25 | Spending Time Together

1.2K 60 0
                                    

Yocelyn kembali memandangi perlengkapan yang akan ia bawa hari ini. "Sudah siap," gumamnya sambil manggut-manggut. Setelah itu ia membawa keluar kamar tas besar yang berisi perlengkapannya.

Ting tong. "Itu pasti Devian," gumamnya bersemangat. Ia pun berlari kecil kearah pintu apartemennya dan membukanya.

"Andrew?" tanya Yocelyn yang tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat ternyata Andrew yang datang, bukan Devian.

"Kenapa kau sangat terkejut? Apa kau sedang menunggu seseorang?" tanya Andrew.

Ya, aku sedang menunggu dia. "Tidak, aku... aku hanya terkejut kau datang pagi sekali," ucap Yocelyn setengah berbohong.

"Biasakanlah dengan itu mulai sekarang, Yocelyn. Mulai sekarang aku akan mengunjungimu," kata Andrew.

"Kau tidak serius, kan?" tanya Yocelyn memastikan dan dirinya yang lain juga merasa sedikit takut kalau Andrew memang benar-benar akan sering datang mengunjunginya.

"Tentu saja serius, Yocelyn. Sudah, ayo!" seru Andrew tiba-tiba.

"Kemana?" tanya Yocelyn bingung.

"Kau hari ini kerja, bukan?" Andrew balas bertanya.

"Mmm... sebenarnya hari ini aku harus ke New York karena temanku mengadakan pesta pertunangan disana," tutur Yocelyn.

"Ah, benarkah?" ucap Andrew sedikit kecewa.

"Maafkan aku, Andrew," ucap Yocelyn sedikit menyesal.

"Tidak apa-apa. Lagipula seharusnya aku menghubungimu dulu," ujar Andrew mencoba untuk bersikap biasa. "Ya sudah, have a safe flight," ucap Andrew lagi yang kemudian melambaikan tangannya dan berjalan meninggalkan area apartemen Yocelyn. Sementara Yocelyn kembali masuk dan menunggu Devian sambil menyiapkan minuman hangat.

Ting tong. Belum lama Yocelyn membuat minumannya, bel pintu berbunyi. Tapi kali ini ia tak ingin berharap kalau itu Devian. Ia takut kalau harapannya tidak sesuai dengan kehendaknya. Walaupun sebenarnya ia memang tak bisa menyingkirkan prasangka itu saat ia membuka pintunya.

"Hai, maaf aku terlambat," kata pria di depan Yocelyn yang tak lain adalah Devian. Kenapa jika diharapkan tidak muncul namun jika tidak diharapkan justru muncul?

"Oh, hai. Tidak apa-apa. Aku tidak menunggu lama," ucap Yocelyn yang menyembunyikan kesenangannya.

"Bisa kita langsung berangkat? Aku takut kita akan ketinggalan pesawat," ucap Devian. "Apa kau sudah siap?" tanyanya.

"Hanya tinggal memasukkan ponsel dan mengambil tas, setelah itu beres," timpal Yocelyn.

"Oke, aku akan menunggu di mobil," ujar Devian.

"Baiklah. 10 menit dan aku akan sudah di depan mobilmu," balas Yocelyn. Sementara itu Devian pun kemudian berjalan menuju parkiran mobil di basement dan Yocelyn bersiap-siap dengan gerakan yang cepat, takut ia akan membuat Devian menunggunya dan juga terlalu senang karena ia akan bepergian dengan Devian.

***

Setelah sekitar 7 jam Devian dan Yocelyn duduk di pesawat, sampailah mereka di bandara JFK. Mereka berjalan berdampingan membawa koper mereka masing-masing dengan kacamata hitam elegan yang menggantung indah di hidung mereka.

"Yocelyn! Devian!" pekik suara wanita yang sudah sangat dikenal oleh Yocelyn dan Devian. Dia adalah Lily. Ia melambaikan tangannya dengan sangat bergembira ke arah Devian dan Yocelyn.

Yocelyn membalas lambaian tangan Lily dan berlari kearahnya. "Lily! Aku sangat merindukanmu," ucapnya di pelukan Lily.

"Ya, I know. Begitu juga aku," ucap Lily melepas kerinduannya.

First Love - Bachelor Love Story #2Where stories live. Discover now