RAFAEL || 19

123 5 0
                                    

Sudah 5 bulan semenjak kepergian Rafael. Berita mereka berdua juga sudah tersebar di sekolah ini. Dan sekarang, Luna dan teman satu angkatan nya berhasil menjadi murid kelas 12.

Jika dilihat bagaimana perasaan Luna, tentu saja bahagia. Di karenakan dia yang selalu berfikir positif dan sang Bunda yang selalu memberinya saran saat sedang gelisah atau khawatir.

Oh ya, soal Luna sang ketua Gangster, Bunda dan Kakak nya juga sudah tau. Awalnya mereka marah, tapi kemudian semua kembali menjadi normal.

Sasha?
Ah! Dia masih tinggal bersama keluarga Luna. Hidupnya juga baik. Dia sangat penurut. Pantas saja Rafael tidak pernah memarahinya. Paling-paling kalau tugas sekolah saja.

Luna juga sudah menepati janjinya, begitupun dengan Rafael. Janji untuk saling mengirim pesan dan membalas pesan. Janji untuk membacanya pada pukul 10 malam.

Seperti sekarang ini...

28 Agustus, Lombok

3 tahun setelah kami pindah. Setelah aku berpisah dengan dirimu.

Di sini terlalu indah untuk ku pandangi sendiri. Memang indah sih, tapi tidak istimewa. Kalau ada Luna, pemandangan di sini pasti kalah oleh senyum manisnya itu. Apalagi dia memiliki lesung di pipinya.

Oh ya, aku tidak menulis banyak dalam buku ini, karena sejujurnya, aku tidak begitu pandai dalam membuat sebuah kalimat. Kalimat yang pada akhirnya menjadi sebuah cerita.

Kalau ditanya banyak jajanan atau tidak, hmm... bingung juga aku harus menjawab apa? Tapi, kata Ibu standar saja.

Oh ya, Es Krim disini jarang sekali. Kalau sedang rindu Luna, aku jadi ingin makan Es Krim. Tapi.... keberadaan nya langka.

Jadi, rindu nya aku ganti dengan cara melihat Sunset di pantai. Deru ombaknya seperti suara mu. Warna jingga dari matahari nya adalah sosok mu. Dan pasir pantai ini adalah, sebuah kursi yang di khususkan untuk kita berdua.

Bagaimana?
Keren tidak?

Next !

"Baru lembar pertama, tapi sudah begini. Bagaimana selanjutnya ya?"

Luna membuka lembar selanjutnya. Sambil membayangkan bagaimana keadaan dia di sana.

10 September, Lombok

Belakangan ini aku sering bermimpi. Bermimpi bahwa kita di pertemukan kembali. Tapi, tempat itu buram saat aku melihatnya. Hanya wajah mu saja yang begitu jelas. Dan... Pakaian mu yang seolah menunjukkan seorang pelajar.

Ah! Semoga saja!

Akhir-akhir ini aku juga sangat sibuk. Lumayan sibuk sih. Soalnya, ada perempuan cantik dan imut, yang sedang tidur di sebelah ku.

Dia adikku. Namanya Sasha.

Kalau Luna disini, pasti dia langsung lebay dan alay saay melihat Sasha. Habis, dia sangat menyukai yang namanya anak kecil. Apalagi masih bayi.

Huh! Dasar Luna!

Oh ya, Kau jangan khawatir soal pendidikan ku. Aku masih melanjutkan nya, yah...walau berbeda tempat sih.

Sudah dulu ya, ada panggilan ibu negara.

Next!

16 Januari, Jakarta

Momen bahagia nya sudah ku ceritakan. Boleh tidak ya, jika aku menceritakan bagian sedihnya?

Tapi, kalau feel nya tidak terasa, maaf ya. Aku tidak begitu pandai dalam bercerita.

Rafael [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang