"woi biasa aja dong ngeliatnya, td bete sekarang melotot awas matanya copot bu" sindir diva sambil terkekeh
"anjir lo mah ga ngomong dari tadi, oke fiks gue suka sama dia. Gue bakal dapetin dia" jawabku mantap
"halu aja lo mah, gantengan juga yang gitarisnya" puji diva lagi sambil senyum-senyum seperti orang gila.
Aku langsung saja mengeluarkan hp cantikku untuk mengabadikan momen ini, momen yg sangat langka dan untung nya memori ku masih kosong jadi kesempatan menfoto dia hahaha
" Div itu nama vokalisnya siapa" tanya ku penasaran
"namanya Yogi, coba lo cari aja di instagram Yogiprtm_" jawabnya
"Wahh lo ko tau banyak si"
" tau lah, makannya hidup tuh jangan cuek-cuek aja banyak cogan ko di anggurin " sindirnya, Aku Membalasnya Dengan Sebuah Jitakan Pelan. "Sialan Lo Bil" Ucapnya
Mereka hanya membawakan 3 lagu dan menurutku itu sangat-sangat sebentar, iya sebentar memandangi si vokalis tampan dengan suara merdu nyaa hahhaa
"Div gue kebelet pipis nih, toilet dimana ya ? Anterin yu" pinta ku sudah di ujung tanduk ingin buang air kecil karna keasikan mandangin si vokalis jadi tidak sadar kebelet pipis heheh
"pipis aja kudu di anter lo mah, yaudah ayo cepetan lah" Balas Billa sambil memutarkan bola mata malasnya
"yakann gue gatau daerah sini takut nyasar " ucapku sebagai alasan. kami pun menuju toilet saking buru-burunya aku tak sadar menabrak lebih tepatnya tabrakan seseorang karna kami berdua sama-sama terburu-buru.
brukkkkk
"lo gapapa?" tanya lelaki tersebut dengan suara bass nya
Dan berakhir lutut tercintaku jatuh mengenai tanah, kalian jangan mengira tanah itu rata. salah besar, lututku jatuh pada tanah yang banyak krikilnya.
"aww" jeritku sakit, jangan tanya dimana letaknya Diva, ia sibuk dengan hp nya dan tak menyadari aku terjatuh disebelahnya.
"Bill lo ngapain berlutut di krikil ? " tanyanya dengan polos
"ehh sorry ya gue ga sengaja sumpah, sini gue bantu" ucap orang itu membantu ku berdiri, kakiku memang lebay saking sakitnya aku terjatuh lagi.
"astaga Billa, ehh tolong gendongin dong" pinta diva pada orang itu
Badanku tiba-tiba mengapung di udara seperti film aladin yang menaiki karpet terbangnya, padahal orang tersebut mengangkatku dan seketika jantungku lari marathon tak jelas.
Aku mulai tersadar orang tersebut adalah Yogi Pratama, vokalis band yang aku kagumi beberapa menit tadi, astaga aku sangat senang sekaligus gugup, kapan lagi di angkat cogan wkwk
"coba sini gue liat lukanya" pinta Yogi, kami sudah di teras masjid karna letak masjid yang lebih dekat.
Aku segera menyingsingkan celana jeans ku, "kita ke klinik aja ya Bill, biar di obatin. Ngeri gue banyak darahnya gitu" saran Diva.
"iya ke klinik aja nanti gue yang tanggung jawab" Ujar ka Yogi kembali meyakinkan
"gue gapapa, besok juga pasti bakal sembuh ko" tolakku, karna menurutku lebay sekali harus ke klinik segala.
"lo kesini sama siapa? Naik apa?" tanyanya
"Sama gue, naik motor. Kenapa emang" jawab Diva dengan nada tak bisa diajak santai.
"Dia ga mungkin pulang pake motor kakinya masih sakit, gue anter pulang aja gimana. Gue bawa mobil tenang aja ga bakal gue apa-apain" Yogi mengusulkan, terlihat dari raut wajah nya ia merasa sangat bersalah padaku, padahal aku tidak apa-apa cuman lutut ku dua-duanya lecet dan sedikit berdarah yang menbuatku perih untuk sekedar berjalan saja
"Iya Bill lo sama dia aja gue gapapa", akhirnya Diva menyetujuinya, namun ia tak sadar akan tatap sinyal dariku untuk menolak pulang bersamanya.
"Emang ga ngerepotin ka, gue sama diva aja deh gapapa di bawa naek motor juga sembuh ko" tolakku secara halus, aku masih tidak bisa membayangkan semobil sama orang yang baru kenal gimana canggung nya.
