36

84K 5.1K 46
                                    

Tidak heran Raya menganggap Keano pria paling caper sedunia. Keano dengan mudahnya mengambil hati nenek. Padahal pria itu hanya turun tangan ke kebun membantu nenek di sana, kini hati nenek sudah terbuka padanya.

Keano memperlihatkan sisi rajinnya, dia juga menunjukkan bagaimana cara dia bertanggung jawab pada apa yang diperintahkan nenek padanya.

Hari itu nenek menghampiri Raya di kamar. Nenek memuji-muji Keano di hadapan Raya. Raya ingin angkat suara tetapi dia tidak bisa berkata apa-apa saking ingin tertawa keras.

"Hebat banget loh, si Memet saja gak kuat kerja sampai ke kebun bawah tapi Keano sanggup panas-panasan tanpa istirahat" puji Nenek. Raya menahan tawanya, dia ingin meluruskan satu hal, yaitu sepulang dari kebun Keano mengeluh pinggangnya serasa encok, kulitnya seperti habis dibakar, lehernya sakit, betisnya pegal. Bahkan malam ini Keano sudah tepar di kamarnya.

"Nenek akui kalau Keano itu pria pekerja keras" lanjut nenek. Raya senyum-senyum saja. Membayangi Keano mendengar pengakuan dari nenek, sudah pasti jidat pria itu akan mengkilat.

Malam itu Raya melamun di kamarnya. Nenek sudah kembali ke kamar, dan sebelum pergi nenek menyuruh Raya untuk menemui Keano. Mengecek keadaan pria itu.

"Intipin kamarnya, Tanya kalau dia butuh sesuatu" kata nenek, Raya mengerutkan dahinya dan berekspresi seolah-olah dia tidak mau ke sana.

"Jadi perempuan harus manis sedikit, tapi jangan kelihatan murahan" kata nenek.

Raya menghembuskan nafas berat. Dengan berat hati Raya pergi ke kamar Keano. Raya pergi mengecek keadaan Keano sesuai perintah nenek. Gadis itu masuk setelah mengetuk pintu beberapa kali.

"Hei... Butuh sesuatu gak?" Tanya Raya tepat saat Keano menatapnya. Raya hanya menyembulkan kepalanya ke dalam sehingga membuat Keano sedikit kaget dan sempat berpikir yang aneh-aneh karena rambut Raya yang panjang menutupi wajah wanita itu.

"Jangan nongol kayak gitu. Masuk aja" Raya menuruti kata Keano. Wanita itu masuk dan bersandar di meja.

"Badan kamu masih sakit?" Tanya Raya dijawab anggukan oleh Keano.

"Mau mandi air panas? Nanti aku siapin" tawar Raya.

"Tumben perhatian" goda Keano sambil tersenyum miring.

"Disuruh nenek. Berani gak bilang kayak gitu ke nenek?" tantang Raya.

...

Luar biasa kesaktian Keano, pria itu sudah bangun subuh-subuh. Tampil cakep dengan pakaian tempurnya, tetapi pagi itu nenek tidak mengajaknya ke kebun lagi. Alhasil mereka sarapan pagi bersama.

"Gak perlu ke kebun lagi" kata nenek. Keano menurut saja, toh dia juga bahagia sekali mendengar hal itu.

"Hari ini anaknya nenek datang. Kamu temenin Raya jemput di bandara" Keano hamper tersedak minumannya, untungnya control pria itu bagus sehingga adegan dirinya itu tidak terlihat seperti di sinetron-sinetron.

Raya tidak menjelaskan banyak hal pada Keano. Raya hanya berkata dia ingin liburan seminggu di Bandung pada Keano. Pria itu belum menyiapkan mental untuk kembali bertemu pada orang tua Raya.

"Kamu gak bilang kalau ada acara besok. Ulang tahunnya nenek pula" kata Keano saat mereka berduaan di dapur. Raya menatap pria itu sekilas.

"Kamu gak nanya" jawab Raya.

"Ya iyaa.. tapi setidaknya kamu kasih tau aku dong. Pasti banyak keluarga kamu yang datang" kata Keano, Raya mengangguk menyetujui hal itu.

Mengapa Harus JumpaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang