Keributan

39 4 0
                                    

Kelas X IPA 2 dadakn riuh dengan kehadiran Raka cs di dalamnya.

Moudy menghela napas melihat kehadiran tengil Raka dihadapan nya, apalagi yang ingin dilakukan oleh orang itu saat ini?

"Hallo pacar, "

Moudy diam, wajahnya menunduk menatap buku catatan di atas mejanya. Tangan nya kembali menulis menganggap kehadiran Raka di hadapan nya tidak ada.

" Liat gue. " merasa tidak dihargai kehadiran nya, Raka merampas buku catatan Moudy.

" Lu tuh apa-apan sih kak!"

"Gue tadi lagi ngomong sama lu kenapa gak di dengerin. " mata Raka berkilat-kilat marah

" Sekarang sapa gue balik, hallo juga pacar, gitu. " lanjut nya.

Kepala Moudy menggeleng tegas, " Gak mau,"

Tangan Raka menggebrak meja di depan nya, membuat Moudy terkejut bukan main.

"Bos Raka bikin Nyonya bos takut tuh. " Mata Moudy melotot menatap galak Dony yang hanya terkekeh di depan nya. Izal hanya bergumam tidak jelas melihat tingkah teman nya.

Raka berdiri tepat di depan wajah Moudy, mendongakan dagu cewek itu perlahan.

" Kalau udah jadi pacar itu harus nurut ya sayang. " tekan Raka di setiap kata nya.

" Siapa yang jadi pacar lu? Gue gak mau ya. "

Jari telunjuk Raka bergerak ke kanan, dan ke kiri, " No, no, no, no, lu udah jadi pacar gue sejak kemarin, dan itu bukan permintaan. "

Mata Moudy melirik resah pada seluruh orang yang sudah berkumpul disekitarnya, dalam hati ia berharap semoga saja geng cabe Diana cs, tidak melihat kejadian ini, dan merencanakan untuk melabrak nya lagi. Oh Ya Tuhan, jadi pacar Raka adalah hal terakhir yang paling ia tidak mau terjadi dalam hidup nya.

"Sekarang ayo keluar ikut gue makan di kantin. "

" What? Gak, gue gak mau. "

Raka terus saja menarik tangan Moudy-yang terus memberontak-menuju ke kantin, tidak peduli bel sudah berbunyi saat mereka melangkah di sepanjang koridor. Membuat seluruh anak yang ada di dalam kelas yang mereka lewati berhamburan ke depan ingin melihat apa yang terjadi saat ini.

Raka memang benar-benar biang masalah.

Langkah Raka dadakan terhenti tepat di depan tembok pintu masuk kantin itu, dia mengetuk-ngetukan kakinya di lantai gemas,

"Kita balik aja, ke warteg Bi Iyem. " Dony dan Izal hanya nyengir mengikuti bos nya.

Di dalam warteg Moudy hanya bisa duduk tidak nyaman, menunduk memandangi teh manis dihadapan nya.

Orang-orang yang ada disekitar warteg ini membuat nya merasa tak nyaman, semua nya terdiri dari anak bengal Pelita yang membolos sekolah, merokok, suka mebuat keributan, dan gak pernah jera walaupun udah masuk ke ruang BK berkali-kali, bau asap rokok juga mengganggu nya, ia benci asap rokok.

" Ini neng makanan nya, jarang-jarang Bi iyem liat Den Raka bawa cewek kesini. "

" Kenalin Bi, ini pacar Raka, " kekeh cowok itu yang membuat Moudy memelototinya.

" Nama nya Mouuuuuuuu, " Raka memparodikan suara sapi, membuat Bi iyem mesem-mesem mengingat masa lalu.

" Pacar nya geulis pisan ih, gak mungkin atuh namanya kayak sapi begitu Den Raka. "

" Eh, enggak saya adek kelas nya Bi."

Sekarang gantian Raka yang melotot, "Dosa gak ngakuin pacar sendiri!" cibirnya.

RaMo Donde viven las historias. Descúbrelo ahora