Chapter 30

2.2K 71 5
                                    

Ponsel Vivian berdering berkali-kali.

"Halo Fe, buseet ada apaan lo ngebom gue?"

"Kemana aja sih lo Vi, gue telpon berkali-kali ga diangkat-angkat?"

"Sengaja gue Fe, soalnya gue lagi makan. Nanggung"

"Gue pengen ngobrol nih"

"Yaudah ngomong aja"

"Ngga tuntas kalau cuman ngomong di telpon Vi, bisa malah salah paham juga. Gue pengen ngobrol langsung"

"Ntar sore deh gue sempetin. Tapi gue ngga bisa ya kalau ke rumah lo. Kita ketemu di cafe Orland aja"

"Yaudah oke Vi, tapi beneran loh ya. Soalnya ini urgent banget Vi. Dan lo pasti udah paham kan apa yang bakal gue omongin?"

"Ya apalagi kalau bukan tentang Nevan dan Dr. Arthur"

*****************************

Dr. Arthur mengirim pesan teks kepada Iora.

"Ra sore ini saya free. Kamu gimana?"

Setelah dua jam baru mendapat balasan pesan.

"Mmm saya belum tau Dr. Arthur. Nanti ya sekitar jam 3 saya kabari lagi."

"Ok, baik".

**************************

Di lokasi syuting.

Seperti biasa Fea dan Nevan berakting secara profesional. Mereka berdua juga sudah bisa mengontrol tingkat kebucinan masing-masing, tetapi tetap dibalik itu perasaannya tidak berkurang sedikitpun.

Kedekatan Fea dan Nevan tidak menjadi masalah bagi semua kru. Tidak ada desas desus negatif tentang mereka berdua, karena memang Fea dan Nevan orang baik. Yang terpenting adalah proyek sinetron ini berhasil mendapatkan tempat di hati para penontonnya.

Sekarang ini Sondea sudah bisa berjalan sendiri. Betapa menggemaskannya anak itu. Sejujurnya Furla lebih menyukai Sondea sebelum bisa berjalan, karena dirinya selalu dibuat kewalahan untuk mengendalikannya. Kaki mungilnya sedang lincah-lincahnya berjalan kesana kemari menghampiri benda-benda yang menarik baginya.

Sementara itu Furla terlalu malas untuk menganjurkan lagi Fea memakai jasa baby sitter. Fea sulit mempercayakan hal-hal vital semacam itu kepada orang lain.

*************************

Belakangan ini Ivanka sengaja memberikan jarak bagi hubungannya dengan Dr. Arthur. Tidak mau mendapat cap kalau dirinya mengejar-ngejar Dr. Arthur, seperti yang selama ini menjadi perspektif Dr. Arthur dalam menilai dirinya. Ivanka mengakui tindakannya yang menjijikan sewaktu dirawat di rumah sakit dan Ivanka juga tidak menyalahkan keadaan. Sekarang yang perlu dilakukan adalah mengubah persepsi Dr. Arthur tentang dirinya.

*************************

Hari ini Pak Gandhi sudah sadar dari komanya tetapi belum boleh banyak berbicara dan masih sangat lemah. Dr. Hilman bimbang apakah akan memberi tahu kepada semuanya atau menundanya dulu. Menyadari kalau situasi saat ini sedang tidak baik. Supaya pula keputusan yang diambil Fea dan Dr. Arthur murni tidak tercampur aduk lagi dengan perkara utama yang mendesak mereka berdua untuk menikah.

**************************

Furla harus mengurus beberapa berkasnya Fea untuk agensi sore ini. Jadi dia tidak bisa menemani Fea bertemu Vivian. Setelah selesai syuting Fea langsung menuju cafe Orland, tak lupa memberitahu Nevan terlebih dahulu. Nevan pun segera melanjutkan kesibukannya yang lain pula.

"Haduh bodohnya tadi, kenapa tidak janjian jam berapa tapi cuman sore aja" sesal Fea. Yasudahlah Fea pun tetap menuju cafe Orland sekalian bersantai menunggu kehadiran Vivian. Di dalam mobil, Fea mengoceh sendiri menyadari kalau anaknya sudah bertambah besar dan semakin menggemaskan. Ditambah sudah mulai bisa berbicara. "Lucu sekali kamu Sondea" puji Fea tak henti-hentinya.

*************************

Pesan dari Iora.

