CHAPTER 04

35.6K 2.4K 120
                                    

Rallin masuk ke dalam kelas, untungnya dosen belum nampak hadir. Menghela nafas pelan, Rallin pun memilih tempat duduk yang berada dibarisan paling depan. Suara bising perlahan mulai mengisi kelas bersamaan dengan mulai datangnya para mahasiswa yang lain.

Rallin menelisik keadaan disekitar dan kemudian mengeluarkan ponsel dari dalam tas. Jari Rallin mulai mengetikkan sesuatu dilayar ponselnya.

Whatsapp
Aldrick

Al, jadwalkan nanti malam untuk aku bertemu dengan para anggota baru

Setelah mengirim pesan singkat itu ke Aldrick, Rallin langsung menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas. Tak lama setelahnya nampak Alika dan Serli masuk ke dalam kelas, kemudian mengambil tempat duduk tepat disamping Rallin.

“Ra, lo kenapa? Kita khawatir banget waktu tadi lo buru-buru pergi dari kantin, kalau sakit kenapa nggak izin aja,” ujar Serli penuh perhatian, walaupun diantara yang lain Serli adalah gadis yang tak banyak bicara, namun ia tetap gadis yang penuh perhatian.

Rallin tersenyum tipis dan menggeleng pelan, “Nggak apa-apa, cuma kurang tidur aja.”

Alika mengerucutkan bibirnya, kemudian mencondongkan badan mendekat pada Rallin, “Ra, lo ada masalah? Kenapa bisa sampe kurang tidur? Kalau butuh sesuatu lo bisa kok bilang ke gue atau Serli, pasti kita bantu.”

Baru saja Rallin hendak menimpali ucapan sahabatnya itu, Alika sudah terlebih dulu berucap lagi. “Atau lo ada masalah keluarga? Ra… kenapa lo tertutup banget sih sama kita? Padahal kita udah bareng-bareng selama 5 tahun, kita bahkan nggak tau keluarga lo siapa,” tutur Alika lagi dengan nada galau.

“Nanti juga tau sen—”

“Selamat pagi!” sapaan lantang dengan suara berat itu menginterupsi Rallin, gadis itu beserta mahasiswa yang lain sontak menoleh ke sumber suara.

“Selamat pagi!” sapaan lantang dengan suara berat itu menginterupsi Rallin, gadis itu beserta mahasiswa yang lain sontak menoleh ke sumber suara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Laki-laki dewasa dengan setelan jas hitam yang rapih serta tangan membawa sebuah buku nampak masuk ke dalam kelas.  Bunyi ketukan sepatu pantofel yang dipakainya terdengar disetiap langkah yang diambil, memecahkan keheningan mahasiswa yang bertanya-tanya siapa gerangan sosok itu.

Keterkejutan tak bisa ditutupi dari wajah Rallin ketika melihat siapa yang barusan masuk ke dalam kelas, lelaki itu adalah sosok yang tadi Rallin abaikan ketika sedang bertanya denah lokasi gedung cakrawala, ternyata tempat yang ingin dituju lelaki itu adalah kelasnya sekarang ini.

Setelah sampai di meja dosen dan meletakkan buku diatas sana, lelaki yang kini menjadi objek perhatian itu berdiri dengan tangan bertumpu pada meja, matanya menelisik satu persatu mahasiswa yang akan ia ajar selama satu semester kedepan itu. Dan sepersekian detik setelahnya mata lelaki itu berhenti pada sosok Rallin yang duduk dibangku paling depan.

Arkan, lelaki itu nampak menaikkan sebelah alisnya saat menatap Rallin, tatapan mereka bertemu, netra gelap Arkan bertabrakan dengan netra hazel Rallin yang bening dan indah. Sebelum akhirnya sebuah senyuman miring terukir dibibir Arkan.

Two SideWhere stories live. Discover now