"Ogah ah, gue juga takut njir" tolaknya, tiba-tiba di sambung oleh segerombolan anak cowo siapa lagi kalo bukan trio kampret Bobi, Adit, dan Ican. " kenapa nih, ada apa?" tanya Adit

"nah pas ada mereka bertiga, temenin Billa dong ke ruang dosen" suruh Tia, " lah kenapa malah mereka yang lo suruh"

"Dosen siapa dulu nih?" tanya Bobi, " Bu Nana"

"Ogah, takut gue", Bu nana memang tak hanya terkenal di fakultas keguruan saja, tapi seluruh kampus.

"gue juga takut bil" seru Adit ikut-ikutan Bobi

"lo semua pada cemen sama itu dosen, masa takut. sama-sama makan nasi" ejek Tia. "bukan gitu, gue pernah ada masalah sama beliau sampai nilai gue C" sangah Bobi

"cemen lo mah" seru Tia, langsung ku balas, " lo juga sama aja dodol, gue ajakin gamau dasar"

"Huh lo juga sama aja sama mereka" kini Ican yang bersuara

"Sory -sory aja ya Bil, masalahnya gue mau ngedate sama Ka Zo. Doi udah nungguin di parkiran" cetusnya. Ka Zo adalah pacar kesayangan Tia, mereka bertemu saat ospek, pada saat itu Kak Zo salah satu anggota Bem yang ikut mendidik kami saat ospek.

"Udah sama gue aja Bil, mereka semua mah cupu" kekeh Ican, di balas toyoran oleh Bobi "sialan lo"

"Aaa seneng deh gue, emang Ican yang terbaik" seruku langsung memeluk Ican, sudah kebiasaan kalau sedang senang aku langsung memeluk orang tanpa lihat jenis kelamin.

Dan aku tersadar, Ican di pelukku langsung kaku, "Ehh sory can, refleks gue seneng ada temen hehe"

"MODUS LO BIL, gue juga mau dong di peluk" pungkas Adit diiringin kekehan.

"Jangan mau di peluk Adit, keteknya bau Bil. mending sama gue aja sini" kata Bobi sambil merentangkan tangannya.

Tak menghiraukan mereka berdua, aku langsung manarik Ican menuju ruang dosen.

"Eh dodol, ga usah tarik-tarik gue bukan kambing njir" keluh ican, "bodoamat gue udah di tungguin itu dosen dodol"

sampai depan pintu dosen aku tiba-tiba berhenti. " kenapa berhenti" tanya Ican

"gue takut Can" cicitku takut.

" ga akan, lo biasa aja makannya. yuk gue temenin masuk"

Kami berdua masuk," Assalamualaiku bu, saya Nabila izin mengadap ibu" sapaku

"waalaikumsaallam silahkan duduk"

Untungnya Bu Nana ga mempermasalahkan kehadiran ican

Setelah urusan Menghadap Bu Nana selesai, Ican mengajakku ke kantin untuk makan siang.

"mau pesen apa Bil"

" gue mau baso Can"

" oke tunggu ya"

Siang-siang begini aku ingin sekali memakan baso dengan kuah pedas dan es teh manis. mantep ga tuh

Kami berbincang banyak, entah sejak kapan aku dan Ican akrab, diantara kami berenam Ican adalah sosok yang lumayan pendiam.

"silahkan mas mba" ucap pelayan kantin tersebut, mataku langsung berbinar melihat sambal dan langsung saja aku menuangkan sambal ke dalam kuah baso ku.

"ASTAGA, LO MABOK BIL" seru Ican dengan nada satu oktaf lebih tinggi, yang membuatku kaget,

"Bangsul lo ngagetin gue, iya emang kenapa?"

"lo punya magh nanti kambuh, tuker sini punya gue"

Sebentar ko Ican bisa tahu aku punya penyakit magh?. mungkin tau dari Diva kali ya.

"engga ah, gue mau pedes can"

Dengan terpaksa Ican menukarkan mangkok baso miliknya dengan milikku

"Udah diem, cepet makan" katanya tak bisa di bantah, Ican kalo marah atau khawatir serem juga ya ternyata.

Aku hanya bisa cemberut. "Gausah manyun udah jelek nanti nambah jelek lo, cepet abisin keburu dingin basonya" Cetusnya di iringi kekehan.

"Nyebelin lo Can"

--

Ternyata menunggu itu cape juga ya gais. Setengah jam aku menunggu Ka yogi sesuai janji semalam, tapi dia tak kunjung datang.

aku telpon aja kali ya, tapi takut ganggu. Kalo ga di telpon males aku nunggu lama.

Dilema lah aku.

Ka dimana? Gue udah di tempat. Masih lama?

Read

Ka yogi
Bentar Bil, dosen nya baru keluar.

Aku memutuskan untuk membeli cemilan dan air mineral di warung, ga enak masa nunggu orang ga beli apa-apa hehew.

Tak lama kemudian Ka Yogi datang.

"Sory buat lo nunggu lama Bil" ucapnya baru saja turun dari mobil. "Sumpah ya itu dosen kalo ngajar ga tau waktu, udah mah sepahamnya dia lagi kalo ngejelasin" Omel nya.

"Gapapa ka santai aja, oiya nih binder nya", Aku langsung memberikan binder nya.

"Oke Thanks ya Bil, maaf ngerepotin. Lo udah makan belum?" Tanyanya, jeda sedikit dia kembali bersuara " Temenin gue makan yuk"

"Gue udah makan ka, tadi di kantin"

"Yah padahal gue mau ngajakin lo makan"

"Hehew sory ya ka, lo nya ga bilang si"

"Yaudh gue anterin pulang aja gimana" Tawarnya

"Gue bawa motor ka, kalo lo mau makan yuk gue temenin"

"Serius? Lo free kan hari ini?"

"Free ko tenang aja, nanti kalo udah selesai lo anterin gue ke kampus lagi ya" negoku, yakali motor matic ku di tinggal di kampus, bisa-bisa kena omel mamah.

"Iya tenang"

INSECUREWhere stories live. Discover now