"Oh Doker Haruno aku dengar mengambil cuti hari ini?" Ucap Kepala perawat di UGD, Sakura hanya menjawabnya dengan senyuman. 

"Hai Tenten bagai_" Belum selesai Sakura bicara Tenten pergi begitu saja. 

"Ada apa dengannya?" Tanya Sakura pada kepala perawat. 

"Apa lagi kalau bukan cemburu, iri mungkin." Sahut Nami yang juga ada di sana, dia sedang memeriksa perkembangan pasiennya. "Aku kira kau memang istimewa dalam bidangmu." Kini Nami memutar tubuhnya ke samping agar bisa langsung menghadap ke arah Sakura. "Ternyata tidak juga. Aku sudah sedikit curiga sih saat kursi yang sudah lama kosong tiba-tiba diisi oleh orang baru. Padahal banyak orang lama yang berbakat disini, dan juga bertepatan dengan itu rumah Sakit menjadi milik orang lain."

Sakura ingin menyingkir dari sana, dia tidak suka seperti itu, jika Nami tidak suka atas posisinya lebih baik jika mereka berbicara di dalam ruangan, bukan didepan umum seperti itu. 

"Tentu saja pemilik rumah sakit tidak akan memberikan posisi rendahan untuk mantan istrinya." Jantung Sakura seolah meloncat terlepas dari tempatnya. 

"Darimana kau tau?'

"Kenapa kau takut? Takut semua orang tau kalau kau memanfaatkan hubungan internal untuk posisi itu?"

"Aku tidak peduli itu sayangnya, jika kau mau kau bisa mengambilnya. Aku bekerja sebagai dokter bukan pengejar kedudukan."

"Hah, sombong mentang-mentang mantan istri dari pemilik rumah sakit."

"Kalau memang benar kenapa? Dan yang harus kau tau, pemilik lamalah yang mengangkat ku sebagai kepala bangsal anak."

"Hah tidak mungkin."

"Tidak mungkin kenapa? Karena kau yang lebih dekat dengannya dari pada siapapun? Karena kau selingkuhannya?" Ucap Sakura, dia benci dipojokkan. Saat dia telah terpojok dia akan langsung menyerang baik dan memojokan musuhnya lebih parah. 

Di sekitar tempat itu mulai hening, tatapan Nami padanya menjadi sangat tajam, dari tatapan itu seolah Nami memberikan ancaman, setelahnya dia pergi tanpa suara. 

"Tapi Dokter apa benar anda mantan istri Tuan Uchiha?" 

"Ya memang."

"Ah pantas saja, tadi bagian kepegawaian terkejut saat sekretaris tuan Uchiha yang mengurus. Dan ada perawat yang mendapati tuan Uchiha menggendong anak Dokter, dan juga pada saat dokter di ruang Operasi_"

"Cukup tidak perlu menjelaskan lagi apa yang kalian tau. " Sakura mendesah frustasi dia mengambil berkasnya dan memilih meninggalkan ruang itu. 

Sepertinya memang mustahil menyembunyikan rahasia di tempat kerja. Sekarang yang dia bingungkan adalah pertemanannya dengan Tenten yang memburuk. Dia tidak punya teman lagi selain Tenten di rumah sakit itu. Bukan berarti dia akan membiarkan hubungan itu memburuk, andai dia punya teman lain selain Tenten. Tidak dia tidak akan seperti itu. 

Sakura menemui Naruto dan Hinata, untuk menjelaskan kekurangan Boruto setelah operasi. Dan betapa terkejutnya dia kalau Boruto adalah seorang perenang. 

"Dia suka sekali berenang dok dan dia akan mengikuti kejuaraan nasional bulan depan." Ucap Hinata sambil menghapus air mata yang tidak henti-hentinya menetes. 

Bukan hanya untuk bulan depan Boruto tidak bisa mengikuti kejuaraannya, tapi selamanya. Mengingat paru-paru Boruto juga tidak lagi dalam kondisi yang baik, rusuknya yang paling menghalangi di sini. "Sepertinya tidak juga untuk tahun depan." Ucap Sakura, dia merasa bersalah sekali, apa lagi Boruto seperti itu untuk melindungi anaknya. 

Comeback [SasuSaku Fanfiction] CompletedWhere stories live. Discover now