MG- chance

3.8K 244 5
                                    

Don't be mad at me na5555. Enjoy!🤟

.
.

Waktu itu kata ampun selalu terucap di bibir tebal nya, kini ia hanya bisa mengigit bibirnya kuat-kuat saat menerima pukulan dari sang kekasih.

"Gun! Berhenti menguji ku!"

Pria manis itu terhenyak, tubuhnya bergetar, pipinya terasa panas akibat tamparan kuat pria yang lebih muda darinya.

Gun memikirkan kesalahannya hari ini, apa lagi? Apa yang ia lakukan hingga membuat Mark, kekasihya marah padanya.

Tetapi dipikirkan bagaimanapun, nampaknya semua yang di lakukan Gun selalu salah di mata Mark.

"Kau..." Ucapnya ragu

"Mark Siwat, benarkah kau masih mencintaiku?" Gun mengangkat wajahnya menatap dengan kedua bola mata berlapis kristal bening yang siap membasahi pipinya.

"APA?!" Tangan Mark kembali terangkat siap melayangkan pukulannya.

"Aku tak ingin bersamamu lagi"

.

Dulu ia tak seperti itu...

Dulu ia sangat amat mencintai Gun...

Memujanya bagai seorang dewi, tak ia biarkan hal sekecil apapun melukai tubuh maupun hati kekasih cantiknya itu...

Namun rasa itulah yang membuat Mark berubah, ia seakan takut Gun meninggalkannya.

Mark hanya ingin Gun menjadi miliknya, matanya, bibirnya, hatinya dan seluruh tubuh Gun hanyalah milik Mark.

Ia marah saat mata itu memperhatikan orang lain, ia marah saat tubuh itu disentuh orang lain, ia marah saat paras cantik kekasihnya di lihat orang lain.

Bagaimana sekarang Gun akan hidup, ia mempunyai kehidupannya sendiri. Meski dengan Mark hampir ia habiskan lebih banyak.

.

"Nnhh... ngghhh... markhhh..."

"Nngh...aah...sakit... mark...ber...aaah!"

"Berhenti kumohon!"

Gun menggelengkan kepalanya menahan rasa sakit di tubuh bagian bawahnya, kesepuluh jari kakinya melipat. Menancap kekasur.

Hujaman demi hujaman ia dapatkan, Mark tak akan berhenti sampai ia merasa puas. Namun kepuasan itu tak kunjung datang.

"Kau tau P' sebesar apa aku mencintaimu?"

"Aku tak akan melepaskanmu meski kau memohon, meski kau membenciku sekalipun."

"Jika aku tak bisa memilikimu makan tak ada satupun yang bisa"

.

Tubuh Gun terkulai lemah, ia masih sadar tapi tak sanggup lagi menggerakan tubuhnya. Bahkan ujung jarinya sekalipun.

Ia lelah, batin maupun fisiknya.

Air mata kembali menurun melewati hidung mancungnya lalu menetes kebantal yang ia gunakan.

Tubuh Gun membiru, ada bekas gigitan dan sesapan di mana-mana. Bokong sintalnya tercetak bekas pacutan.

Kulit putihnya penuh akan luka.

Mark menyiksanya.

.

"Hha... ahh... mark berhenti mark... ku mohon!"

Tubuh Gun terus tersentak ke depan, di belakang sana Mark terus melakukan aksinya. Tak perduli teriakan Gun tak perduli rasa sakit yang di alami kekasihnya.

MG Story [MarkGun]Where stories live. Discover now