4 [PART I]

7.4K 480 5
                                    

Semua aktifitas dalam fanfic semua hanya fiksi, pembaca diharap bijak.
Saran baca antara umur 17-21 tahun.

VOTE AND COMMENT!⚠️🔞
-
-
-
-
-
-

Seokjin keluar dari ruang oprasi bersama jungkook disampingnya, mereka baru saja mengoprasi seorang pasien yang menderita batu ginjal. Setelah oprasi sukses seokjin maupun jungkook senantiasa menyapa keluarga pasien yang sedang menunggu.
Namun tak sengaja seokjin melihat suho dibelakang para keluarga.

"Suho shi? Kebetulan sekali" jungkook menatap kedua orang itu seperti mereka telah saling kenal.
"Seokjin? Kau bekerja disini?" Ujarnya memastikan
"Ah ne, dan kamu?"
"Oh aku disini menemani mereka, pamanku sedang dioprasi" seokjin tersenyum
"Sudah selesai kok, kami yang mengoprasinya tadi, semua berjalan lancar dan dia akan sadar nanti" suho tersenyum legah.
"Hyung? Ada hubungan apa kau dengan dia?" Jungkook bertanya memajukan tubuhnya berusaha mendekati suho
"Kami bertemu semalam dan akhirnya kamu berteman" jungkook mengangguk dan mengajak suho berjabat tangan.
"Apa kalian tidak mau makan siang? Aku akan meneraktir, sekalian tanda terima kasihku pada kalian dan terutama seokjin"jungkook menyipitkan matanya pada seokjin dan seokjin hanya tersenyum dan menyetujui rencana itu.

Selama di perjalanan menuju kafetaria sebrang rumah sakit, jungkook bertanya tanya dimana dia pernah bertemu dengan suho sebelumnya? Maka dirogohnya saku baju dan mencari suho di website.
Akhirnya dia menemukannya.
Suho seorang CEO muda disalah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang real estat.

"O-omo omo! Seokjin hyung bertemu dengan black card, aigoo dia bilang dia staright dan nyatanya sekarang dia bemar benar bertemu dengan sugar daddy" jungkook memicingkan matanya saat seokjin dan suho berjalan bersama dan saling bercanda satu sama lain.
"Mungkin saja tidak? Aku kan bukan staright Setidaknya mencoba pada suho hyung tak apa kan?" Jungkook dengan semangat mengejar kedua orang itu.

---------------------------

Saat makan mereka bercanda ria, dengan jungkook yang lebih aktif dari biasanya, dia begitu cerewet pada suho, dan seokjin peka akan hal itu, lantas tak beberapa lama makanan mereka habis.
"Ahh suho hyung, ini benar banar enak" puji jungkook yang di angguki seokjin.
"Benarkah? Maukah ku traktir lagi lain kali?" Seokjin menolak dengan cepat sementara jungkook dengan semangat mengangguk.
"Ne! Janji ya hyung, aku akan menunggu" ujarnya semangat.
"Baiklah,aku ijin ke toilet dulu" izin suho dan dia pergi dari sana.

"Kau ini kenapa?" Tanya seokjin yang sedari tadi tak banyak bicara.
"Aku? Kau tak lihat hyung? Suho itu kaya raya, baik, sopan dan ramah. Dia juga tak kasar, dia cocok jadi sugar daddy ku" jin langsung menoyor kepala jungkook
"Sialan! Kau tidak boleh menilai orang hanya dari covernya saja jungkook" jungkook cemberut.
"Eohh? Bagaimana menurutmu hyung?"
"Emm iya dia sangat baik" lirihnya tersenyum.

Maka mereka tak menyadari seseorang yang sedang mendengarkan lewat ipod percakapan orang di meja sebrang, ia menyeringai senang.

"Sulit mendapatkan seokjin, tapi menjadikan jungkook sebagai pengganti juga tak apa, untuk sementara sebelum mendapatkan seokjin"

_______________________________

Jimin berjalan memasuki ruangan barunya, mulai hari ini dia tidak akan bekerja dan kesana kemari lagi, dia hanya perlu duduk dan mengatur semua yang yoongi inginkan.

"Bagaimana kau bisa mendapatkan ini semua?" Yoongi menggeleng
"Dari mana lagi kalau bukan dari penghasilan yang kudapatkan" jimin memandang ruangan luas nan minim cahaya itu terdapat dinding cermin di sisi kiri ruangan itu dan itu membuat ruangannya semakin terlihat luas.
"Ruangan ini kedap suara, jadi kau bebas melakukan apapun, tapi saat perintahku turun saat itu juga kau harus menjalankannya" jimin tertawa.
"Ruangan ini dari luar hanya terlihat kaca hitam saja, tapi dari sini kita bisa melihat siapun yang datang" ujar jimin pada yoongi
"Apa ini ruangan pribadimu? Untuk membawa jalang? Lagian disini juga kedap suara" yoongi menyeringai dan jimin sadar itu.
"Kenapa ekspresimu seperti itu?" Ujar jimin bertanya.
"Satu yang tidak kau ketahui jimin, aku penderita OCD, tidak ada wanita yang berani menyentuhku, jika itu terjadi kepala mereka akan berlubang" jimin menganga

"Heol! Jadi itu artinya kalau kau juga tidak memiliki mantan sama sekali?" Tanyanya
"Tidak, aku memiliki seorang teman wanita, calon istriku" ujarnya
"Tak perlu kau jelaskan, apa dia menyukaimu juga?"
"Kembalilah bekerja"
"Heol... love alone, aku prihatin padamu" tawa jimin yang mulai berani pada bosnya itu
"Sialan jimin, semua orang sedang berusana memiliki dunia sekarang, tidak ada waktu untuk cinta, i wanna be king jimin" jimin tak lepas pandangan pada tatapan tajam yoongi,meski jarak mereka terlampau jauh jimin mampu merasakan aura dominan yoongi.
"Kau terlalu terobsesi, jika bukan dia maka carilah yang lain" ujar jimin
"Kau pikir gampang? Mencari seseorang yang benar benar tulus?" Jimin tersenyum pahit.
Lalu dia duduk di korsi yang dihadapkan layar besar dibelakangnya
"Aku tau, itulah sebabnya aku ingin lari dari dunia ini" yoongi tersenyum miring
"Itu karna dulu kau dari dunia club? Semua orang hanya terobsesi padamu, mendapatkanmu menyicipimu lalu dibuang? Kau pikir tulus akan datang pada hal yang seperti itu?" Jimin tertawa
"Kau pasti tau itu, taehyung juga pasti akan memberitahu informasiku" ujarnya tersendu.
"Jadi bekerjalah selagi aku memberikan kesempatan padamu untuk balas dendam"

"So i can?"

••••••••••••••••

Lain hal dengan namjoon dia tengah berjalan jalan disekitaran swalayan sekarang memastikan bahwa semua aman, sekalian ingin melihat seokjin ,batinnya berkata bagaimana kabar pria itu hari ini apa dia baik baik saja? Atau sebaliknya?
"Ahhh udaranya terasa segar" pria tua disampingnya hanya bisa membungkuk mengiyaka apa kata namjoon
" apa kau sudah melakukan tugas yang kusuruh tuan?" Ia berbalik menghadap sang bawahan.
"Sudah tuan, suho adalah pemegang saham terbesar ke 7 pada K&T Company, menurut beberapa sumber bliau sering terlihat di kantor polisi untuk beberapa kasus, saya sudah mencoba untuk membongkar apa yang dia lakukan disana tapi saya rasa itu tidak mungkin mengingat tuan suho sudah membungkam mereka duluan" namjoon menyipitkan matanya
"Apa tuan tidak kepanasan poni itu akan membuatmu tidak bisa melihat dengan jelas" khawatir pria tua itu mencoba menasihati namjoon untuk memotong rambutnya segera.

"Heol, kau mau aku ketahuan sedang berjalan jalan huh? Bagaimana jika mereka tau dan membahayakan semua orang disekitarku" pria tua itu terkekeh perlahan .

Maka mereka berdua memasuki mobil dan berjalan menuju hospital di tengah kota tempat seokjin bekerja, beberapa menit setelah perjalanan namjoon tak sengaja melihat seokjin pria imut dan suho keluar dari kafetaria.

Ia dengan segera datang menghampiri seokjin dan menarik tangan dokter muda itu.
"Seokjin!"
"N-namjoon" seokjin langsung dibawa namjoon bersembunyi dibelakang pria tinggi itu.
Suho yang terkejut hanya tersenyum.

"Kenapa kau masih muncul dihadapan seokjin" cerca namjoon yang dibalas senyuman oleh suho.
"Aku hanya datang untuk berterima kasih" balasnya.

Seokjin menghempaskan tangan namjoon karna merasa kesal, namjoon kasar pada suho.
"What the hell with you namjoon! Dia adalah pria baik kenapa kau harus semarah ini" namjoon memijit pelipisnya
"Seokjin---- aku tak bisa memberitahumu sekarang" finalnya menatap seokjin yang masih terlihat bingung.

"Apa yang terjadi semalam?"



Tbc🍆

Suho ihh bikin ngamuk namjoon.
Itulah kenapa ular berbahaya, selembut apapun ular dia tetap berbisa😏😏

Dont forget to vote and comment bro!

BIG BO$$ [NAMJIN] ✔Where stories live. Discover now