42 [PART II] THE END

2.5K 172 22
                                    

fiksi, pembaca diharap bijak.
Saran baca antara umur 17-21 tahun.

VOTE AND COMMENT!⚠️
-
-
-
-
-

Ketika mulut tak lagi sanggup berucap, dan langkah yang terpaku pada tempatnya. Apakah yang harus dia lakukan untuk mengekspresikan dirinya? Mungkin inilah yang dapat menggambarkan diri seorang kim namjoon sekarang, ia tak bisa berhenti menatap seseorang yang tengah berjalan kearah altar sambil menyanyikan sebuah lagu dihadapan hadirin untuk para mempelai.

Hingga dia kini berdiri dihadapan namjoon yoongi dan jimin, dia nampak telah berubah banyak, lebih bahagia, dan lebih cerah dari sebelumnya. Kini namjoon sadar awal mula dari semua rasa murung itu adalah dirinya, seokjin terlepas dari namjoon dan kini kehidupannya berubah menjadi begitu bahagia.

Merasa tidak lagi di butuhkan, namjoon kembali duduk pada tempatnya dengan wajah yang sedikit murung. Dia senang melihat seokjin bahagia, jujur saja rasa itu sangat kuat mendorongnya untuk bertanya banyak hal pada seokjin.

"Terima kasih kepada tuan seokjin telah menyanyikan lagu yang begitu romantis untuk kedua mempelai"

Seokjin tersenyum lalu tak sengaja, irisnya bertemu dengan iris namjoon. Tatapan rindu dan tajam yang selalu menghipnotisnya. Aku rindu bisik namjoon dalam tatapan yang tajam menembus iris seokjin, Seokjin segera memutuskan kontak seakan dia tidak ingin lagi berinteraksi lama dengan namjoon.

Acara begitu meriah hingga larut malam, dan namjoon menikmatinya sambil sesekali tersenyum kecut atas kenyataannya. Dia mengeluarkan kotak cincin itu dari sakunya lalu tersenyum membayangkan siapakah yang akan menjadi pemiliknya nanti.

"Hei bung, sudah lama kau menyimpan kotak itu tanpa ada pemilik yang pasti" ujar yoongi yang tiba-tiba berdiri disampingnya sambil menyengir.
"Hanya saja, aku merasa tidak pantas untuk mengungkapkannya"  yoongi menepuk pundak namjoon lalu meminta pria itu untuk berbalik. Sontak ia menurut, dan suara seokjin yang menggerutu karna dipaksa mendekat pada namjoon. Ketika keduanya telah saling berhadapan, yoongi dan jimin segera pergi, suasana canggung itu segera terbentuk. Jin mengalihkan tatapannya dari namjoon yang terus menatapnya tanpa berhenti.

"H-hai hyung, bagaimana kabarmu?"
"Kau bisa melihatnya dengan sendiri namjoon shi" namjoon tersenyum dengan lesung pipitnya yang dalam, Namjoon memasukan kembali kotak cincin itu disakunya lalu membelakangi seokjin untuk melihat suasana malam dari atas gedung.

"Semoga kau berbahagia dengan kehidupanmu yang sekarang hyung" terdengar suara langkah kaki yang menjauh darinya. Seokjin pergi tanpa pamit padanya, jujur hatinya terasa sakit, namun dia tahan segenap jiwa.

Esok pagi saat matahari baru saja terbit, seokjin menerima bucket bunga dari seseorang dia langsung membawa sekeranjang bunga itu masuk kedalam kamar hotelnya.
Saat dia melihat sekeliling, sebuah kartu tertancap di tengah tengahnya.

"Ilsan Kim?" Seokjin tidak tau dia siapa, maka dia membawa bunga itu pada tong sampah, dia akan membuangnya tetapi dia urungkan karna tak sengaja melihat sebuah undangan didalamnya.

" invite you in exabition Photography by Ilsan Kim "

Sepertinya dia adalah  mantan pasiennya dulu, maka seokjin mengurungkan niatnya lalu menaruh bunga itu pada meja pantry kemudian meninggalkannya begitu saja. Sesuai janji, dia akan sarapan bersama jimin dan akan bercerita banyak tentang semua persiapannya selama ini.

Maka disinilah dia, di restoran china bersama jimin. Pengantin baru itu nampak terbangun dengan sumringah bahagia, dia duduk dengan seokjin di meja paling ujung.
"Bagaimana kabarmu hyung?"
"Aku baik jimin, bagaimana denganmu?"
"All fine, mengapa hari itu kau pergi hyung? Bukankah bagus jika kalian memulai hubungan kembali" jimin berusaha menggali informasi sebab dia telah susah payah mendatangkan seokjin dari jauh agar dia dan namjoon bisa bersama lagi. Namun kenyataannya justru bertolak belakang, mereka sama sekali tidak membangun rasa itu kembali.

BIG BO$$ [NAMJIN] ✔Where stories live. Discover now