37 [PART II]

1.9K 173 22
                                    

Gw balik nulis ff ini!
Dalam keadaan gw bingung!
Kita ikuti alur alam saja.....
Kuy.



















"Seokjin aku kesini untuk mengatakan bahwa kau bukan anak kandungku, aku mengatakannya agar kau tidak saterusnya salah paham"

"Apa?"
"Jika kau tidak terlalu ikut campur, semua akan baik-baik saja tapi, sepertinya pilihanmu adalah membawa kehidupanmu sendiri pada jurang jurang kematian, bukan begitu?"

Suasana didalam ruangan itu semakin memanas, seokjin mengepalkan tangannya dengan kuat ia tak bisa lagi menahan emosinya yang menggebu. Wajahnya begitu memerah menahan amarah, kemudian seokjin menarik nafasnya panjang.

"Kau membunuh nara-----
"Aku membunuhnya karna kau terlalu ikut campur, dan nara adalah anak namjoon. Salah satu misiku adalah membuat namjoon hidup sendirian selamanya"
"Apa itu artinya kau akan membunuhku juga?" Ia terdiam dengan senyum di bibirnya.
"Ottokaee? Sepertinya itu akan terjadi sesuai rencana"
Dengan tangan bergetar ia mengarahkan pistolnya pada hae chul. Tangannya bergetar, bukan karna dia gugup. Tetapi ia begitu terpicu amarah dengan sikap bajingan didepannya ini.

"Kau mau membunuhku? Cobalah, tapi ini bukan akhir dari semuanya"
"TUTUP MULUTMU!"
"Ada banyak orang yang akan menggantikanku-----"

DOR!

Satu anak peluru menembus lengannya tetapi dia tidak langsung tumbang, dia malah bangkit dan tertawa keras.
"Hiduplah dalam ketakutan selamanya kim seokjin"
Hee chul keluar dari rumah itu dengan suaranya yang masih terdengar tertawa keras.

"AAAARRRRGGGHHHHH!! SIALL SIALL SIAALLLL!!!"
Ia menangis memeluk lututnya merasa telah kehilangan segalanya, ia kini kebingungan tak tau harus bagaimana. Jika saja waktu bisa di putar ulang, ia ingin semua baik-baik saja, bagaimana bisa dia hidup dibohongi selama ini? Bagaimana bisa? Ayahnya yang dia pikir telah meninggal ternyata masih hidup dalam kebohongan yang nyata.

"Seokjin hyung?" Hoseok berdiri di ambang pintu dengan wajahnya yang terkejut.
"Hoseok-ahh.. sejak kapan kau ada disana?" Hoseok berjalan masuk sambil membantu seokjin untuk berdiri.
"Apa kau baik-baik saja hyung?" Seokjin menggeleng pelan. Dia sedang tidak baik, dia terluka disekujur tubuhnya. Luka tak kasat mata yang akan terus membuatnya menangis pilu menahan sakitnya.
"Yaa, aku baik-baik saja" seokjin bangkit dan berjalan menuju meja pantry, sementara hoseok dia tinggalkan di belakangnya sendiri.

"Apa yang membawamu datang kesini?" Seokjin bertanya namun hoseok tak memberikan jawabannya.
"Menurutmu apa yang membuatku datang kesini?" Aura yang tadinya biasa saja tiba tiba berubah menjadi begitu menyeramkan.

"Hoseok"

Ribuan peluru entah datang dari mana menyambut mereka berdua, menembak dan memecahkan apa saja yang ada didalam ruangan itu, semuanya pecah belah dan berantakan.
"Seokjin hyung? Gwenchana?"
Hoseok berjalan mencari seokjin di meja pantry. Dan dia melihat seokjin telah pingsan tanpa luka tembak di tubuhnya.
Ia terlindungi oleh meja pantry yang terbuat dari beton, beruntunglah dia.

"Aisshhh sial! Seharusnya aku membiarkannya tetap berdiri disana" hoseok berjalan keluar. Dan diam-diam seokjin bangkit dari acara pura-pura pingsan miliknya.
Dengan tangan bergetar dia mengambil telfon rumahnya lalu menelfon namjoon yang sedang berada diluar rumah.
"N-namjoon a-aku temukan s-siapa orangnya dia jung hos-------

TUT

TUT

TUT

TUT

Sial sambungan telfon rumah sengaja di putus, seokjin memasang peluru di pistolnya. Dia bersiap dengan pertarungan kali ini. Saat dia telah siap menembak dan keluar dari persembunyiannya. Dia mendapati rumah yang kosong dan berantakan.

BIG BO$$ [NAMJIN] ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt