Chapter 19

351K 20K 2.4K
                                    

Kini Alena sudah berada di rumahnya setelah di antar pulang oleh Devan. Mereka tadi menjenguk Bima yang ternyata mengalami gejala deman berdarah.

"Huuh kenapa kepala gue sakit lagi," ucap Alena beranjak untuk membuka laci dan meminum obat.

Setelah meminum obat, tak sengaja Alena melihat kalender yang di lingkari merah di sana.

"Udah waktunya ternyata," ucap Alena, baru saja dia ingin membuka ponsel tetapi sebuah nomor baru terpampang di sana.

Alena mengerutkan kening, itu bukan nomor Devan apalagi nomor yang di kenalnya. Alena mencoba mengangkat panggilan itu.

"Halo?"

"Ingat besok jadwal kamu anak nakal,"

Suara di seberang sana membuat Alena paham betul siapa yang tengah menelponnya.

"Iya aku ingat,"

"Baiklah, aku menunggumu, sampai jumpa,"

"Sampai jumpa dokter jelek," cibir Alena dan yang menelponnya adalah dokter Andi.

Suara kekehan di sana juga membuat Alena tersenyum.

"Padahal baru saja semalam kamu mengakui aku termasuk tampan,"

"Kapan?"

"Semalam sayang,"

Tawa Alena lenyap berganti hawa aneh di dadanya saat dokter Andi memanggilnya seperti itu. Alena kembali menggelengkan kepala, dia tidak boleh seperti ini. Hanya kepada Devan dia

"Kalau pacar aku dengar aku gak jamin muka dokter masih mulus haha,"

"Masa sih? Coba pertemukan aku dengan kekasihmu,"

"Gak mau, pacar aku gak boleh di konsumsi publik,"

"Cih, emangnya dia siapa,"

"Pacar akulah,"

"Mungkin saja aku lebih tampan dan mapan darinya,"

"Terserah dokter, pacar aku adalah orang yang menguasai hatiku,"

"Dasar bucin, ya sudah sampai jumpa besok anak nakal, jaga kesehatan kamu,"

Tuut.

Panggilan terputus, Alena akhirnya membersihkan diri, mandi dan segala macam.

Setelah 15 menit melakukan ritual, Alena kembali memainkan ponselnya di tengah ranjang.

Senyumnya terbit saat melihat chat Devan yang masuk begitu banyak. Devan mengajaknya video call.

"Haii,"

"Udah jam 9, kenapa belum tidur? Ini udah jam tidur kamu loh,"

"Belum ngantuk, kamu sendiri?"

"Sama aku juga belum ngantuk, Kamu lagi ngapain?"

"Gak ngapa-ngapain, cuma minum susu,"

"Pinter, em besok aku mau ngajakin kamu ke suatu tempat mumpung libur,"

Pikiran Alena tertuju pada janjinya dengan dokter Andi kemarin. Bagaimana mengatakannya pada Devan.

"Emm kayaknya besok aku gak bisa deh,"

Devan mengerutkan keningnya "Kenapa?"

"Aku mau pergi sama mama," bohong Alena.

"Ya udah deh,"

"Lain kali aja yah?"

"Hmm, tidur gih, aku mau ke supermarket dulu,"

"Oke,"

Lilin [TELAH TERBIT & DISERIESKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang