Akhirnya aku menscrol ke bawah kebanyakan foto yang di upload tentang music dan band nya.

"Kemaren gimana, dianteri sama cogan" tanya Diva, sepontan mataku melotot terkejut dan langsung kembali normal agar Tia tidak curiga. "ya ga gimana-gimana" balasku seadanya

"Asik ga orangnya?"

"Asik si, cuman gue yang canggung. Sumpah kemaren gue lebih baik ngobrol sama mulut pedes lo dari pada sama dia"

"Monkey ragunan lo" Kesalnya, karna aku menyebut Diva bermulut pedas. Memang kenyataan si, dia kalo ga suka sama orang akan langsung mengeluarkan mulut pedasnya.

Kami akhirnya beranjak menuju kantin mengisi hewan peliharaan nya Diva dan Tia, cacing perut.

"siapa nih yang mau pesen" Tia membuka suara, "Gak tau" ucap aku dan Diva

'ck' decakan Tia

"Yaudh biar adil gambreng aja yu" Usulku "hompimpa alayahum gambreng", memang terlihat konyol, tapi ini sangat seru dari pada main tunjuk-tujukan.

"Nah lo Div yang pesen" cetus Tia,

Diva bersuara untuk membela diri, "lahh ko gue si, kan gue menang"

"Justru yang menang yang mesen, iya gak Bil" sambung Tia di iringi kekehan

Aku hanya menganggukan kepala, males kalo mereka sudah ribut ga bakal selesai satu jam.

"Kata si Diva lo kemaren di anterin cogan Bil" tanya Tia, mampuskan di Tia udah tau, diva ember benget si batinku. Aku diam membeku.

"Kating kampus sebelah ? anak band ? siapa si Bil?" tanya Tia berturut-turut seperti agen wawancara, "Buset rada kalem dong bu nanyanya, serem kaya lagi di wawancara gue" ungkapku.

"Penasaran anjir, jangan bilang lo dianterin Yogi?" tebak Tia, belum sempatku menjawab Diva akhirnya menyelamatkanku dengan 3 piring pesanan.

--

"Lo Mau balik ga? " tanya diva

"Gue ke perpus dulu div, lo duluan aja". Stok novel ku sudah habis, karna sedang tidak ada budget buat beli novel baru jadi aku memutuskan memanfaatkan fasilitas kampus yaitu perpustakaan heheh

"Gue duluan ya"


Sepenggal Diva tadi, aku langsung menuju perpus yang berada di lantai tiga, kebayang banget kan itu cape nya gimana naik tangga. Pantas saja perpustakaan jarang di kunjungi mahasiswa karna sudah males duluan untuk menaiki tangganya.

"Nah akhirnya dapet juga" ucap kami bersamaan

"ehh ka Billa, kakak mau ambil novelnya? Silahkan ka?" ucap perempuan tersebut yang aku tak tahu namanya, tapi kenapa dia tahu namaku ya aneh

"ehh engga sok lo aja gapapa, gue nyari yang lain aja"

" serius ka? Makasih ya"

"btw ko lo tau nama gue?

"wahh kakak ga inget ? gue ini junior lo pas SMA" katanya dengan senyum di bibirnya

'lah kan junior gue di SMA banyak bukan lo doang dodol' yang ku gumamkan dalam hati

"Siapa ya, sorry gue ga kenal junior satu-satu" aku coba berbicara agar tak secanggung tadi

"gue Sonya ka" ujarnya memperkenalkan diri

" lo Sonya yang anak PMR itu bukan? Ngejabat jadi pejabat teras? "

"nahh itu gue ka, nah lo inget juga heheh" kekehanya

Teryata dia Sonya anak PMR yang menjabat sebagai Bendahara pas ektrakulikuler Pmr dulu, ia aku dulu di SMA lumayan aktif mengikuti organisasi salah satunya eskul PMR. Karna dulu aku sangat ingin sekali memasuki dunia kesehatan, tapi takdir berkata lain aku tak masuk SBMPTN di kampus yang aku mau dengan jurusan kesehatan.

INSECUREWhere stories live. Discover now