Nobar

27 3 1
                                    

Raka sudah siap sejak sepuluh menit yang lalu, ia duduk di pinggiran kasur memandangi layar ponsel yang sejak tadi berisi bacotan Dony dan Izal.

DonyArsetyo  :  Raka lu yakin mau otw nobar?

DonyArsetya  :  Kalau ga yakin mending ga usah, cari penyakit, apalagi lu bawa si Moudy.

DonyArsetyo  :  Woy Ka, Raka, bos, yehhhhhhh di read doang.

IzalBraham  : Kalau otw ngomong.

IzalBraham  : Nanti gue sama Dony ngawal.

Raka menghela napas nya gusar, tangan nya berkeringat dingin sejak tadi, tidak begitu yakin dengan keputusan nya. Keputusan yang mengancam seluruh luka lamanya akan kembali ditaburi garam hingga terasa perih.

Ah atau sebaik nya ia batalkan saja, tapi bagaimana nanti dengan Andre yang pasti akan tentu saja terus mengganggu nya. Termasuk Moudy, ya Andre sudah melihat Moudy.

Raka harus datang, ia harus mengklaim Moudy di nobar, agar tak ada satu pun dari mereka yang mengganggu nya.

Raka DirgantaraGue otw.

Di tengah jalan Raka berpikir, mengapa ia peduli pada cewek itu, sejak awal ia memang mengincar nya, tetapi bukan untuk melindungi dan seakan memposesifkan nya seperti saat ini, ia hanya ingin cewek itu mendampingi nya, tapi mengapa sekarang perasaan nya terasa berbeda.

Sampai di depan gerbang rumah sederhana Moudy, cewek itu ternyata sudah menunggu Raka di teras. Moudy segera berjalan menghampiri Raka. Ia memperhatikan tampilan Raka kali ini, celana jeans sobek-sobek, kaus hitam polos yang dilapisi jacket levis.

Ah tidak biasa Moudy seperti ini, ia segera mengerjapkan matanya,

Raka ganteng.

Moudy terkejut akan kata hati nya sendiri. Raka yang seperti nya menyadari keanehan raut wajah Moudy menaikan satu alisnya ke atas.

"Ayo cepet naik. "

Moudy menurut tanpa banyak bicara, benar-benar bukan seperti Moudy yang biasa nya. Biasanya ia pasti akan ngedumel, mencak-mencak gak jelas, atau apalah, tapi kali ini ia hanya langsung naik tanpa bertanya begitu saja.

" Pegangan, gue mau ngebut. "

Tubuh Moudy tersentak kedepan tiba-tiba, Raka menyeringai.

" Apa gue bilang, pegangan. " tangan Raka menarik tangan Moudy ke pinggang nya.

Debaran jantung Moudy langsung melonjak tidak jelas. Oh Ya Tuhan. Ia tidak jatuh hati pada Raka Dirgantara kan.

***

Raka dan Moudy hanya diam selama di perjalanan, tidak ada yang memulai cerita, tidak ada yang ingin terlebih dahulu membuka suara, hanya deru kendaraan beroda dua itu, dan bisikan angin yang meramaikan suasana.

Moudy turun dari motor Raka, ketika cowok itu menghentikan lajunya. Ia memandang banyak sekali kumpulan anak seusianya di tempat yang bisa di bilang jauh dari keramaian kota ini. Mungkin memang sengaja dirancang begitu agar bau nya tidak tercium petugas sekitar.

"Jangan jauh-jauh dari gue. " tangan Raka langsung menggandeng tangan Moudy agar mengikuti langkah nya.

Dibelakang nya Izal dan Dody menyusul, Moudy sempat terkejut melihat mereka berdua, tak menyadari kehadiran kedua orang itu sejak tadi, mungkin karena matanya terlalu fokus memandang pundak lebar Raka. Mata Moudy mengerjap, kemudian ia menggelengkan kepala nya sendiri.

Apa sih yang gue pikirin!

Terdengar suara tepukan tangan singkat dari arah depan sana. Raka memicing kan matanya, menatap Bisma yang muncul bersama Andre di sisi kiri nya, dan juga.....

Meisya di sisi kanan nya.

"Wellcome home again brother, " kekeh Bisma di akhir katanya.

" Bawa siapa kesini? " Bisma tampak memandang Moudy penasaran.

Merasa di pandangi, Moudy bersembunyi di balik punggung Raka. Sejak sambutan itu, ia merasa seluruh orang yang ada di tempat ini memandang tajam ke arah nya, entah pikiran apa yang ada di kepala mereka saat memandang tubuh Moudy, dan itu membuat nya merasa tidak nyaman, hingga tangan nya secara tak sadar meremas telapak tangan Raka.

Sadar akan ketakutan Moudy, ia mengelus lembut punggung tangan Moudy, "Dia cewek gue.!"

Bisma yang berdiri di ujung sana sempat terkejut, ia melirik pada Meisya di samping nya, yang hanya diam membatu, dalam sekejap ekspresi Bisma berubah menjadi menyeringai, mendorong dalam-dalam rasa keterkejutan nya.

" Udah mulai move, huh. "

Raka tertawa, bukan tawa bahagia, lebih persis seperti tawa kosong yang tak berujung, dingin, tampak begitu menyeramkan di balik wajah tampan nya.

" Gue gak akan pernah bisa ngelupain apa yang udah pernah lu ambil dari sisi gue Bisma. "

Matanya beralih pada Andre, " Berlaku buat lu juga Dre. "

Raka melirik anak buah Bisma di sekitar yang sudah mengelilingi mereka, Dody dan Izal berdiri siaga di samping kanan dan kirinya, memandang anak buah Bisma yang sudah mulai mengeluarkan senjata tajam dari balik kantung celana nya.

Bisma berdeham, " C'mon, dia tamu kita kali ini, beri sambutan yang hangat."

Saat itu pula anak buah Bisma mundur ke belakang mendengar perkataan bos mereka.

Andre tidak suka mendengar penuturan Bisma, ia mendecih, membalikan badan nya berjalan ke belakang, tempat di mana sudah di dirikan semacam pos kumpul santai bagi anak nobar. Mengeluarkan motor yang sudah di modif nya, membawa nya dengan deru keras ke depan Raka,

"Balapan sama gue, " tantang Andre.

Mata Moudy membulat, tangan nya mencengkram tangan Andre semakin kencang.

" Raka. " cicit Moudy pelan.

***

Huaaaaaaaakira-kira Raka bakal ikut balapan gak ya 😂













RaMo Where stories live. Discover now