Chapter 20

340K 18.2K 993
                                    

Double Update

Semoga suka❤❤

Alena kini berjalan beriringan dengan dokter Andi di koridor rumah sakit setelah janjinya terpenuhi. Alena sudah memenuhi janjinya pada dokter Andi akan check up hari ini.

"Jika saja kamu rutin check up mungkin keadaan kamu sudah membaik Alena, jadi anak kok bandel banget sih, gak mau nurutin ucapan dokter," cibir dokter Andi.

"Terserah aku dong dokter jelek,"

"Aku serius Alena, kamu bisa tambah parah kalau seperti ini terus,"

"Dokter lebay deh, aku gak separah itu kok,"

"Ini bukan hal yang bisa di anggap bercanda Alena, kalau kamu seperti ini terus saya bisa laporkan sama orang tua kamu,"

Ucapan dokter Andi membuat langkah Alena terhenti dan menghela nafas panjang.

"Ini urusan pribadi aku dokter, dan dokter sudah berjanji tidak akan memberitahu ke siapapun,"

"Tapi ini masalah yang sangat serius dokter,"

"Tapi aku bersyukur dengan keadaan ini dokter, hah sudahlah aku tak ingin membahas hal ini,"

Dokter Andi menyerah, Alena sangat keras kepala. Mereka berdua berada dalam satu mobil untuk pergi makan ke restoran. Dokter Andi memaksa jika cara itu bisa menghapus utang Alena selain check up tadi.

"Dokter gak ada pikiran mau menikah? Udah tua gini," Ucap Alena.

"Hei umurku baru 25 tahun masih muda dan aku sudah menemukan calon istri,"

"Wah serius? Apa dia dokter juga? Perawat? Atau yang lain mungkin?" Tanya Alena antusias.

Dokter Andi tersenyum sambil menyetir "Dia masih sekolah,"

"What??? Dokter suka yang daun muda? Ngapain cari yang belum punya kerjaan? Dokter itu mapan dan harusnya istri dokter harus setara sama dokter,"

"Gak penting soal pekerjaan, kan kodratnya suami yang cari nafkah, yang penting orang itu membuat saya nyaman,"

"Dokter Andi baik pasti gadis itu akan beruntung punya suami seperti dokter,"

"Ya semoga saja," ucap dokter Andi melirik Alena sekilas.

●●●

Devan merasa jenuh tidak melakukan apapun di hari libur, biasanya dia dan Alena akan menghabiskan waktu bersama saat weekend.

"Bim, lo udah sembuh belum?" Ucap Devan menelpon Bima.

"Iya sayang,"

"Bangke, gue mau ke rumah lo,"

"Yaelah, lo kagak tau ini hari libur? Gue sama Caca quality time bro,"

"Oke lanjutin,"

"Tumben kagak sama Alena?"

"Alen ada urusan,"

"Haha kasian,"

"Hmm,"

Devan melemparkan ponselnya begitu saja di atas tempat tidur. Dia tidak tau mau melakukan apa di waktu seperti ini.

Devan mengambil kunci mobil dan jaketnya, dia ingin keluar siapa tau ada tempat yang bisa membuang rasa bosannya.

Lilin [TELAH TERBIT & DISERIESKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang