Chapter 13

3.3K 145 3
                                    

Ketika masih asyik tertawa, pintu ruang perawatan Rendra dibuka oleh seseorang dari luar. Spontan ketiga orang dewasa itu menengok ke arahnya. Hanya Dr. Arthur saja yang terkejut. Memalingkan dari pandangannya setengah tak percaya, kemudian menatapnya lagi. "Sepertinya memang benar wanita itu adalah Ivanka" Dr. Arthur membatin. Wanita yang tidak mengerti arti sebuah penolakan, entah harus dengan bahasa apalagi Dr. Arthur berusaha menjelaskannya. Tetap saja wanita itu tidak mau tau, padahal jelas-jelas Dr. Arthur tidak menghiraukannya. Ya, sejak empat tahun lalu Dr. Arthur selalu menghindarinya.

"Tanteee, syukurlah tante cepat datang. Tiga orang dewasa ini sedari tadi menyerangku. Entah apa yang akan terjadi denganku jika tante tak segera tiba" anak SMA itu merajuk layaknya bocah. Ingatan Dr. Arthur tentang Ivanka pun turut terbuyarkan oleh teriakan anak SMA itu.

"Tidak, pasti kau yang berulah. Tante sudah tahu betul perangaimu Ren" wanita itu melanjutkan bicaranya. Kali ini ditujukan kepada tiga orang dewasa yang tawanya sudah terhenti. "Maafkan keponakan saya, memang begitulah anaknya". Wanita itu memandangi satu per satu tiga orang dewasa di sekeliling ranjang, untuk menegaskan perminta maafannya. Saat sudut matanya mendapati Dr. Arthur ada selintas ingatan di memorinya. "Bukannya dokter itu Dr. Arthur yang pernah merawatku ketika sakit tifus dulu. Mmmmm bahkan sudah empat tahun berlalu dia tetap menarik, sosok maskulin sempurna versiku" gumamnya dalam hati.

Dr. Arthur dan Ivanka sempat terlibat cinta bertepuk sebelah tangan sejak empat tahun yang lalu. Perasaan suka Ivanka mulai tumbuh ketika hari ketiga menjalani perawatan di rumah sakit yang dikunjunginya saat ini. Kebetulan waktu itu Dr. Metta yang seharusnya merawat dirinya, harus mengambil cuti karena kepentingan pribadinya. Dr. Arthurlah yang mendapat bagian untuk menggantikannya. Ivanka memiliki sifat yang agresif dan menggebu-gebu dalam berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

Selama dua minggu menjalani perawatan dari Dr. Arthur, selama itulah Ivanka selalu mencari-cari perhatian. Entah dengan bersikap manja, pura-pura sakit, mengada-ngada, minta tolong ini itu, dan beberapa trik klasik lainnya. Sebaliknya Dr. Arthur berusaha untuk seminimal mungkin menjalin interaksi dengan pasien aneh satu ini. Terlebih semakin hari, Ivanka semakin berani menggodanya. Ivanka mempunyai wajah yang tidak begitu cantik, cenderung biasa. Tetapi mempunyai tubuh yang menggoda. Seringkali Ivanka sengaja tidak mengaitkan dua kancing baju teratas pakaian pasiennya.

*****************************************

Ivanka mengulurkan telapak tangannya kepada Furla yang lebih mudah dijangkaunya dari tempatnya berdiri. "Ivanka. Tantenya Rendra".

Furla membalas uluran tangan itu dan menjawab "Furla. Manager Fea. Pemilik mobil yang sempat menyerempet keponakanmu. Kami mohon maaf ya".

Ivanka mengulum senyum kepada Furla, bersikap ramah. Sembari melanjutkan uluran tangannya kepada Fea. Fea menanggapinya dan menyebutkan namanya "Fea. Ini anak saya Sondea. Tadi kami berdua turut bersama Furla dalam kecelakaan itu".

"Benarkah? Ada anak kecil turut dalam kecelakaan ini. Apakah Sondea juga terluka?" Ivanka tampak panik.

"Tidak apa-apa Bu. Dia hanya menangis sebentar waktu mendengar bunyi benturan mobil kami dengan motor yang dikendarai Rendra. Selepas itu dia baik-baik saja" Jawab Fea sopan.

"Syukurlah kalau begitu". Ivanka mengulurkan tangan kepada Dr. Arthur. Memperkenalkan diri seperti yang sudah dilakukannya kepada dua orang sebelumnya, sekaligus memastikan pria di depannya itu benar Dr. Arthur atau bukan.

Dr. Arthur hanya menerima uluran tangan itu dan tidak memperkenalkan diri seperti yang dilakukan Furla dan Fea. Seketika itu juga Dr. Arthur berpamitan untuk kembali bekerja. Dengan dalih ada banyak pasien yang sudah menunggunya.

Furla dan Fea saling bertatapan, sama-sama menangkap gelagat aneh dari Dr. Arthur. "Lah kok suami Lo buru-buru banget gitu Fe, aneh lagi gelagatnya. Kek ngerasa jijik gitu gak mau lama-lama. Padahal tadi enggak lho" Furla berbisik di telinga kanan Fea.

"Iya, sama gue juga menangkap gelagat yang mencurigakan La. Tapi mana gue tau penyebabnya apa. Udahlah biarin aja" jawab Fea mencoba mengembalikan ke pembicaraan yang seharusnya mereka lakukan dengan orang yang berada di depannya.

"Ehm, baiklah Bu Ivanka, soal pengobatan dan perbaikan motor Rendra sudah kami urus. Selebihnya nanti kalau terjadi apa-apa dengan Rendra bisa hubungi saya ya" Furla to the point ke titik utama pembicaraan masalah semacam ini.

"Baik Bu, terimakasih banyak ya atas perhatiannya. Boleh Bu Furla berikan nomor yang bisa saya hubungi?".

"082128556631".

"Kalau begitu kami pamit dulu ya Bu Ivanka. Melanjutkan agenda kami hari ini. Semoga Rendra lekas sembuh" sambung Fea.

"Iya baik Bu, terimakasih atas doa kesembuhannya. Eh maaf Bu, saya mau tanya. Apakah dokter yang tadi itu Dr. Arthur ya?".

"Benar Bu, dia Dr. Arthur. Apakah kamu mengenalnya?".

"Egh tidak-tidak. Saya hanya pernah dirawat olehnya. Tapi kan dia tidak menangani korban kecelakaan. Mengapa dia di ruangan Rendra ya Bu?" Tanya Ivanka kepada Fea.

Fea mulai merasa kalau wanita ini mengenal Dr. Arthur. "Tidak tahu, yang jelas dia membantu kami menghadapi keponakan ibu yang super menyebalkan itu" Fea menunjuk dengan ujung dagunya ke arah Rendra sambil tertawa. Diikuti tawa Furla dan Ivanka.

*********************************

Setelah selesai berpamitan Fea dan Furla segera berjalan keluar rumah sakit untuk memesan taksi online. Dalam langkah kaki yang ke lima belas, tiba-tiba Fea berkeinginan untuk menemui Dr. Arthur dulu dan berpamitan. Hasratnya itu diberitahukannya kepada Furla. Sontak wanita yang bekerja sebagai managernya itu tertawa.

"Cieeee, sudah mulai ada yang lengket nih. Gak bisa jauh-jauh. Atau kau benar-benar sudah merindukannya Fe hahaha" ledek Furla disertai tawa diujung katanya.

"Ah sialan lo La. Wajar aja kan gue pamitan. Dia kan suami gue. Dan perkara ini juga belum resmi selesai. Gue masih butuh bantuannya. Apa salahnya kalau gue pamitan ke dia" bantah Fea tanpa ampun.

"Iya-iya Fe, kalaupun ada unsur rindu juga gakpapa kok Fe. Wajar kan istri merindukan suaminya. Ahahahaha".

"Ah resek lo La. Gue tegaskan ya, gue gak akan rindu-rinduan dan semua hal yang melemahkan lainnya. Sorrryyyyy".

To be continued.................................

Wonder Woman RushWhere stories live. Discover now