33

81.3K 4.9K 36
                                    

Salah Keano sendiri yang mencari gara-gara pada Abel. Gadis kecil itu menangis sejadi-jadinya. Raya menggendong Abel dan berusaha membujuknya tetapi Abel terus memberontak, sedangkan Keano kelabakan karena dipukul-pukul oleh Abel.

"Om Ken minta maaf yaa.. ampunnn" kata Keano. Abel tidak menerima permintaan maaf dari Keano. Anak kecil memang gampang tersinggung walaupun itu hal sepele. Kata Abel dia sedih karena Keano lebih memilih Raya ketimbang dirinya. Rupanya Abel menyukai Keano haha.

"Om Ken jahaaaaat" rengek Abel. Semakin dibujuk, gadis kecil itu semakin bertingkah sedih. Apalagi kalau Keano sudah menyentuk tangannya. Abel akan semakin sesegukan.

"Ray, biar aku yang gendong" bisik Keano. Pria itu mengisyaratkan Raya untuk menyerahkan Abel dari gendongannya. Abel yang menyadari hal itu segera memeluk erat Raya.

"Abel gak mau... Abel gak mau digendong Om Ken" rengek Abel. Keano mengelus kepala Abel sambil berkata

"Om gendong yaa, masa Abel gak mau digendong sama Om Ken lagi.. Om jadi sedih" kata Keano pelan. Pria itu memasang wajah memelas. Abel membuang muka. Raya ingin tertawa karena gadis kecil itu jual mahal.

"Om Ken sayang banget sama Abel. Sayangnya Om Ken ke Abel lebih besar dari sayangnya Om Ken ke Bunda Aya" kata Keano, Abel mulai tergerak hatinya.

"Om Ken selius...?" Tanya Abel berusaha meyakinkan dirinya, Keano mengangguk.

Melihat Abel mulai luluh Keano membuka lebar tangannya. Akhirnya Abel mau berpindah ke pelukannya. Keano melirik Raya kemudian pria itu mengedipkan sebelah matanya. Aaaaah hati Raya tumbuh kuncup bunga, kedipan mata ditambah senyuman miring Keano luar biasa efeknya.

Keano meminta izin Raya untuk mengajak Abel jalan-jalan. "Say bye ke bunda Aya" kata Keano. Abel melambaikan tangannya pada Raya.

"Dadah bunda Aya" kata Abel.

"Dadah bunda, kita kencan dulu ya" sambung Keano. Pria itu sengaja mengejek Raya yang ditinggal di apartemen. Raya berlapang dada ditinggal sendiri. Tidak apa-apa hari ini prianya dipinjam Abel sebentar, dari pada gadis kecil itu terus menangis.

Keano mengajak Abel ke supermarket yang tak jauh dari tempat Raya tinggal. Seperti seorang papa muda, Keano mendorong keranjang dorong yang diduduki Abel. "Om Ken, ayo ke sana" kata Abel menunjuk etalase permainan. Untung saja Keano banyak uang, dia tak perlu mengkhawatirkan apa yang ingin dibeli Abel.

"Abel mau beli apa?" Tanya Keano. Abel berpikir panjang. Gadis kecil itu minta diturunkan dari keranjang dorong.

"Om Ken! Ke sini..." panggil Abel bersemangat.

"Ini lucu gak?" Tanya Abel meminta pendapat Keano.

"Lucu.. ada bunganya di kepala" komentar Keano pada Barbie yang dipegang Abel.

"Hmm" Abel meletakkan kembali boneka Barbie itu pada tempatnya.

"Kok dikembaliin? Abel gak suka?" Tanya Keano, gadis kecil itu mengabaikan Keano dan berlari ke sisi lain. Memanggil Keano lagi untuk melihat apa yang dipegangnya.

Sebuah boneka Barbie yang kali ini lengkap dengan baju gantinya. "Om Ken.. Abel boleh minta dibeliin yang ini?" pinta Abel dengan mata memelas. Seperti mata kucing yang minta dielus, Keano langsung luluh. Dasar bocah kecil yang cerdik, Abel meletakkan boneka yang murah dan memilih boneka yang mahal.

"Iya, boleh kok" kata Keano. Abel berteriak senang dan kembali naik ke atas keranjang dorong.

Mereka belum langsung pulang ke apartemen Raya. Keduanya singgah nonton film anak-anak di bioskop. Beruntung ada film anak-anak yang sedang tayang. Malam itu banyak pasangan keluarga kecil yang menonton. Keano menyadari beberapa kali tatapan mata orang yang dilemparkan padanya. Mungkin mereka bertanya-tanya kenapa hanya dirinya dan Abel yang jalan berdua. Di mana sosok ibu dari gadis kecil ini? Keano jadi cekikikan sendiri saat membayangkan orang-orang yang mengira dirinya seorang duda muda.

Mengapa Harus JumpaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang