MG- innocent

4.6K 287 11
                                    

Siwat mengigit bibirnya kemudian membasahi bibir itu dengan lidahnya berkali-kali.

Tatapannya tertuju pada paha mulus seseorang yang tengah duduk santai di depan tv.

"Oooiii Mark? Kenapa kau diam saja?" Tegurnya merubah posisi, semakin membuat Mark Siwat Jumlongkul memanas.

"Swade khub P'Gun... apa Perth ada?"

"Anak malas itu, dia pasti sedang tidur dikamarnya. Naiklah" Gun beranjak dari duduknya.

Mark menelan ludahnya, ia terlihat lapar padahal sebelum berangkat ia sempat sarapan di rumah.

Apa Gun menggodanya? Tidak, hanya saja Gun sekarang memakai kaos putih berukuran 2x lebih besar dari tubuhnya dengan celana boxer yang hampir tak terlihat.

Apa itu piamanya? Aku rasa ia benar-benar menggoda Mark. Tidak-tidak ia terlalu polos untuk hal ini.

"Aku akan membantumu membangunkannya" Gun berjalan di depan Mark, menaiki satu persatu anak tangga dengan lamban.

Telinga Mark memerah ia juga tak bisa menyembunyikan senyumnya.

Sepupu sahabatnya itu benar-benar membuatnya horny.

"Perth... Perth!!! Ada Mark disini" Teriak Gun di depan pintu berwarna coklat tua.

"Hoiii... ku rasa kau langsung masuk saja, aku ingin mandi heee" Gun tersenyum gusi. Menatap ke arah pintu di sebelah kamar Perth.

"Khab phi'" Senyum yang dibuat sepolos mungkin oleh seorang Mark Siwat.

Tak bertahan lama sebuah seringai muncul setelah Gun memasuki kamarnya.

.

"Kau gila?!" Teriak Perth tak tertahan, tenang saja kamar itu kedap suara. Perth memainkan bass nya ia perlu ruang untuk itu dan tak ingin mengganggu bibi dan paman serta sepupu bodohnya.

"Bibi dan Pamanmu dimana?"

"Pikirkan lagi"

"Kau pikir aku bercanda? Sepupumu terus menggodaku, lagi pula aku sudah lama menginginkannya"

"Dia tidak menggodamu, dia memang seperti itu. Bahkan pernah keluar tanpa busana" Perth menggeleng hampir tak percaya.

"Ya... aku juga harus melihat bagian polosnya" Mark menatap iri Perth.

"Kau benar-benar gila, aku tidak akan ikut campur"

.

Tok! Tok!

Pintu terbuka sesuai keinginan Mark.

"Oh Mark, ada apa?" Gun membuka separuh pintu kamarnya.

"Aku membawakanmu cemilan"

"Kau tidak perlu repot, selalu saja. Terimakasih na" Gun menerimanya seprti hal biasa.

"Apa P' sibuk?"

"Eng... ti tidak"

"Boleh aku masuk?

"Tapi phi sedang berganti baju, baru saja selesai mandi"

Oh dia malu, lucunya. Begitulah kira-kira batin Mark.

"Apa kau malu phi?"

"Bukan, bukan begitu, baiklah kau biasa masuk. Apa perth masih tidur?" Gun akhirnya membuka seluruh ruang pintunya.

Memperlihatkan tubuhnya yang hanya terbalut dengan handuk dari bagian pinggang hingga lututnya.

Tadi pahanya sekarang dadanya.

MG Story [MarkGun]Where stories live. Discover now