MG- grudge

10.5K 462 61
                                    

I hope u enjoyed reading this magus ship🤟

.
.

Harusnya, seharusnya ia sudah kehilangan nyawanya berpuluh menit yang lalu. Seperti rekannya yang hanya dalam hitungan detik harus meregang nyawa karena luka sayat di leher mereka.

Gun terbatuk, mulai sadarkan diri. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum tubuhnya tergantung seperti sekarang ini.

"Sial!" Umpatnya mencoba melepaskan diri, tubuhnya berada 10 centi dari atas tanah. Lenganya ngilu karena rantai yang mengikatnya.

"Sudah bangun cantik" Suara berat yang tak perlu melihat pun Gun tahu siapa itu.

Lelaki brengsek yang membuatnya dalam keadaan seperti ini.

Hancur, Gun bingung kenapa iblis itu belum juga membunuhnya. Ah menyiksanya? Sudah pasti karena Gun lah orang yang berusaha mati-matian untuk menangkapnya.

Seorang mafia obat terlarang, seorang penyeludup senjata, seorang distributor organ tubuh manusia, seorang yang sangat di benci Gun Napat Na Ranong.

Mark Siwat Jumlongkul.

Tujuan Gun menjadi seorang polisi adalah untuk menangkap Jumlongkul yang telah tega membunuh keluarganya.

Membuatnya menjadi seorang anak yatim piatu, hidup dalam kepedihan dan dendam.

Dan karena hal itu pula Gun hidup hingga saat ini, tapi nyatanya ia kalah hanya dengan keturunanya.

"Turunkan dia" Perintah Mark pada salah satu anak buahnya.

Tubuh Gun perlahan turun, kakinya dapat merasakan tanah. Ia terduduk di sana tetap tak bisa melalukan apapun.

"Kau tahu, ayahku sudah lama di neraka. Kenapa kau masih senang menggangguku huh?" Gun baru tahu tentang itu setelah ia menjalankan rencananya, meski begitu tetap saja Siwat menyandang nama Jumlongkul di belakang namanya.

"Bunuh aku... kau bisa membunuhku sekarang" Pasrah Gun mengalihkan pandangannya.

Ia bodoh sungguh bodoh mengorbankan rekanya hanya untuk membalaskan dendamnya, harusnya ia melakukannya sendiri dan mati sendiri.

"Hei... kau tahu membunuh seseorang yang pasrah itu benar-benar memalukan"

Gun mendengus remeh, lelaki di hadapnya itu benar-benar seorang iblis.

"Harusnya kau tak melukai wajah cantikmu ini, apa aku perlu menghukum mereka yang melukaimu um?" Mark mengelus lembut sudut bibir Gun yang lecet.

Membuat bibir tebalnya semakin berisi karena bengkak.

"Hentikan omong kosongmu bocah!" Ya ya Gun tau itu, Mark lebih muda darinya dan satu lagi yang pasti anak lelaki itu lebih kuat darinya.

Melawan sekarang sungguh tak ada gunanya, hidup Gun ada di tangan anak yang terpaut 2 tahun darinya.

Gun akan minta maaf pada kedua orang tua serta kakaknya karena tak bisa membalaskan dendam.

"Ahhh apa aku harus memanggilmu dengan sopan juga P'Gun?" Mark tersenyum jahil, dengan tangan yang masih setia mengitari wajah lecet Gun.

.
.

Yang terjadi sekarang bukanlah hal yang diinginkan Gun, ia putus asa menyerahkan hidupnya pada Mark tapi bukan berarti ia harus mengangkangkan kakinya untuk anak itu.

"Lepassshhh... hhhaaa... sakit!"

"Keluarkan aahh...nghhh"

Gun terus berteriak histeris, tubuhnya melengkung, jari kaki mengerat tangannya masih terikat mengait di kepala ranjang.

MG Story [MarkGun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang