Target

48 4 0
                                    

Raka cs nongkrong dikantin seusai dipanggil dari ruang BK, Pak Kardi tentu nya tidak akan membiarkan pembolosan mereka kemarin lolos dari hukuman nya begitu saja. Yeah membersihkan seluruh WC sekolah selama seminggu penuh menjadi hukuman bagi Raka cs, tapi mereka tidak mau ambil pusing, urusan seperti itu mudah bagi Raka cs untuk menyuruh orang lain melakukan nya, apalagi mengingat ada banyak sekali orang yang takut pada geng bengal itu di sekolah.

"Woy lu yang pake kacamata. Sini. " Tunjuk Dony pada laki-laki berkacamata yang sedang mengantri membeli es jeruk itu.

Cowok berkaca mata itu menunjuk hidung nya sendiri dengan telunjuk, was-was akan jadi bahan bullyan Raka cs.

" Sa-saya k-kak. "

Izal terkekeh melihat kegagapan cowok kacamata itu, Dony memang selain punya suara yang cempreng, ia juga punya tampang preman yang angker, walau kadang suaranya tampak benar-benar lucu untuk muka galak nya.

" Lama bgt sih lu, sama sekalian tuh anak yang lagi nunduk makan baso, woy babon, sini lu. " tunjuk Dony lagi, pada cowok berbadan gempal.

Kedua cowok itu mendatangi meja Raka cs takut-takut, " A-ada apa kak? "

Gantian Izal dari sini yang mengambil alih, " Dengerin gue, mulai sekarang, tiap pulang sekolah, lu berdua harus bersihin toilet sekolah sampe satu minggu kedepan, ngerti gak lu! "

Mereka berdua mau menolak, tapi terlalu takut pada Raka cs, apalagi mendengar rumor bahwa mereka bertiga adalah preman SMA Pelita, bisa runyam masalah nya kalau membuat pentolan tawuran itu
marah.

Melihat anggukan kedua nya, tangan raka melambai bosan dengan tampang datar, "Udah sana pergi."

***

"Ya ampun Moudyyyyyyyy, ayo dong cepet cepet cepet, cacing di perut gue udah pada disko semua nih. "

" Iya, iya, bentar dong Ra, ini bentar lagi catetan gue kelar. "

Cewek yang dipanggil Moudy itu segera buru-buru menyelesaikan catatan nya, Nara, sahabat nya yang satu ini sudah gacor sekali, kalau urusan makanan memang Nara nomor satu nya. Itu anak hobby banget makan, tapi aneh nya gak pernah gemuk, sungguh impian semua cewek di muka bumi.

"Nah selesai, ayo kita ngantin. " Moudy menaruh buku biologi nya di dalam tas, membiarkan Nara menyeretnya kesetanan.

Sampai dikantin, Nara langsung pergi memesan dua mangkuk sup bakso, sedangkan Moudy langsung antri beli jus jeruk, saat dia memesan, terdengar teriakan memerintah dari cowok yang jika ia perhatikan merupakan kakak kelas mereka pada cowok berkacamata di depan nya.

Semua orang yang ada di sekitar Moudy sontak berbisik-bisik,

"Ih ya ampun, kasian banget ya, dia pasti mau di suruh-suruh deh sama Raka cs. "

" Ada korban tindasan lagi tuh. "

" Raka ganteng ya, tapi nyeremin juga kalau begitu, sangar. "

" Oh my god, mau ngapain lagi itu Raka. "

Moudy memandang bingung semua orang, siapa itu Raka, mengapa semua orang tampak takut pada nya?

Tatapan mata Moudy mengintip penasaran pada tiga orang cowok yang tampak nya sedang melakukan penindasan itu, ia melihat orang yang dia perkirakan bernama Raka dari ciri-ciri yang ia dengar saat cewek di sebelah nya sibuk berbisik.

"Raka tuh sebenernya ganteng ya, cool gitu, kayak aktor gangster gak sih, rambut nya itu loh rada panjang acak-acakan manja. "

" Waktu itu juga gue papasan sama dia, dia itu wangi loh ternyata,"

"Sayang banget ya dia sangar. "

Dan bertepatan dengan itu, tatapan matanya terkunci dengan tatapan mata Raka. Satu detik, dua detik, tiga detik, hingga detik keempat ia dikejutkan dengan panggilan ibu penjual es, menanyakan pesanan nya,

" Eh, iya, es jeruk nya dua ya Bu. "

Moudy mengusap jantung nya jumpalitan, dadakan ia mempunyai firasat buruk tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Disisi lain kantin, Raka yang tadi nya hanya memasang wajah datar, tampak memiringkan wajahnya, kemudian menyeringai, ia dengan santai berdiri, membuat Dony dan Izal memandang nya bingung.

"Mau kemana bos?" tanya Dony sambil menggaruk rambut nya.

Izal memicingkan matanya melihat Dony menggaruk kepalanya, dibandingkan dengan Dony, memang dia orang yang lebih cenderung kalem.

"Ada target gue. " kekeh Raka senang.

" Maksud nya? " tanya Izal sambil mengunyah bakso nya yang tadi baru saja diantar murid tertindas suruhan nya.

Raka bersiul gembira, membiarkan Dony dan Izal memperhatikan langkah nya yang terasa pasti berderap menuju hadapan gadis berambut sebahu yang ingin mengambil jus jeruk di hadapan nya.

Sebelum sempat Moudy menggenggam dua jus jeruk itu di tangan nya, dua tangan kekar berkulit kecoklatan sudah terlebih dulu mengklaim jus itu, seakan itu miliknya.

"Eh-eh itu punya gue."

Moudy mendongak menatap mata orang yang mengambil jus miliknya dengan sebal, menatap sang empunya mata, dan kemudian merasa tercekat untuk menemukan orang yang sejak tadi jadi bahan gonjang ganjing seluruh orang di penjuru kantin, berdiri tepat di depan nya.

Mata Moudy mengalihkan pandangan nya pada bet nama cowok itu, sedikit berharap kemungkinan cowok di depan nya ini bukan Raka yang sejak tadi dibicarakan, dan detik berikut nya, wajah nya memucat membaca nama yang tertera disana.

"Raka Dirgantara. "

Mimpi apa gue semalem Tuhan :(

***

Salam hangat

Flo_Minerva :)

RaMo Where stories live. Discover now