Chapter 8

408K 25.6K 310
                                    

Part kali ini gak panjang, sengaja hehe😊

Kini giliran Alena untuk menginap di rumah mamanya setelah sekian lama, dia ingin menginap di sana hanya untuk malam ini.

Alena ingin mengusir pikirannya sejenak dari semua kalimat papanya selama ini. Semoga saja di rumah mamanya, Alena mendapatkan ketenangan meskipun terdengar mustahil. Karena mama dan papanya punya sifat sebelas duabelas padanya.

Baru saja Alena melangkah di ruang tamu, suara mamanya sudah mendominasi.

"Kenapa kamu kemari?"

Alena tertawa miring "Mama tidak berubah sama sekali,"

"Saya bertanya kenapa kamu kemari?" Tanya Sonya sekali lagi.

"Apakah kamu datang karena kamu tidak bisa mempercayai ucapan saya dulu?" Lanjutnya.

"Apakah aneh jika Alena di sini? Akan aneh jika seorang anak tidak pernah mengunjungi ibunya," Jawab Alena tenang, sesuai dugaannya beban pikirannya cuma bertambah berkunjung ke rumah mamanya.

"Masih banyak orang jahat yang menginginkan nyawamu, apakah kamu tidak tahu kita tidak bisa mempercayai satupun tetangga jika kamu masuk ke dalam rumah ini dan melihatmu?" Ucap Sonya dengan wajah marah.

"Bagaimana Alena tidak tau? Bisa berjalan-jalan berkeliling dan hidup dengan bebas semuanya berkat perhatian mama dan papa," ucap Alena.

"Tapi apakah mama tau kalimat ini? Kamu bisa menangkap sepuluh pencuri yang tersembunyi di gunung, tapi kamu tidak bisa menangkap salah satu pencuri di dalam hatimu,"

"Alena sudah menghabiskan banyak waktu dengan berbagai hal yang salah dan Alena hanya mempelajari bagaimana mencurigai orang lain,"

"Apakah kamu takut jika saya mencoba menguasai harta warisan dari kakekmu? Apakah kamu tidak mempercayai saya?" Ucap Sonya sarkastis.

"Apakah kepercayaan adalah permasalahan sebenarnya? Alena hanya ingin melihat bagaimana keadaan mama, Alena merasa seperti itu jika tidak Alena akan melupakan siapa diri Alena kalau Alena putri mama, masalah warisan Alena tidak keberatan jika mama mau membahasnya sekarang,"

"Dasar anak bodoh dan lemah," ucap Sonya membuat wajah Alena sendu.

"Saya yang harus memutuskan kapan kamu akan di perkenalkan di dunia dan pantas mengambil alih semuanya, sampai saat itu hiduplah dengan tenang dan jangan menganggu saya," sambung Sonya.

"Sayang apa salahnya jika Alena ke sini? dia anak kamu, dia hanya ingin mengunjungi mamanya apa itu salah?" Sela Satria yang juga terkejut akan kedatangan anak istrinya. Dan percakapan keduanya membuat Satria tidak paham.

Karena Alena jarang sekali datang ke rumah ini, terakhir Alena datang pada usia sepuluh tahun, itu pun saat Satria pulang dari kantor Alena terlihat ketakutan melihatnya.

"Sangat salah mas!! Bagaimana jika ada orang yang menculiknya dan menjadikannya sandera seperti dulu hanya karena dia menampakkan diri di sini?"

"Mama tenang saja, bukannya mama tau jika Alena bisa bela diri? Alena bisa melindungi diri Alena sekarang," ucap Alena dan duduk di sofa dengan santai mengabaikan Sonya.

"Harusnya kamu tidak perlu ke sini Alena, Apa alasan kamu berkunjung setelah sekian lama?"

"Alena rindu sama mama, apa salah Alena berkunjung? Lagian ini kan waktunya Alena menginap, apa mama akan mengatakan kalau suami mama akan marah?" jawab Alena dengan wajah penuh kesakitan membuat Sonya memalingkan wajahnya karena tak tahan melihat ekspresi Alena.

Satria mengerutkan keningnya "Ayah tidak pernah marah kalau kamu menginap di sini Alena, kamu bebas menginap kapanpun kamu mau," Sonya menatap suaminya tajam.

Alena sudah menduganya jika selama ini mamanya berbohong, itu semua hanya alasan semata. Karena Satria tidak pernah sekalipun mengeluarkan kemarahan saat terakhir kali dia berkunjung.

"Mama tidak perlu repot-repot untuk mengkhawatirkan jika kejadian dulu bisa terulang," ucap Alena.

"Apa Nisa ada di atas? Alena lelah dan ingin istirahat,"

Nisa adalah adik Alena dari pernikahan mamanya dan ayahnya. Umur Nisa sepuluh tahun jauh lebih muda dari Alena.

"Nisa sudah tidur, kamu masuk saja di kamar kamu," ucap Sonya berlalu meninggalkan suami dan putrinya itu.

Satria berdehem karena dia juga tidak akrab sekali dengan anak tirinya mengingat ekspresi Alena yang ketakutan jika melihatnya.

Tapi ternyata itu semua karena Sonya yang mengatakan jika dia akan marah kalau Alena ada disini padahal itu tidak benar. Dan sekarang waktunya Satria bisa akrab dengan Alena.

"Alena jangan masukin dalam hati ucapan mama kamu, dia hanya khawatir sama kamu setelah kejadian dulu, dia itu gengsi mengatakannya," ucap Satria sebelum menyusul Sonya.

Alena tersenyum "Alena sudah kebal kok ayah,"




1 Januari 2020
Happy New Year🎆

Saniyyah Putri Salsabila Said


Lilin [TELAH TERBIT & DISERIESKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang