6 | Do I Miss Him Too Much?

2.3K 121 0
                                    

Hari ini hari Minggu. Pagi ini Yocelyn menyempatkan diri untuk belanja. Dan setelah dikira-kira, Yocelyn sudah menghabiskan 3 jam untuk belanja berbagai macam kebutuhannya. Yocelyn memang membutuhkan waktu lebih dari 1 jam untuk belanja.

Yocelyn tengah memilih jaket kulit untuknya saat tiba-tiba ada seorang laki-laki mendekatinya, namun Yocelyn belum menyadarinya karena masih terlalu fokus pada jaket kulit di depannya. "Tak kusangka kita bertemu disini," ucap laki-laki itu yang sontak langsung membuat Yocelyn terkejut dan menoleh.

"Hei, Andrew! Maaf aku tidak menyadarimu datang," ucap Yocelyn.

"Tidak masalah, apa yang sedang kau lakukan?" tanya Andrew.

"Woman's thing," timpal Yocelyn sambil mengendikkan bahunya. "Bagaimana denganmu?" tanya Yocelyn.

"Sebenarnya hanya ingin membeli minuman saja, tapi tadi tak sengaja melihatmu, jadi aku kesini menyapamu," timpal Andrew dan Yocelyn mengangguk sebagai jawabannya.

"Tidak bersama Dylan?" tanya Yocelyn setelah matanya menari-nari seperti mencari orang lain selain Andrew.

"Tidak, hari ini aku pergi sendiri," timpal Andrew dan lagi-lagi Yocelyn hanya mengangguk. "Mmm... aku hanya mau bertanya...." Andrew menggantungkan kalimatnya, membuat Yocelyn terdiam menunggu apa yang selanjutnya akan Andrew katakan. "Apa... minum di café juga termasuk woman's thing?"

Yocelyn tersenyum geli dengan kening berkerut. "Kau mengajakku ke café?" tanya Yocelyn memastikan. Sementara Andrew hanya menjawabnya dengan mengendikkan bahunya sambil tertawa kecil.

"Ini bukan acara date dengan artis papan atas, kan?" tanya Yocelyn asal, tapi sebenarnya dia juga geli dengan pertanyaannya sendiri.

Andrew tersenyum lebar. "Kalau aku mengajakmu, apa kau mau?"

Sontak, Yocelyn langsung tertawa. "Okay, okay. I'm just kidding. Baiklah, minum dengan artis papan atas di café itu bukan hal yang buruk," ucap Yocelyn. "Kau yang traktir?" tanya Yocelyn.

"Tentunya, Lady," ucap Andrew.

"Okay, aku bayar belanjaanku dulu," ucap Yocelyn sambil menunjukkan keranjang belanjaannya yang penuh.

"Kutemani," ucap Andrew sambil ikut berjalan di samping Yocelyn.

"Kalau kau tidak keberatan, bukan masalah," ucap Yocelyn.

"Biar kubawakan," ucap Andrew sambil mengambil keranjang belanjaan Yocelyn, padahal Yocelyn belum mengatakan apapun untuk itu, yang tentu saja membuat Yocelyn terkejut dan sedikit terkesan.

"Terima kasih," ucap Yocelyn sambil tertawa kecil.

Merekapun kini sudah berada di kasir. Yocelyn mengeluarkan belanjaannya dari keranjang dan meletakkannya di meja kasir. Setelah itu, ia menunggu. Tanpa sengaja, Yocelyn mengedarkan pandangannya ke sekitarnya. Ia bingung dan cukup penasaran, kenapa beberapa orang menatap kearahnya. Setelah dipikir-pikir, mereka tidak menatapnya, tapi menatap laki-laki disamping Yocelyn, yang tak lain adalah Andrew.

Yocelyn menoleh pada Andrew di sampingnya yang ternyata juga tengah menatapnya. Andrew menaikkan kedua alisnya, yang berarti 'kenapa?'. Sementara itu, Yocelyn hanya menggeleng kecil sambil tertawa geli.

Selesai membayar, Yocelyn dan Andrew pun berjalan ke lantai bawah, tepatnya ke café yang akan mereka kunjungi. Saat berjalan bersama pun, Yocelyn menyadari kalau banyak tatapan menuju kearahnya, yang tepatnya pasti bertanya-tanya tentang Andrew. Dan Yocelyn berusaha untuk tidak mempedulikan mereka semua.

Akhirnya, mereka sudah sampai di lantai bawah. Yocelyn menitipkan dahulu belanjaannya, baru kemudian dia dan Andrew masuk ke café.

Setelah memesan, mereka mengambil tempat duduk di paling ujung, samping jendela besar. Detik kemudian, Yocelyn menoleh ke belakangnya. Benar saja dugaannya. Banyak orang yang sebagian besar adalah perempuan sedang menatap ke mejanya, apa lagi kalau bukan menatap Andrew. Bahkan beberapa dari mereka juga mempotret secara terang-terangan.

First Love - Bachelor Love Story #2Where stories live. Discover now