Untung aku sempat mengambil hp sehingga aku bisa memberi tau ali. Aku tak banyak bicara, karna semakin aku bicara rino akan semakin membawaku ke tempat yang lebih jauh dari yang ia rencanakan.

"Sayaang!! Tolongin dooong!!! Rino bawa aku ke tempat yang aku gatau, tadi tiba-tiba dia narik aku trus kunci mobil kamu jatoh di deket mobil. Nanti aku kasih tau ciri-ciri tempatnya. Aku takut" tulisk ku untuk ali lewat whatsapp.

Sepertinya ali tak mendengar notif whatsapp sehingga sampai aku tiba di tempat ia belum juga membalasnya.

Ditempat ali (Author POV)

"Li, prilly mana? Kok lama banget?" Tanya mama ali yang mencari sosok prilly.

"Oiya, kemana ya(?) Bentar aku telfon deh" ali pun mengecek ponselnya dan menemukan satu notofikasi whatsapp. "Prilly" ucapnya saat melihat nama yang tertera disana. Ali membaca pesannya dan matanya membulat.

"Prilly kenapa li?" Tanya mama resi yang bingung melihat ekspresi ali yang seketika berubah.

"Mmm.. rino bawa prilly pergi" ali hendak berlari menuju mobil, mama ully yang mendengar perkataan ali langsung menyusulnya berlari dengan papa rizal.

Ali sudah sampai di depab mobilnya da mencari kunci di tempat yang prilly sebutkan.

"Li, kenapa kok buru-buru banget? Rino bawa prilly kemana?" Tanya mama ully tak kalah panik.

Bukannya ali tak mau menjawab, tapi ali terlalu sibuk mencari kunci dan sibuk dengan pikirannya.

Sepertinya ali masih sedikit trauma dengan kejadian beberapa tahun lalu, prilly disakiti oleh rino tanpa rasa kasihan.

Papa rizal menenangkan mama ully dan menyuruhnya masuk. Papa rizal ikut dengan ali untuk mencari prilly, ali dengan cepat melajukan mobilnya dan menelfon prilly.

"Halo sayang kamu dimana sekarang? Kasih tau aku cepetan" ucap ali tanpa jeda saat prilly sudah mengangkat telfonnya.

"Aku juga gatau dimana, yang pasti tadi kita ngelewatin taman aprill trus ke gudang gitu deh deket sama kampus" jelas prilly perlahan agar rino tak mendengarnya.

Tapi sayang, sepertinya rino mendengar dengan jelas percakapan prilly, langsung saja ia rampas ponsel prilly dan menjatuhkannya ke lantai.

"Aaaaa" teriak prilly agar ali mendengarnya dan tau bahwa prilly dalam bahaya.

Yang tadi harusnya part 133 yaaa hehe:) "Lo gausah takut, gue gak bakal nyakitin lo" ucap rino penuh dengan senyum liciknya. Prilly tak peduli apakah rino akan menyakitinya atau tidak, prilly tetap takut akan sosok rino.

Rino melangkah mendekati prilly, prilly tak mampu bergerak karna tubuhnya di ikat di salah satu tiang. Rino semakin melangkah dan saat badannya hanya berbeda beberapa centi dengan prilly, ia mendekatkan wajahnya.

Disisi lain ali sedang mencari gudang yang prilly maksud, ia sedikit memperlambat laju mobilnya agar tak terlewat. Matanya tak lepas menatap tempat di sekeliling jalan, papa rizal ikut mengamati.

Akhirnya ali memutuskan untuk memarkirkan mobilnya di kampus dan berjalan mencari gudang tersebut dengan pa rizal.

"Li, kayaknya om setiap nganter prilly dulu pernah liat gudang deh di ujung jalan sana" ucap papa rizal memberi tau. Tanpa basa basi ali langsung berlari menuju tempat yang papa rizal maksud, papa rizal ikut berlari dibelakang ali.

Ali dan papa rizal berhenti sejenak karna lelah berlari.

"Masih jauh gak om?" Tanya ali sambil mengatur nafasnya.

"Lumayan li" jawab papa rizal yang tak kalah lelah dari ali. Mereka harus cepat sampai sebelum prilly di apa-apakan oleh rino

Akhirnya setelah berlari ali dan papa rizal sampai di tempat yang papa rizal maksud. Semoga saja itu memang tempat dimana prilly di sembunyikan. "Semoga bener ya li" ucap papa rizal.

Ali mulai memanjat gerbang gudang tersebut dan melihat mobil yang sepertinya dipakai untuk membawa prilly.

Ali sedikit hati-hati agar tak terdengar. Ali mendobrak pintu depan dan masuk mencari prilly.

Ditempat prilly. Prilly berusaha melepaskan ikatan di tangannya agar dapat menghindar dari rino.rino semakin memajukan wajahnya, apa yang akan rino lakukan pada prilly. Wajah rino terhiasi dengan senyum liciknya yang tak mampu prilly baca, semakin dekat semakin dekat, prilly pun berteriak tepat di depan wajah rino.

"Aaaaaaaa" teriakan prilly mampu membuat rino sedikit menjauh.

Muka rino terlihat geram dan tiba-tiba mengeluarkan pisau dari kantongnya.

"Lo gabakal ngerasain sakit. Cuma sekali goresan" prilly membukatkan matanya mendengar perkataan rino. Apakah rino ingin membunuhnya? Kenapa? Prilly tak melakukan kesalahan yang besar.

"Klo lo sayang sama gue lo gamungkin mau bunuh gue" ucap prilly dengan air mata yang mengalir di pipinya. Ia ketakutan, melihat pisau tajam di tangan rino, prilly sangat takut.

Rino kembali memajukan badannya yang sempat menjauh dan mengarahkan ujung pisau ke arah prilly. Rino pun memasang lakban untuk menutupi mulut prilly agar ia tak berteriak.

Rino masih belum sadar kalau ali dan papa rizal sudah memasuki gudangnya.

***

Can You See Me (Aliando-Prilly)Where stories live. Discover now