Chapter 21

323K 18.5K 1.2K
                                    

Haha Three updatee

Vote, komen, share❤❤❤



Devan telah sampai untuk kedua kalinya mengantar Nayla pulang. Tapi pikirannya masih tertuju pada Alena dan lelaki itu.

"Kak masuk ke dalam rumah gue yuk," ucap Nayla.

"Gak usah,"

"Eh gak boleh nolak, kakak tuh harus tanggung jawab, ini kedua kalinya kakak nabrak gue, dan lo harus mempertanggung jawabkan ini semua di hadapan bonyok gue kak,"

Devan menghela nafas kasar lalu mengiyakan ajakan Nayla, pasalnya dia juga ingin melihat seperti apa suasana rumah Alena. Mumpung Nayla belum tau jika dirinya kekasih Alena.

"Bunda papa!!!!!" Teriak Nayla saat tiba di ruang tamu bersama Devan.

"Astaga Nay bukannya ucapin salam masuk ke rumah kok teriak sih," ucap Dinda muncul dari dapur.

"Siapa dia Nay?" Kini giliran Dimas yang baru keluar dari ruang kerjanya.

"Eh anu pah, kakak ini yang gak sengaja nabrak aku katanya mau ketemu kalian hehe," ucap Nayla membuat Devan menatapnya tajam.

"Oh ayo duduk dulu," ucap Dinda.

Mereka akhirnya duduk di ruang tamu, Devan mengamati wajah Dimas yang sangat mirip dengan Alena. Dan orang yang pernah di lihatnya jika ada meeting perusahaan.

"Kamu yang buat lutut anak saya terluka tempo hari?"

Devan mengangguk "Iya om saya minta maaf gak sengaja dan juga anak om yang menyeberang dengan sembarangan,"

"Sepertinya saya familiar dengan wajah kamu," ucap Dimas mengamati wajah Devan lekat-lekat.

"Kita baru pertama kali bertemu om,"

"Tidak, saya memang pernah melihat kamu, ooh iya kamu anak dari Reni kan? Yang sering menggantikan ibu kamu jika ada meeting?"

"Reni siapa?" Tanya Dinda.

"Ituloh salah satu investor terbesar di perusahaan kita sayang,"

"Benarkah, nama kamu siapa?" Tanya Dinda pada Devan.

Mau tak mau Devan akhirnya menjawab "Iya tante, nama saya Devan Ananta Leoni tante,"

"Idih, tadi saat gue yang nanyain kagak mau jawab," cibir Nayla.

Dinda menegur Nayla yang tidak sopan sementara Devan hanya diam saja.

"Kalau begitu saya permisi dulu om tante, sekali lagi saya minta maaf atas kejadian yang menimpa putri kalian," ucap Devan berpamitan.

"Ah iya tidak apa-apa nak Devan, siapa tau kamu ingin mengambil kontak Nayla silahkan," ucap Dimas tersenyum.

"Sorry gak minat, cuma Alena yang pantas dapatin kontak gue," batim Devan bisa memaknai senyuman Dimas.

"Ehem tidak perlu om, kalau begitu saya pulang dulu,"

Devan keluar setelah menyalami Dimas dan Dinda. Sementara Nayla kecewa karena tak di lirik oleh Devan.

Lilin [TELAH TERBIT & DISERIESKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang