MG- black door II

3.3K 260 4
                                    

.

.

Mark pergi dari ruangan itu, dengan segera Gun memakai bajunya secepat yang ia bisa.

Gun berlari keluar ia hampir tersesat disana, ia keluar dengan hanya mamakai sandal rumah.

Tak ada waktu untuk memakai sepatunya lagi.

"Kau sudah melakukannya?"

"...."

Mark melempar handphonenya, ia menelpon seseorang setelah melihat Gun tidak ada disana.

"Ahh dia berpura-pura" Ucap Mark merasa di bodohi, ia kira Gun tertidur atau bahkan pingsan karena ulahnya itu.

Tak ia sangka Gun bahkan mampu berlari dari sarangnya.

Seorang pria dengan paras menawan berlari cepat menuju ruang bangsal, ia ingin bertemu phi nya.

"Phi... phi Rhun" Bak tersambar petir di siang bolong Gun tak melihat Rhun di ruangan itu.

Apa ia sudah sadarkan diri? Apa P'run sudah bisa berjalan?

Kemana perginya pria yang hampir terlihat persis seperti Gun itu.

"Maaf suster di mana kakaku"

"Kakakmu?"

"Rhun Na Ranong, ia di rawat di bangsal 3 ruang G"

Suster itu melihat komputer di hadapannya.

"Oh dia sudah di pindahkan tuan" Jelasnya.

"Di pindahkan, kemana?"

"Aku tidak tahu tuan, sepertinya keluarganya meminta pengajuan pindah rumah sakit beberapa waktu yang lalu"

"Tunggu! Keluarganya? Aku keluarganya aku Gun Napat Na Ranong, adiknya. Satu satunya keluarga yang dimilikinya" Panik Gun.

"Maaf tuan kami tidak tahu, tapi pemidahan ini sudah mendapat persetujuan dari pihak rumah sakit"

"Apa... apa yang terjadi?!!!"

.

Ponsel Gun mati setelah beberapa kali ia mencoba menghubungi Saint, hingga akhirnya Gun pergi kerumah sahabatnya itu.

Sialnya Saint juga tak ada di rumah, Gun tidak tahu apa yang harus di lakukan. Ia tak punya cukup uang bahkan kartu busnya akan habis.

Berdiam diri tidak mungkin Gun lakukan ia mencari Rhun ke semua rumah sakit yang ia ketahui.

Naik Bus yang satu ke Bus yang lain menghabiskan semua uangnya hanya untuk naik bus.

Gun terus berpindah juga terus mendapatkan jawaban yang sama.

"Tidak ada nama pasien seperti yang anda sebutkan tuan"

Hari sudah gelap, Gun duduk tertunduk menatap kedua kakinya yang terluka karena ia hanya memakai sandal rumah.

"Dimana kau phi..." Lirirhnya prustasi.

"Apa yang kau lakukan disini?" Gun melihat sepasang sepatu di hadapanya, ia mendongak menatap pria itu.

"Tua— Mark?"

Itu benar, Mark berdiri disana.

Entah apa yang dipikirkan Gun ia melompat kearah Mark dan memeluk pria itu.

Gun menangis, terisak.

Mark cukup terkejut karena Gun memeluknya, tanganya yang semula terbuka sekarang memeluk erat pinggang dan mengelus pelan punggung Gun.

MG Story [MarkGun]Where stories live. Discover now