"Gea, kita berdua di suruh ngalah" bisik Adam tetapi masih dapat didengar oleh yang lain.

"Tapi aku juga pengen menang supaya bisa nambah anak lagi" lanjut Adam. Oke, sudah pasti Adam tidak mau mengalah.

Hingga pukul 01.00, Adam dan Gea akan balik ke rumahnya. Sementara Raya yang datang ke rumah Keano tanpa membawa mobil terpaksa harus menumpang kendaraan pasangan suami istri itu.

"Sorry, aku tau kamu pengen antar Raya, tapi aku ragu Raya bisa pulang dengan selamat ke rumahnya" canda Adam. Tentu saja selain agar Keano tidak buang-buang waktu, arah rumah Adam dan Gea memang searah dengan apartemen Raya. Begitu pula Raya tidak mungkin menginap di rumah pria yang bukan suaminya atau keluarganya. Walaupun si pria yang dimaksud dengan tidak tahu diri sering menginap di apartemen Raya.

Yaa... anggap saja martabat seorang wanita lajang itu mudah lengser. Jika wanita itu yang menginap di rumah seorang pria akan lebih berbahaya gosipnya jika dibandingkan seorang pria lajang yang menginap di rumah seorang wanita.

"Titip dia ya, antar sampai depan apartemen.. jangan ditinggalin di halte busway" pinta Keano.

Selama perjalanan pulang mata Raya benar-benar mengantuk berat. Dia ingin memejamkan matanya tetapi tidak enak pada Adam yang menyetir. "Keano sering banget nyeritain tentang kamu" kata Adam buka suara. Gea sudah tertidur pulas.

"Bicarain yang jelek-jelek? Atau yang bagus-bagus nih?" Adam tertawa.

"Dua-duanya" jawab pria itu. Oho.. Raya sudah menduga hal itu.

"Dia cerita apa aja?" Tanya Raya. Adam menjelaskan beberapa hal lucu pada Raya. Adam sudah tahu masalah sebenarnya antara Raya dan Keano. Keano juga selalu menceritakan bagaimana perkembangan hubungan mereka kini. Ada kalanya Keano selalu mengeluh-eluhkan sifat Raya yang sok jual mahal padanya. Apalagi Raya punya mood yang berubah-ubah, kadang manis seperti gula, kadang asam seperti jeruk nipis.

"Oh, jadi dia ngomongin keburukan aku ya.. terima kasih informasinya" kata Raya pura-pura kesal. Adam melirik wanita itu dari kaca spion. Adam tahu bahwa Raya tidak marah dengan apa yang didengarnya, malah sebaliknya. Karena Adam mengerti perempuan, dia tahu kalau Raya senang, wanita itu merasa diperhatikan oleh Keano.

"Bagaimana pendapat kamu tentang rumah Keano, kamu pasti sangat suka sama apa yang dia lakuin" Tanya Adam, Raya menatap balik pria itu melalui kaca spion. Raya mengangguk. Adam pun tersenyum.

"Aku gak bisa seromantis dia. Setegar dia" kata Adam jelas-jelas merendahkan diri.

"Jangan sia-siakan pria yang hanya bisa menatap satu perempuan saja, karena pria seperti itu hanya sedikit di dunia ini" lanjut Adam.

...

Setiap hari kencan, setiap malam video call. Gaya berpacaran mereka seperti kaum milenial yang menginjak bangku sekolah menengah atas.

Setiap hari bertemu di sekolah, mereka berdua selalu bertemu di café. Setelah itu pasti akan jalan-jalan di luar. Malamnya sebelum tidur salah satu dari mereka akan menelpon, karena sifat Keano yang mudah merindu pria itu akan mengganti panggilan ke mode video call.

Di akhir pekan keduanya akan saling mengunjungi ke tempat tinggal. Keano paling suka menghabiskan malam jumatnya di apartemen Raya. Bermain dengan peliharaan kaki empat mereka. Berbaring di atas tempat tidur Raya yang memiliki bau khas wanita itu. Keano akan menginap malam itu dan besoknya akan membantu Raya seharian di café. Kemudian malam minggunya Keano selalu mengajak Raya main ke rumahnya. Mereka berdua akan sibuk bermain video game ataupun menonton film hingga keduanya tertidur di ruang tamu, ketika pagi tiba tidak ada hal romantis terjadi. Raya akan tertidur di sofa, begitu pula Keano yang tertidur di atas karpet.

