"Gapapa, emang gaboleh ada prilly disini? Dia udah aku anggap temen sendiri" jelas audrey.

Gritte dan arif yang sudah berdiri dibalik pohon sedikit bingung dengan ucapan audrey. Kecurigaan gritte pun semakin bertambah.

Audrey sesekali mengajak prilly bicara, namun aktifitasnya lebih terfokus pada ali.

"Sayang, tau gak sih? Aku seneng banget kamu disini. Makasih ya udah mau relain waktu kamu buat aku" ucap audrey pada ali.

"Maaf ya, dulu aku ninggalin kamu tanpa kasih sebab. Aku gamau kamu susah sayang sama penyakit aku" lanjutnya.

Prilly tertunduk dan mengeturkan keningnya. 'Sayang?' Tanyanya dalam hati. Sejak kapan audrey memanggil ali dengan sebutan sayang? Dada prilly terasa sesak mendengarnya. Prilly menyuruh ali untuk berada di sisi audrey, bukan untuk menjalin hubungan dengannya.

"Eh? Iya sama-sama" balas ali yang senyumnya sedikit dipaksakan. Ali kemudian melirik prilly dan terlihat prilly yang sedang menundukan pandangannya. Ali cemas.

Disisi lain, gritte dan arif saling pandang dan membulatkan matanya mendengar kata 'sayang' keluar dari bibir audrey.

"Sayang, aku seneng banget deh bisa balikan sama kamu" ujar audrey sambil menaruh kepala di bahu ali manja.

Sejujurnya ali sedikit bingung dengan ucapan audrey.

"Sejak kapan kita balikan?" Pertanyaan itu muncul di benak ali. Ali fikir mungkin audrey salah mengartikan kehadirannya, ali hanya diam mencoba untuk mengerti.

"Eh iya prill, maaf ya kamu jadi di diemin" ucap audrey lembut pada prilly. Prilly menoleh dan tersenyum manis pada audrey "iya gapapa kok" saat prilly tersenyum, ali melihat dengan jelas bulir air mata yang sudang menggantung di ujung mata prilly. Prilly menangis. Rasanya ingin ali jelaskan semuanya dan memeluk prilly, namun ini sudah tugas ali untuk berada di sisi audrey selama ia hidup.

Audrey dan ali sibuk dengan tawa dan lulucon yang mereka buat, sedangkan prilly hanya sesekali ikut tertawa namun rasa sakit di hatinya cukup besar. Prilly melihat kebahagiaan dari wajah audrey, prilly senang karna ia dapat membahagiakan audrey walau harus merelakan ali. Sepertinya masa-masa SMP mereka kembali, bahkan ali sudah sangat asyik dengan audrey. "Mungkinkah ada rasa yang timbul lagi?" Batin prilly. Prilly semakin pesimis dengan rencananya yang akan menikah dengan ali. Akankah itu semua gagal? Prilly hanya diam sambil menahan air matanya. Hubungan yang sudah ia jalin selama lebih dari 7 tahun harus kandas begitu saja. "Aaww" terdengar teriakan audrey, prilly yang tertunduk langsung menoleh dan terlihat audrey yang memegangi kepalanya sambil menahan rasa sakit. Ali yang panik langsung meraih audrey dan terlihat cemas, prilly sontak menghampiri mereka dan bertanya.

"Audrey kenapa?" Tanya prilly pada ali. Tercipta suasana canggung diantara mereka.

"Aku juga gatau, tiba-tiba dia kesakitan gini" jelas ali. 'Aku' kata itu masih terucap di bibir ali. Prilly tersenyum mendengarnya. "Yaudah dibawa kerumah sakit aja, takutnya kenapa-kenapa" ujar prilly tak kalah khawatir.

"Udah gausah, gue gapapa" ucap audrey yang sepertinya rasa sakit itu sudah mereda.

Sekitar pukul 3 siang, ali mengantar audrey kerumahnya, prilly pulang naik ojek. Prilly hanya dijadikan sebagai obat nyamyk antara ali dan audrey, audrey mengajaknya bicara hanya 2 kali, selebihnya audrey asik dengan ali. Prilly berusaha mengerti keadaan audrey, ia benar-benar butuh kasih sayang saat ini. Dan prilly harap ali dapat menbahagiakannya. °SKIP°

Sudah 3 hari ali menjalankan tugasnya, sudah 3 hari pula prilly tidak pernah berkomunikasi dengan ali. Prilly hanya diam dirumah dan sesekali pergi kerumah salsa / gritte. Hari-harinya sepi tanpa kehadiran ali.

Hari ini prilly memutuskan untuk menenangkan diri di taman aprill. Pukul 8 prilly sudah siap dan akan berangkat.

"Sayang, mau kemana pagi-pagi begini?" Tanya mama prilly yang sedang menonton tv.

"Mau ke taman aprill ma. Hirup udara segar" jawab prilly.

"Ooh, sama ali?" Tanya mama lagi. Prilly yang sedang melahap roti sontak berhenti mendengar nama ali.

"Hmmm... iya ma" jawab prilly bebohong. Mama, papa dan raja memang belum tau tentang audrey, prilly belum ada niat untuk menceritakannya. Hanya gritte, arif dan kevin yang tau masalah ini.

"Ngomong-ngomong ali kok udah jarang kerumah prill? Mama kangen sama ali" ujar mamanya.

"Iya kak, gue juga kangen sama bang ali" sambar raja yang baru keluar dari kamarnya.

Prilly hanya tersenyum tak menanggapi. Ia berharap semoga mama / raja tak menyuruhnya mengajak ali kerumah. "Prill, nanti habis ketemu ali ajak kesini dong. Mama kangen" namun benar saja, mama menyuruhnya. Prilly bingung harus berkata apa.

Air mata prilly rupanya sudah menggenang di matanya. Prilly buru-buru menghapusnya.

"Insha Allah ya ma. Nanti aku tanyain" jawab prilly.

Prilly pamit pada mama nya dan langsung melajukan mobil ke taman aprill.

Sesampainya di taman aprill prilly langsung mencari sosok dimas yang sudah lama tak ia jumpai. Prilly ingin bercerita semua yang ia alami pada dimas, moodbusternya. Prilly menjelajahi seluruh taman mencari sosok dimas, namun langkahnya terhenti melihat ali dan audrey sedang berpelukan sambil tertawa lepas. Rasanya kaki prilly terasa lemas melihat itu.

***

Can You See Me (Aliando-Prilly)Where stories live. Discover now