"Apa sih bang biasa aja",
"yakinn biasa aja, tadi kenapa jingkrak-jingrak kaya orang kesetanan gitu" godanya. Pipiku langsung merah karna ketahuan, tak meladeninya aku langsung pergi ke kamar.
--
"Bil nanti lo bagian dokumentasi acara ya" suruh perempuan tersebut,
"Siap ka, koordinatornya siapa ka?" tanyaku, aku dipilih perwakilan HIMA dalam acara Bem fakultas. Bem akan mengadakan acara penggalangan dana korban bencana alam, dan aku di tempatkan dibagian dokumentasi. Tugasnya memang simple hanya mendokumentasikan saat acara, tapi aku tak tahu cara mengambil gambar nanti saat acara seperti apa, karna di HIMA aku di divisi pengabdian masyarat.
"Oh itu, koor lo si Ican anak akuntansi" jawabnya, yang membuatku terkejut aku juga mempunyai teman yang bernama Ican di prodi Akuntansi,
"Semester berapa ka?"
"seangkatan sama lo" jelasnya,
Semuanya sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing, aku hanya terdiam sambil memegang sebuah kamera yang aku tak tahu bagaimana cara mengoprasikannya. Sedikit informasi, di kepanitiaan ini aku tak mampunyai kenalan sama sekali, karna setiap Hima mengirimkan perwakilan satu orang. Hanya ka Alya yang tadi berbicara denganku yang aku kenal.
"Woi bengong aja lo" sapa lelaki tersebut, "Icann, ngapain lo disini" tanyaku heran
"Gue koor lo dodol" katanya, aku melebarkan mata tak percaya ternyata benar ini Ican temanku.
"Alhamdulillahh, gue punya temen"
Ican terkekeh " kasian banget si lo neng"
Acara tersebut akan dilaksanakan lusa, serba mendadak memang seperti tahu bulat. Aku mencoba belajar tentang teknik dokumentasi pada Ican, tak ku sangka bakat terpendam Ican memang dibidang multimedia.
--
Hari ini, adalah hari yang melelahkan bagiku. Setelah selesai rapat kepanitiaan, jam 7 malam aku baru bisa sampai rumah dengan selamat. Bayanganku seketika kembali saat kemarin malam.
Suara nada dering handphone ku berbunyi.
Siapa ini? Ko gaada namanya si?
"Halo"
"ini benar Nabila bukan?" Tanyanya, suaranya tak asing
"iya, ini siapa?"
"Ini Yogi Billa, ada barang ketinggalan di rumah lo. Bisa tolong cariin ya", astaga bisa-bisanya ka Yogi nelponku, jantungku seketika berdetak tak beraturan.
"Oh ka Yogi, barang apa ka?" ucapku mencoba menstabilkan keterkejutan
"Ada buku binder gue, yang isinya lirik lagu"
Aku langsung mencari nya di ruang tamu.
"Nah akhirnya ketemu juga"
"Wah serius, rawatin dulu ya. Nanti besok gue ambil ke kampus lo"
"iya ka siap" Balasku dengan senyum manis
Ga nyangka banget dia ko bisa tau nomer aku ya, segitu pentingnya kah itu buku?
Ka yogi
Sory bil, gue minta nomer lo dari Erul. Katanya dia kenal temen lo si Diva
Wah Diva pembawa keberuntungan emang. Besok gue tlaktir lo div
Oiya ka, gapapa heheh
Aduh ko aku kaku banget ya? , plis Bil jangan kaku jangan kaku nanti dia ilfil.
Ka yogi
Lo belum tidur? Tidur sono
Aduh ini demi apa dia ko perhatian ya, jangan baper bil jangan baper.
Belum ngantuk ka
Ka Yogi
Oalah, besok lo selesai kuliah jam berapa?
Aku langsung mengecek grup whattapp ku.
Jam 1 ka(:
Ka yogi
Yah ga barengan dong, gue selesai jam 3. Lo nanti bisa tunggu di cafe sebelah ga?
Kenapa harus di cafe si yaallah): nanti sampe situ aku pesen apa, ga berani sendiri.
Jangan ketemuan di cafe dong ka, di warung sebelah kampus gue aja gimana?
Bodoamat dia ilfil juga, yang penting aku terselamatkan dari kegabutan nunggu di cafe mewah nguras kantong cuy):
Ka yogi
Oh yaudh di situ aja
Bales lagi ga ya, bales ga ya. Udah ah bodoamat read aja.
Setelah percakapan singkatkami tadi, aku memutuskan untuk tidur. Semoga saja dalam tidurku bisa mimpi indah
YOU ARE READING
INSECURE
Teen Fiction"Dia itu terlalu perfect buat lo, jadi jangan berharap ketinggian lo bukan level dia" langsung baca aja yuk! Copy by kelabukata2020
PART 4
Start from the beginning
