Kotak Hadiah

25 4 1
                                    

Moudy memandang kotak kecil berpita merah yang baru saja di keluar kan nya dari dalam tas barusan.

Sore ini ia tidak ingin melakukan apapun, rasanya tubuh nya sudah terlalu lelah menunggu tadi siang. Bahkan saat bulan saja belum muncul ia sudah rapih menggunakan piyama pink kesayangan nya.

Kotak berpita merah itu mengganggu pikiran nya, ya itu lebih baik di bandingkan dengan ia memikirkan Raka, membuat hatinya menjerit kesakitan.

Moudy yang duduk bersila di atas kasur menimang-nimang kotak itu dengan tangan kanan nya. Alisnya terangkat. Kotak ini terasa ringan.

Dengan pelan tangan nya membuka kotak itu perlahan. Penasaran akan isinya, juga penasaran siapa pemberinya.

Mulut Moudy menganga, kertas itu terbuka, dan didalam nya berisi hal yang menghantam hatinya bagai godam.

Ia salah karena mengalihkan perhatian nya pada kotak ini, karena pada kenyataannya kotak ini jauh lebih menyakitkan dari kenyataan yang di lihat nya tadi siang.

****

Raka memasuki rumah nya yang sudah gelap gulita, ia melirik jam besar yang terdapat di ruang tamu rumah nya. Jam berdentang pukul 10 malam.

Bergegas Raka memasuki kamarnya, melempar tas itu sembarang arah, lalu tanpa melepas seragam yang masih menempel di badan nya Raka memasuki kamar mandi. Mengguyur badan hangat nya dengan siraman air shower yang dingin.

Hatinya resah, pikiran nya gelisah.

Senyum itu muncul begitu saja dipikiran nya, begitu tiba-tiba, hingga ia baru sadar jika seharian ini ia meninggal kan cewek itu begitu saja.

Raka mengeram, tanpa mematikan shower dengan badan yang basah kuyup ia memasuki lagi kamar nya, mencari-cari ponsel nya di dalam tas.

Ketemu. Tapi keadaan ponsel nya yang mati membuat Raka kembali mengeram kesal. Mengapa ia begitu ceroboh hingga melupakan cewek itu.

***

Raka mengetuk pintu rumah itu pelan. Tak lama kemudian seorang wanita paruh baya yang sudah Raka kenal keluar dari dalam rumah menyambut nya.

"Eh ada nak Raka. " Astri, Ibu Moudy memandang Raka bingung.

" Pagi Tante, saya mau jemput Moudy tan. "

" Loh Moudy nya kan udah berangkat tadi pagi banget. "

Gantian Raka yang memandang Astri bingung. Astri melanjutkan ucapan nya lagi, " Katanya ada jadwal piket, jadi Moudy berangkat pagi. "

Raka mengganggu sopan," Eh yaudah tante kalau gitu saya pamit dulu. "

Raka mencium punggung Astri sopan. Kemudian berjalan menuju motor nya yang ia parkirkan di halaman rumah Moudy. Tangan Raka membuka ponsel nya yang batrei nya sudah tercharger penuh. Ia melihat chat nya yang masih belum di balas oleh Moudy.

RakaDirgantara : Sayang, maaf kemarin aku ga sempet anter kamu pulang .

RakaDirgantara : Pagi ini aku jemput kayak biasa ya. Ily.

Moudy yang sudah sampai di kelas nya menelungkup kan kepala nya di atas meja membaca pesan dari Raka. Pikirin nya berkelana kesana dan kesini, tak tentu arah, mood nya juga merosot tajam.

RaMo Where stories live. Discover now