Raya akan bangun duluan, membuatkan sarapan untuk keduanya. Membangunkan Keano, memaksa pria itu untuk segera sarapan dan mencuci piring.

"Tayangannya masih bisa diulang gak? Aku penasaran banget sama endingnya.. sial banget tadi malam ketiduran" eluh Raya sambil berharap jika tayangan marathon drama korea di salah satu channel tv itu masih bisa diulang.

"Kayaknya udah gak bisa, nanti aku coba download aja. Endingnya Duk sun pilih Choi Taek, soalnya di episode 19 Jung Hwan gak ngutarain perasaannya karena lampu merah" jelas Keano. Wajah Raya kusut mendengar penjelasan Keano.

"Kok kamu spoiler sih?!!!"

...

Raya duduk manis di depan café, kata Keano pria itu sudah dekat. Benar saja, tak lama ada suara klakson dari mobil yang dikendarain pria itu.

Raya segera berlarian masuk ke dalam mobil. Keano menyodorkan air minum pada Raya.

"Thanks" kata Raya. Dia segera meneguk minuman itu hingga habis.

"Rasanya lumayan. Apaan nih?" Tanya Raya.

"Minuman peransang" jawab Keano sembari tersenyum licik.

"Whattt??" teriak Raya.

Bukan minuman peransang, yang diminum Raya hanyalah minuman yang dijual abang-abang pinggir jalan. Minuman yang terbuat dari tebu. "Huft, walau ditambah obat peransang juga gak bakalan mempan. Aku gak bakal tergoda" oceh Raya.

Mereka pergi ke sebuah toko buku. Raya mengikuti langkah Keano dari belakang. Pria itu berhenti di depan rak komik. "Oho, selera kamu gak berubah" kata Raya. Keano masih saja membaca serial komik yang sama, sama seperti komik yang dibacanya saat masih kuliah.

Raya ikutan mencari buku-buku yang menurutnya patut di baca. Raya berhenti di depan sebuah rak novel. Ada sebuah buku yang berjudul Pay One Get Two, bercerita tentang sepasang orang asing yang menikah karena kecelakaan. Cinta mereka tumbuh karena hidup bersama, sang pria mengajak wanita itu hidup bersama karena anak yang dikandung wanita itu. Raya meletakkan kembali novel itu di dalam rak buku.

Setelah melihat Raya beranjak, Keano pergi ke tempat di mana Raya berdiri tadi. Keano mengambil novel yang dipegang Raya tadi. Pria itu membaca tulisan-tulisan di belakang buku. Cerita tentang kisah cinta di mana pria itu mau bertanggung jawab atas kesalahannya. Tokoh pria yang gagal ditiru oleh Keano. Keano tersenyum kecut karena dirinya tak sekeren tokoh pria di novel itu.

Raya mencari-cari sosok Keano di toko buku. Pria itu menghilang entah ke mana. Padahal jelas sekali Raya melihat Keano berdiri di depan rak buku utara, tetapi kini pria itu sudah tidak terlihat.

Raya mengeluarkan ponselnya, mencari kontak nomor ponsel Keano. Ponsel pria itu tersambung tetapi tak kunjung diangkat oleh Keano. Perlahan Raya dapat mendengar nada dering dari ponsel Keano. Bunyinya semakin terdengar nyaring dari arah belakang badannya.

Hup.

Rangkulan dari belakang tubuh Raya terasa hangat. Keano memeluknya, pria itu meletakkan dagunya di atas bahu Raya.

"Percaya gak kalau aku bisa jadi tokoh pria paling brengsek di novel?" Raya mengangguk.

"Tapi kamu harus percaya kalau aku akan berusaha jadi pria paling sempurna untuk kamu?"

Raya mengangguk.

Mengapa Harus JumpaWhere stories live. Discover now