Tanpa aba-aba badanku mengapung kembali di udara sepontan aku melingkarkan tangan di pundaknya agar tidak jatuh, yang mengangkatku kembali lagi-lagi Yogi.
Sepanjang perjalanan banyak sekali pasang mata yang melihat ke arah kami, aku malu sangat malu. Dengan menyembunyikan wajah di dada bidang nya sedikit menutupi wajah malu ku.
" wah bro lo bawa siapa, gila maen gercep aja lo" ucap orang tersebut yang aku ketahui adalah teman Yogi karna aku tak melihat jelas mukanya sibuk menyandarkan di dada bidang nyamannya hehe
"gue duluan ya, bilangin ke yang lain gue pamit" jelasnya.
Di perjalanan sudah ku duga dari awal memang akan canggung seperti ini tak ada pembicaraan kami sibuk dengan fikiran masing-masing.
"Gue Yogi, lo siapa" akhirnya ia memulai pembicaraan. Udah tau kali nama lo yogi, orang tadi gue liat lo di panggung. Batinku berteriak.
"Gue Nabila, panggil aja Bila" ia namaku Nabila Hasyila.
"lo dari kampus sebelah ya? prodi apa?" tanya nya
Sumpah ini rasanya cangung sekali, aku lebih baik mengobrol dengan mulut blak-blakan diva dan mulut pedasnya tia dari pada dengannya.
"iya ka, prodi pendidikan bahasa Indonesia"
"oh, sekali lagu gue minta maaf ya. gue ga sengaja soalnya lagi buru-buru"
"iya ka sans aja" balasku dengan senyum pepsodent
"rumah lo di daerah mana?" tanya nya kembali
Aku menjelaskan komplek rumah dengan detail. kami mulai mengobrol sepanjang jalan yang menuntas kan rantai percanggungan. dia itu orangnya memang asik tapi aku masih kurang nyaman karna jantung ku tak berhenti maratho ketika berada di dekatnya.
"makasih ya ka, mampir dulu yuk" ajak ku
"Iya sama-sama, lain kali ya udah sore. gue balik"
"hati-hati"
mobil dia pun kembali dan tak terlihat lagi di pandanganku
"yaallah semalem Bila mimpi apa ini, ko senengnya ga luntur-luntur ya" gumamku masih tak menyangka bisa mengobrol dengan idola yang aku kagumi.
Saat aku membuka pintu rumah aku di kejutkan oleh makluk yang menyebalkan tapi sayang keluarga, siapa lagi kalau bukan abangku "ciee yang di anterin pacar pulangnya"
"Teman bang teman bukan pacar masih kecil ga boleh pacaran" sanggah ku dengan mimik wajah kesal
"Wahh masa si, ko mesra banget sampe di bilang hati-hati gitu" ejeknya
Aku memutarkan bola mata, "lah emang ga boleh ngomong hati-hati, bebas dong"
"Pahh Bilaa udah punya pacar nih, kuliahnya ga bener pacaran terus" teriak abangku, emang super nyebelin bikin darah naik aja. aku tak menghiraukan ucapan abangku, langsung mencari kotak p3k untuk mengobati bekas luka ku
"ehh dek kaki lo kenapa ko pincang gitu jalannya", tanyanya baru menyadari luka yang ada dikakiku.
"jatuh pas liat konser" balasku jutek, karna terlanjur kesal.
"Badan kecil sosoan ikutan kaya gitu, jatuh kan" ucap Bang Eza di iringi dengan kekehan, ia Abangku bernama Eza.
"ehh itu lutut kamu kenapa berdarah gitu dek" tanya mamah
"jatuh mah liat konser hahah"jawab bang eza
"kamu ini bang malah diketawain, kasian sana obatin adikmu" suruh mamah
Tanpa menghentikan tawanya abang mengobati luka ku, memang abang laknat ya gini adiknya sedang menderita malah di ketawain
"awwww, abang pelan-pelan sakit" keluhku kesakitan,
"ini pak dokter kece sudah sangat pelan adikku sayang"
"Prett kece dari mana, yang ada nyebelin iya"
"Dahh siapp, silahkan bu biaya administrasinya ke mamah saya" ucapnya dibuat-buat seperti sedang mengobati pasien nya di rumah sakit
"Dasar dokter pelit, sama adik sendiri aja harus bayar"
"Rasain tuh bang di bilang pelit sama adik sendiri" sambung mamah diiringi kekehan
ŞİMDİ OKUDUĞUN
INSECURE
Genç Kurgu"Dia itu terlalu perfect buat lo, jadi jangan berharap ketinggian lo bukan level dia" langsung baca aja yuk! Copy by kelabukata2020
PART 1
En başından başla
