47 | Seeking for the Truth

1.2K 64 2
                                    

​"Boleh aku meminjamnya sebentar?" tanya Andrew dengan sangat sopan yang mana Devian bisa tahu kalau Andrew sebenarnya memaksa.

Devian menghela napasnya kecil. "Kalau kau sudah selesai, tolong kembalikan dia lagi padaku. Bisa, kan?"

Andrew tersenyum sinis. "Tentu saja," katanya.

Devian mengelus pipi kanan Yocelyn dengan sangat lembut dan tersenyum manis padanya sebelum ia meninggalkan Yocelyn dengan Andrew. Sementara Yocelyn hanya terdiam sambil menatap kepergian Devian yang menuju keramaian.

"Kuharap kau tidak merasa terganggu karena kehadiranku," ucap Andrew sambil mengulurkan tangannya berharap Yocelyn menerima uluran tangannya.

"Tergantung," jawab Yocelyn sambil mengendikkan bahunya sedikit malas dan menerima uluran tangan Andrew.

"Kau tidak mengira aku kesini karena aku mengikutimu, kan?" ucap Andrew tak percaya.

"Kalau bukan itu, lalu apa?" ucap Yocelyn seraya mengikuti dansa kecil bersama Andrew.

"Well, memang ada alasan itu. Tapi, aku bisa datang ke acara ini karena aku juga diundang. Kau tahu sendiri, kan, kalau yang tidak punya undangan tidak bisa datang kesini," timpal Andrew.

Benar juga, pikir Yocelyn diam-diam.

"Aaron mengundangku karena tadinya dia tahu kalau aku dan Devian berteman dekat," ucap Andrew sambil terkekeh kecil.

"Aku tidak tanya," balas Yocelyn sedikit sinis. Sementara Andrew malah terkekek.

"Kau sangat cantik bahkan saat sinis sekali pun," ucap Andrew menggombal yang hanya dibalas Yocelyn dengan memutar kedua bola matanya malas.

"O iya, bagaimana dengan Luke? Aku tahu kalau dia juga punya hubungan kerabat dengan kalian. Tapi, kenapa dia tidak datang?" tanya Andrew penasaran.

"Dia sudah diundang, tapi dia tidak bisa datang sekarang karena ada kesibukan di rumah sakit," timpal Yocelyn. Andrew hanya mengangguk kecil sambil ber-o ria.

"Jadi, kau tidak bisa menerimaku karena di hatimu sudah ada Devian, ya? Laki-laki yang membuat kondisi hatimu pasang surut?" tanya Andrew mengingat-ingat dulu Yocelyn sering merasa sedih.

"Kenapa bertanya?" balas Yocelyn.

"Sudah sampai mana hubungan kalian?" Andrew membalas dengan pertanyaan.

Hubungan? Entah kenapa Yocelyn jadi bingung menjawabnya. Apa dia sedang menjalani hubungan bersama Devian? Entah kenapa tiba-tiba semuanya masih terasa abu-abu.

Tiba-tiba saja Andrew tertawa, membuat lamunan Yocelyn buyar. "Ah, aku tahu jawabannya," ucap Andrew di sela tawanya. "Kau masih bingung, ya?"

"Apa maksudmu?" Yocelyn bertanya dengan dahi yang berkerut.

"Aku tahu. Sebenarnya, kau masih bingung, kan, padahal kau sudah mendapatkan apa yang sudah lama kau mau. Sudah lama kau menginginkan Devian menyadari perasaanmu. Tapi, apa kau yakin kau sudah mengambil hatinya? Bagaimana kalau nantinya pada akhirnya dia sama saja dengan bajingan di luar sana yang hanya mencampakkan perempuan? Kau tahu sendiri, kan, kalau pekerjaan Devian pasti dikelilingi banyak perempuan. Kau yakin kalau Devian hanya memandangmu sebagai perempuan satu-satunya di matanya? Bagaimana kalu nanti—"

PLAKKK!

Entah Yocelyn sadar atau tidak saat menampar Andrew barusan. Tapi, yang jelas ia ingin membungkam mulut Andrew yang berani-beraninya menyamakan Devian dengan bajingan-bajingan di luar sana. Bahkan, beberapa orang di sekitar mereka sampai heboh saat mendengar suara tamparan yang cukup keras.

First Love - Bachelor Love Story #2Donde viven las historias. Descúbrelo ahora