"Ok Dr. Arthur saya bisa ketemu sore ini"

"Baik Iora, saya tunggu di cafe dekat rumah sakit Eternity"

"Hahaha curang Dr. Arthur, milih tempat yang dekat dengan tempat kerjanya. Huuuu"

"Hahaha, maaf kalau begitu. Apa perlu berganti tempat?"

"Haha tidak-tidak Dr. Arthur, saya hanya bercanda. Sudah disitu saja"

***************************

Sondea berjalan sendiri dari parkiran menuju cafe Orland. Kalau sudah begini keluarlah jiwa emak-emak dari dalam diri Fea. Fea menyemangati dan menyoraki setiap keberhasilan langkahan kaki mungil Sondea.

"Mmm sepertinya ada yang kurang, oh iya video"

Dengan sigap Fea cepat-cepat mengambil videonya seolah-olah tidak rela terlewatkan sedikitpun tingkah Sondea yang amat menggemaskan itu.

Fea sudah terduduk di salah satu sudut cafe. Sondea dipangkunya dengan erat, tak akan dibiarkannya anak itu lolos dan berjalan entah kemana. Cafe bukanlah tempat yang bersahabat untuk anak kecil.

Vivian tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Untuk mengusir kebosanan Fea membuka social media. Ingin memposting video Sondea barusan. Tapi diurungkannya niat itu, "hmmmm aku tidak mau berbagi dengan siapapun, sungguh anakku sangat menggemaskan".

Akhirnya Vivian muncul juga diujung lorong cafe. Berjalan menuju meja tempat Fea berada.

"Gila lama banget Lo Vi, ckckckck"

"Sorry Fe, lagian Lo setiap ngajak ketemuan pasti selalu mendadak. Udah bagus gue selalu sempetin"

"Hahaha, sorry deeh"

"Pesen makanan atau minuman dulu gih, kasian gigi lu kering gitu".

"Anjay, lagi ngelawak Lo Fe"

"Hahaha buruan, habis ini gue bakal ngajak Lo mikir pusing"

"Udah Lo mulai aja ceritanya, sambil nunggu gue milih-milih makanan"

"Yaudah deh. Lo pasti udah tau kan kalau gue sekarang lagi main sinetron bareng Nevan?"

"Iya, terus?"

"Gue gak bisa lah nahan-nahan perasaan gue. Dan ini cukup membuat keluarga gue resah. Kalau-kalau gue cerai sama Dr. Arthur"

"Duuuh rumit banget sih hidup Lo Fe. Terus gimana hubungan Lo sama Dr. Arthur?"

"Yaaa kami sih baik-baik saja, Dr. Arthur orangnya enakan, tapi tetep aja gue nggak mau seenaknya. Gue sangat segan ke Dr. Arthur Vi. Ngga tau juga gue mau gimana"

"Kalau menurut gue sih Fe, kalian berdua harus bicara dan terbuka keluarin semua yang pengen Lo sampein. Dan sebelum kalian ngomong ke keluarga besar pastikan dulu kalian berdua udah mantap sama keputusan itu"

"Hm" Fea melanjutkan kalimatnya dengan seruputan di minuman yang telah dipesannya.

"Nanggung Vi, makan dulu aja ya laper banget gue"

Vivian yang asyik makan kepiting mengangguk-anggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Selang lima menit mereka sibuk dengan makanan masing-masing. Vivian membuka suara.

"Fe Lo denger gak sih, kayak ada suara ketawanya Dr. Arthur"

"Masa sih?" Fea menajamkan pendengarannya, matanya pun mulai menelisik setiap sudut cafe.

"Ngga denger gue Vi, cuman ketawanya perempuan yang di belakang kursi gue yang kedenger"

Vivian yang duduk membentuk sudut sembilan puluh derajat dari arah Fea, melihat ke belakang Fea dan memang ada perempuan. Di sebelah kanan perempuan itu ada seorang laki-laki. Vivian memberi isyarat dengan ujung dagunya kepada Fea. Fea segera menengok.

"Oh astaga" Fea terkejut kemudian tersenyum.

"Oooh ternyata Dr. Arthur sedang mengencani wanita. Hihihi" Fea tertawa bingung.

"Apa yang Lo rasain Fe. Cemburu? Bahaha"

"Sebaiknya kita curi dengar dulu pembicaraan mereka. Baru kita lanjutkan percakapan tadi Vi."

To be continued..............................



Wonder Woman RushWhere stories live. Discover now