34. Gelang hitam kesayangan

2.4K 141 10
                                    

Happy Reading 📚
Jangan lupa tekan 🌟 yaw :)
-----------------------------------------------------

Fla sedang termenung didepan jendela kamarnya, memangku wajahnya dengan kedua tangan dengan pandangan kosong.

Baju seragam sekolah sudah melekat sempurna ditubuhnya, tapi raganya enggan untuk beranjak dari sana.

Derit pintu kamar gadis itu membuyarkan lamunannya, ia menolehkan kepala, melihat sipelaku. "Udah siang, masih aja mandek dijendela." Sindir Hugo dari depan pintu.

Lelaki itu melangkah masuk kedalam kamar adiknya, membuat Fla memutar bola matanya malas karena melihat lelaki itu justru merebahkan dirinya diatas kasur milik Fla.

"Kalo kesini cuma mau numpang rebahan, kamar kak Erika lebih gede kasurnya." Sarkas Fla jengah.

Hugo terkekeh, "Lo kenapa sih? Kesel banget kayaknya sama gue." Katanya.

Fla tidak menjawab. Gadis itu bungkam, ia benar-benar malas menjawab perihal pertanyaan retorik dari kakak laki-lakinya itu.

"Seharusnya kalo penasaran sama keadaannya, cari tau. Kalo kangen bilang. Jangan ngandelin gue buat ceritain dia, gue bukan perantara, bukan juga tipe seorang kakak yang mau nuturin dongeng pengantar tidur setiap malam tentang si pangeran dan tuan putri."

Hugo bangkit dari posisinya, lelaki itu beralih duduk ditepi kasur. "Dasar bocah, kalo belum bisa menyelesaikan masalah gak usah pacaran. Ribet!"

Fla mendelik mendengar ucapan Hugo, gadis itu berdecak sebal membuat Hugo menghela napas beratnya lalu beranjak pergi dari sana.

"Mau bareng gak? Gue ingetin, ini hari senin. Upacara!" Ucapnya penuh penekanan, sebelum akhirnya benar-benar pergi dari kamar Fla.

Sial! Fla hampir melupakan hal itu.

Secepat mungkin gadis itu keluar dari kamar, meraih tas sekolahnya lalu menyusul Hugo yang sudah siap memakai sepatu. "Cie ikut juga." Goda Hugo, membuat Fla berdecak kembali.

"Rese!"

- o0o -

Empat hari yang lalu, Hugo tiba dirumah pukul 11 malam. Lelaki itu tidak kembali kerumah setelah pulang sekolah, membuat orang rumah menegurnya apalagi karena penampilannya yang betul-betul membuat pertanyaan besar.

Baju kotor, berantakan, rambut tidak beraturan juga sedikit luka pada sudut bibirnya. Beruntung tidak ada yang memperhatikan luka itu kecuali adik perempuannya—Fladesa.

Orang tuanya hanya terfokus pada jam pulang Hugo yang terlalu larut. Padahal baginya, jam 11 belum pantas disebut larut.

Kala itu setelah kedua orang tuanya puas mencecar Hugo akan perbuatannya, mereka lebih memilih beristirahat dan tidak mempedulikan Hugo lebih panjang.

Berbeda dengan Fla, gadis itu justru menarik lengan Hugo. Membawa lelaki itu kekamarnya lalu memaksa Hugo untuk bercerita akan apapun yang terjadi. Gadis itu mendesaknya, hingga Hugo menyerah dan menceritakan semuanya pada Fla.

Semuanya. Tentang serangan-serangan itu, tentang musuhnya dan segala masalah yang menimpa anak basis hari itu.

Fla mendengarkan semuanya, menyimaknya sepenuh hati, tapi sayang hanya satu orang yang berhasil mengusik pikirannya. Bagas.

