Chapter 24

334K 19.3K 939
                                    

Tanpa di minta next bakalan next kok😆

Jadi komen aja ceritanya siapa tau masih ada kurang😂


Alena lega karena dia dan Devan sudah baikan, dia pun merasa lega menceritakan sedikit kehidupan buruknya pada Devan.

Sedikit bebannya menghilang, Devan memperlakukan Alena dengan romantis tadi.

Saat berada di kantin pun, Devan tak canggung-canggung menyuapi Alena membuat semua pasang mata iri pada mereka.

"Woi senyum-senyum bae,"

"Bikin kaget aja sih lo," ucap Alena pada Caca.

"Lagi ngapain sih di sini sendirian?" Tanya Caca.

"Noh, lo gak liat,"

Caca mengikuti arah pandang Alena lalu mengangguk, Alena duduk di pinggir lapangan memperhatikan Devan yang latihan basket bersama temannya.

"Bima sayangku cintaku selalue muach muach semangat!!!!" Teriak Caca menyemangati Bima dan memberikan ciuman jauh.

"Unch makasih Cacaku celalue padamu!!!" Teriak Bima seolah menangkap ciuman itu dan menaruh di dadanya.

Astaga, Alena merasa bulu kuduknya berdiri melihat interaksi mereka, gaya pacaran yang sangat lebay tapi menurut Caca romantis.

"Ciee tuh Devan senyum ke arah lo," ucap Caca melihat Devan melambaikan tangan pada Alena dan tersenyum.

"Ganggu aja sih lo Ca," ucap Alena lalu ikut membalas Devan.

"Eh apaan tuh," ucap Caca antusias.

"Apa?"

"Noh liat, astaga Alena lo harus waspada cepetan samperin buruan!!!"

Belum sempat Alena melihat ke arah yang di maksud, Caca sudah menarik tangan Alena ke tengah lapangan basket.

"Tuh si Tiara mau ngasih minuman sama Devan, lo harus cegah Alena buruan!!!"

Alena melihat Tiara si ketua cheers di sekolahnya memegang sebotol minuman lalu berjalan ke arah Devan yang baru saja menyelesaikan latihannya.

"Halo Devan,"

Devan mengangkat sebelah alisnya, Devan sudah menebak apa yang akan di lakukan gadis itu.

"Apa?"

"Nih gue kasih minuman buat lo, pasti lo haus kan," ucap Tiara menyodorkan minuman.

Belum sempat Devan menjawab, teriakan Caca sudah menghentikannya.

"Heii lo mau jadi pepacor yah? Ngapain lo ngasih minuman ke pacar orang lagi hah!!!"

Tiara menatap Caca sinis lalu beralih menatap Alena yang hanya diam, biarlah Caca yang memberikan pelajaran pada Tiara.

Selama ini Alena memang tau jika Tiara selalu memberikan Devan minuman setelah latihan entah apa maksudnya. Dan Devan pun selalu menerima minuman itu.

Tapi ketika Tiara sudah pergi, Devan memberikan minuman itu kepada temannya yang lain. Dan dia hanya ingin minum dengan pemberian Alena.

"Apaansih lo lebay banget, gue kan berbaik hati mau ngasih Devan minuman,"

"Halah ngaku aja lo, pasti lo mau cari perhatian sama Devan kan?"

"Kalau iya emang kenapa? Masalah buat lo?"

"Astoge noge tempe tahu terasi sambal udang enak, heii jadi cewek jangan kegatalan yah sorry, lo gak liat cewek di samping gue siapa? Pacar Devan keles,"

"Emangnya kenapa kalau dia pacarnya Devan? Sebelum janur kuning melengkung gue masih bisa nikung kok," ucap Tiara mengibaskan rambutnya.

"Sayang udah," tegur Bima.

"Gak bisa sayang, nih orang gak tau malu banget ngakuin di depan umum suka pacar orang,"

"Eh kenapa lo yang sewot, Devan aja gak masalah, dia selalu menerima minuman dari gue, dan dia gak nyerocos panjang lebar kayak lo, iya kan Dev," ucap Tiara menggelanyut manja di lengan Devan.

Devan melepaskan tangan Tiara lalu berjalan menghampiri Alena.

"Maaf, gue cuma mau minum pemberian pacar gue," ucap Devan mengambil botol di tangan Alena dan menenggaknya habis.

Tiara merasa malu karena perlakuan Devan "Gapapa kali ini lo nolak pemberian gue, toh lo juga udah pernah minum pemberian gue kok," ucap Tiara tersenyum manis pada Devan.

"Apa lo bilang? Hahaha huuu kasian banget sih jadi cewek, eh dengar yah Devan emang nerima pemberian lo, tapi dia sama sekali gak minum, dia cuma ngasih ke temannya, hanya pemberian Alena yang mau dia minum, PACAR DEVAN YAH," ledek Caca tertawa tebahak-bahak.

"Jadi cewek kok murahan sih suka pacar orang, lo gak laku yah?"

Muka Tiara merah padam karena marah, tangannya hampir menjambak rambut Caca.

"Eits, kalau sampe lo nyentuh sedikit pun tubuh pacar gue, habis lo," Ucap Bima melindungi Caca.

"Gue gak takut!! Awas aja lo Caca, gue bakalan ngasih pelajaran buat lo!!!" Teriak Tiara.

"Heh lo pikir gue takut sama lo, nghimpiii deh sana, gue gak takut sama lo sama sekali!!!"

"Ca udah," ucap Alena.

"Dan untuk lo juga, liat aja gue bakalan rebut Devan dari lo," ucap Tiara menunjuk Alena.

Alena hanya tersenyum "Ca, pulang sekolah kita beli durian yuk,"

"Hah, lo mau ngapain beli durian? Lo kan gak suka makan durian," ucap Caca bingung.

"Kulitnya mau gue pakai,"

"Di pakai apa Alen?" Giliran Devan yang bertanya.

Alena menatap Tiara lalu tersenyum sangat manis membuat Tiara bingung di tatap seperti itu.

"Kayaknya ada orang yang kegatalan, kulit durian cocok tuh di pakai garukin badannya,"

"Pffftt hahahahahhaa,"

"Ide bagus Alena hahaha,"

"Heem mampus lo, nanti gue mau beli juga 10 ikat, siapa tau badannya masih gatal kalau hanya 1,"

Tawa Caca, Devan, dan Bima pecah, sementara Tiara menghentakkan kakinya lalu meninggalkan mereka.



18 Januari 2020

Saniyyah Putri Salsabila Said

Lilin [TELAH TERBIT & DISERIESKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang