalu sia-sia.

Goodbye Angelo ✔️ (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang