RAFAEL || 09

111 7 0
                                    

Revisi

*begitu*

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*begitu*

Luna melepas pelukannya lalu kepalanya mendongak ke arah wajah Rafael. Tingginya yang hanya sebahu Rafael, membuat kepalanya sedikit pegal. Rafael melihat wajah Luna yang agak pucat, apa mungkin efek dari kejadian tadi? Dan Luna mencoba untuk berbicara.

"Mau minum..." Pinta Luna seperti anak kecil.

Rafael mengangguk dengan wajah datarnya, lalu segera pergi menuju kantin seperti yang Luna minta.

Selama kepergian Rafael, Luna membasuh wajahnya yang kusut. Ia sebisa mungkin menghilangkan mata sembabnya itu. Lalu tangannya beralih untuk merapikan pakaian juga rambutnya yang sedikit berantakan.

Setelah selesai merapikan diri kemudian Luna berjalan keluar toilet dan duduk di salah satu deretan bangku.

Luna melamun, memikirkan kejadian tadi. Bagaimana bisa ada orang yang tega mengurungnya di dalam toilet sendirian. Memangnya dia salah apa sampai harus di perlakukan seperti itu?

Gue salah apa??
Gue punya masalah sama siapa??

Batin Luna yang masih melamun.

Tiba-tiba, Luna merasakan pipi kanannya yang begitu dingin. Lalu menoleh ke arah pelaku. Dia melihat Rafael yang sedang menempalkan minuman dingin ke pipi Luna.

"Dingin tau gak!!" Kata Luna mengusap pipinya yang sedikit basah.

Rafael memberikan minuman pesanan Luna. Setelah Luna menerimanya, Rafael beranjak pergi begitu saja.

Luna mengejar, dan menyamai langkahnya. Rafael hanya melirik sekilas, dan tiba-tiba minuman tadi tepat berada di wajahnya.

"Tolong bukain, gue gak kuat." Pintanya.

"Sebenernya sih mager" gumamnya namun masih bisa terdengar oleh Rafa

Rafael tersenyum kecil kemudian mengambil alih minuman itu, dan ia segera menjalankan keinginan Luna.

"Makasih..!" Kata Luna penuh kegirangan. Dan Rafael melihat lesung pipi Luna yang tercetak di kedua pipinya.

Akibat sibuk meneguk minuman, Luna tak sadar jika Rafael sedang memperhatikannya.
.

.

.
Setelah memberikan penjelasan, Luna dipersilahkan duduk dan masih bisa mengikuti pelajaran Bu Linda.

Emang kudu jelas!! Batin Luna dengan langkah kaki menuju kediamannya.

Jadi...

Bu Linda itu orangnya butuh penjelasan. Penjelasan yang pasti, dan jujur dari hati. Baru deh dia mau percaya.

Ea.. Ea...

Meli dan Dina tak menyadari akan kehadiran Luna. Ini karena Bu Linda memberikan tugas yang harus dikumpulkan hari ini juga. Membuat murid di kelas ini harus terfokus pada buku tebal dihadapannya.

Rafael [SELESAI]Where stories live. Discover now