Who Are You?

35 5 2
                                    

Budayakan vote dan coment sebelum membaca :)

~~~~

Kepala Moudy rasanya ingin pecah, ada begitu banyak pertanyaan yang berkeliaran di dalam benak nya.

Sekarang di depan nya Bisma sudah berdiri dengan tegap, memandang dengan seringaian di bibirnya, dan Moudy benci dengan hal itu.

"Ga ada sambutan hangat buat kakak lo tercinta nih. " sindir Bisma tajam.

Kakak?  Siapa yang tadi dia sebut kakak?

Raka melengos, rahang nya mengeras, mata nya menatap tajam seperti sinar laser. " Gue ga sudi nyambut lo."

Bisma tertawa keras hingga membuat punggung cowok itu membungkuk,  "Adek durhaka."

Moudy memicingkan matanya menatap Bisma, ia baru sadar di samping kaki cowok itu ada sebuah koper kecil.

Anyway Bisma baru balik dari luar kota. Inget kan kalau Bisma beberapa hari yang lalu pergi ke luar kota.

Alis Bisma terangkat mengetahui Moudy melihat nya dengan rasa penasaran dan bingung.

" Jangan pengen tau." ucap Bisma tajam pada Moudy, membuat nya terkejut.

Di samping Moudy, Raka sudah mengeram kesal.

"Kalau gue pengen tau gimana! " tentang Moudy tanpa rasa takut.

" Wow brave girl. " sinis Bisma, kemudian tatapan nya beralih pada Raka di sebelah Moudy.

" Mengulang kesalahan yang sama lagi boys. "

Moudy mengernyitkan kening nya lagi. Tidak mengerti kemana alur ini akan menuju.

" Gue ga seserakah dan sepicik lo."  ucap Raka tajam.

Bisma mengangkat bahu nya acuh, kemudian ia menguap lebar.  "Yes, i'm."

Senyum kecut muncul di bibir Bisma, tidak lama hanya sepersekian detik, dan tidak ada yang menyadari nya, tapi Moudy sempat melihat senyum itu secepat kilat.

Bosan beradu kata dengan Raka dan Moudy, Bisma berjalan meninggalkan mereka untuk naik ke atas kamar nya di lantai 2.

"Tunggu dulu. " teriak Moudy membuat beberapa langkah yang sudah Bisma ambil terhenti.

" Who are you? Kenapa lo ada di sini? Serumah sama Raka? "

Bibir Bisma berkedut sebelum membentuk satu garis lurus, dengan datar ia menjawab, " Gue kakak tirinya. "

What the hell!

Mata Moudy membelak tak percaya. Mulut nya terbuka, lalu kemudian mengatup lagi, terbuka lagi, lalu kemudian tertutup lagi, persis seperti ikan emas.

Rahang Raka terkatup erat, ia segera bangkit dari duduk nya, kemudian menarik tangan Moudy untuk segera pergi dari rumah terkutuk itu.

Sejak dulu, Raka memang tak pernah suka dengan kata pulang. Jika semua orang rindu untuk pulang, tidak untuk Raka, dalam kasus Raka semuanya berbeda, dirumah nya ia tidak menemukan surga tapi justru sebaliknya.

Raka membawa motor nya dengan cepat, melindasi jalan aspal dengan beringas. Mata Moudy terpejam erat, ia meremas kedua ujung baju Raka yang menjadi pegangan nya saat ini. Sebenarnya Moudy ingin sekali teriak, marah-marah dengan Raka jika Raka kebut-kebutan seperti ini, tapi tidak jika kondisi nya sedang buruk seperti ini.

"Raka, please, gue takut. "

Raka mengerjapkan mata nya beberapa kali, kemudian ia memelankan laju kendaraan nya, dan berhenti tepat di depan sebuah taman.

Moudy turun dari goncengan Raka, kemudian duduk di bangku taman, helaan napas lega meluncur dari bibir nya. Raka ikut duduk di samping Moudy, masing - masing dari mereka masih terdiam, tenggelam dalam pemikiran nya sendiri.

Kemudian Raka merasakan remasan lembut di punggung tangan nya. Seulas senyum tipis tersungging di bibir Moudy untuk nya, tampak begitu tulus.

Hingga akhir nya cerita itu meluncur begitu saja dari bibir Raka.

****

Kita ketemu lagi 😘😘😘

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 27, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RaMo Where stories live. Discover now