Ia mencecar Hugo, berusaha memancing Hugo agar terfokus menceritakan semua kejadian itu pada satu sosok yang menggangu pikirannya. Tapi sayang, Hugo mengetahui usaha gadis itu. Ia menghentikan ceritanya dan berdalih ingin beristirahat. Membuat Fla kesal sekaligus penasaran.

.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 5 menit yang lalu, semua siswa bergegas merapihkan semua barangnya lalu melenggang pergi dari kelas.

Aira menghampiri Fla, hubungan kedua gadis itu sudah membaik kembali beberapa hari terakhir ini. Fla sudah menceritakan semua masalahnya pada Aira, membuat gadis itu senang karena rupanya Fla masih menganggapnya.

"Mau bareng gak Fla? Gue dijemput, nih" Tanya Aira.

Fla sedikit berfikir, "Nggak deh, Ra. Gue mau ke kelas TKR dulu, ada urusan sebentar." Ucapnya tersenyum.

Aira memasang raut sedih, "Yahhh! Yaudah, gue duluan ya. Bye!" Katanya lalu beranjak pergi.

Setelah memastikan kembali Aira betul sudah pergi, Fla beranjak pergi dari kelasnya.

Gadis itu berbohong, ia tidak ada urusan apapun. Tujuannya bukan kelas TKR melainkan tempat yang belakangan ini sedikit ia rindukan. Saksi bisu dimana pertama kali ia berinteraksi dengan lelaki itu.

Rumah pohon

Perlahan, gadis itu masuk kelahan rimbun. Ia mengalihkan pandangannya, memastikan bahwa tidak ada seorangpun yang melihatnya masuk kesana.

Rasa takut itu tidak lagi bergelut menyelimuti gadis itu, membuat ia melangkah pasti menuju kesana tanpa ragu sedikitpun.

Setiba disana yang ia tangkap hanyalah sepi. Tidak ada satu orangpun disana, membuat gadis itu mengeritkan dahinya bingung. Tapi sebagian hati gadis itu berteriak senang, itu artinya ia bisa leluasa menempati tempat ini.

Fla menjatuhkan tubuhnya didalam rumah pohon yang beralaskan karpet sederhana. Meletakkan tasnya disana.

Ia berjalan menuju balkon rumah pohon, menikmati semilir angin yang membelai lembut wajahnya. Pandangan Fla jatuh pada gelang hitam yang tergeletak dipinggir dekat balkon rumah pohon itu.

Tangannya bergerak meraih benda itu, membuat ingatannya berputar mundur perihal gelang itu. Dia ingat! Itu adalah gelang yang biasa Bagas kenakan kemanapun.

Mengapa benda itu tergeletak disini? Ah iya! Mungkin lelaki itu tidak sengaja menjatuhkannya tanpa sadar.

Fla tersenyum kecil seraya menggenggam gelang itu. Gadis itu berjalan kearah letak tasnya lalu mendudukkan dirinya disana. Ia masih sibuk memandang gelang itu, hingga akhirnya ia memutuskan untuk memakai gelang itu dilengannya.

Iringan cuaca yang tidak terlalu cerah, ditambah hembusan angin yang dengan nakalnya menggoda. Membuat manik mata Fla diam-diam ingin terpejam. Rasa kantuk menyerang begitu saja tanpa permisi pada gadis itu.

Fla merebahkan dirinya disana, mengambil sweater kesayangannya didalam tas lalu menjadikannya selimut. Tasnya kini sudah berganti kegunaan menjadi bantal empuk untuk kepalanya.

Matanya perlahan mengerjap, memejam dengan lembut lalu akhirnya sempurna tertutup seutuhnya.

Gadis itu tertidur disana.

- o0o -
.
.
.
.
.

Holaaaaaa!!
Aku cambekkkk 🙌😙

Uye, tuan putri tertidur pulas. Akankah sang pangeran datang membangunkan? Atau bangun sendiri? Sendiri aja manja ihh udah gede😆😆

Simak terus yaaa..

Borahae 💜

ALPHA [COMPLETE]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα