Chapter 4

473K 30K 3.5K
                                    

Alena dan Devan keluar dari ruangan itu setelah menyelesaikan dinner spesial mereka dan suprise yang di berikan Devan pada Alena.

Senyum Alena tak pernah hilang ketika mengingat kejadian tadi, Alena juga merona malu mengingat Devan yang sangat romantis malam ini.

"Gak usah senyum terus, nanti orang lain suka," ucap Devan santai sambil memegang tangan Alena erat.

"Aku cuma senyum ke kamu doang,"

"Senyumnya kalau kita cuma berdua,"

"Cih posesif," cibir Alena, Devan hanya mengedikkan bahunya.

Alena dan Devan mengerutkan kening saat melihat ruang utama restoran ini sangat ramai dan juga terlihat banyak wartawan yang meliput.

"Kenapa di sana ramai sekali?" Tanya Alena.

Devan yang cukup tinggi dapat melihat ternyata di sana ada perayaan ulang tahun, terbukti adanya hiasan berupa balon dan kue yang tersusun tiga tingkat.

"Ada yang ulang tahun juga," jawab Devan.

"Ohh," Alena mengangguk lalu berjalan sambil melihat kerumunan di sana.

"Sayang tunggu sebentar, aku mau ke kasir dulu," ucap Devan di angguki Alena.

Alena mengamati acara itu, di sana ada beberapa remaja yang mungkin usianya di bawahnya. Dan juga ada beberapa kolega bisnis terbukti dari pakaiannya.

Lalu sebuah suara yang sangat di kenalinya memecahkan perhatian Alena. Dia mencari celah dan melihat siapa yang berada di sana.

"Tes tes, ah terima kasih kepada tamu undangan karena sudah menyempatkan diri untuk hadir di perayaan ulang tahun putri saya, sekaligus memperkenalkan kepada media putri saya satu-satunya yang saya sayangi, Nayla Adinda Patriawan,"

"Satu-satunya?" Batin Alena meringis.

Alena hanya bisa terdiam kaku, di sana ada sosok papanya yang berdiri di samping Nayla dan Dinda. Ternyata inilah alasan mengapa papanya menolak dirinya ikut. Tidak hanya mereka ada kakek dan neneknya yang juga berada di sana.

Papanya merayakan ulang tahun Nayla di sebuah restoran mewah ini dan juga memperkenalkan Nayla di depan publik dan bahkan hanya mengakui Nayla sebagai putri tunggal? Lalu apa statusnya?

Alena tahu jika papanya pengusaha sukses yang selalu di liput media. Tapi, apakah berbohong di depan media itu baik?

"Apa yang di konsumsi istri bapak sehingga memiliki anak secantik Nayla?"

Pertanyaan para wartawan sudah terlontar untuk di jawab Dimas.

Dimas tertawa lalu melingkarkan tangannya di pinggang Dinda "Istri saya cantik, sudah jelas kecantikannya menurun pada anak saya,"

"Bukankah anda pernah menikah sebelumnya? Lalu di mana istri pertama anda?"

Wajah Dimas berubah menjadi datar "Saya bercerai, dan istri saya hanya wanita disamping saya ini untuk selamanya,"

"Apakah kalian mempunyai anak dari pernikahan itu?" Tanya seorang wartawan, Alena melihat ekspresi papanya yang datar dan menunggu jawaban apa yang keluar.

Dimas mengetatkan rahangnya, sepertinya rencana memanggil wartawan ke sini salah. Dia tidak ingin memperkenalkan anak dari wanita yang tidak di cintainya ke media.

Alena tidak sabar mengapa papanya lama sekali menjawab pertanyaan yang mudah itu, dia mengepalkan tangannya lalu menerobos kerumunan itu.

"Saya anak dari pernikahan pertama papa saya, saya putri pertama dari bapak Dimas Putra Patriawan bersama Sonya Bulan Azzahra!!!!" Ucap Alena lantang.

Lilin [TELAH TERBIT & DISERIESKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang