Chapter 25

1.8K 65 1
                                    

CAFE CANDELIER

Dr. Arthur manggut-manggut menyerap cerita Ivanka kedalam neuron otaknya. Sekarang giliran Dr. Arthur membagi curahan hatinya tentang hidupnya yang kian rumit. Setelah hampir satu jam Ivanka yang memonopoli pembicaraan.

"Sepulang Fea dari Puncak, dia tampak gembira sekali Van. Nggak pernah saya lihat dia sebahagia itu".

"Kamu bisa kan basa-basi dan bertanya ke Fea?".

"Sempat saya menegur waktu dia lagi jalan ke kamarnya. Raut wajahnya langsung berubah jadi badmood dan kesal karena teguran saya".

"Sulit sih, apalagi lawan mainmu itu bukan wanita sembarangan. Aku juga tidak bisa menebak apa yang Fea rencanakan".

Dering ponsel Dr. Arthur memotong pembicaraannya dengan Ivanka.

"Mamanya Fea".

"Ya silakan diangkat dulu".

*******************

"Iya hallo ma".

"Hallo Dr. Arthur, gimana kabarnya?".

"Ada apa ma? Tumben telpon".

"Mmm sebenarnya memang ada yang mau mama bicarain sih. Semalam kan mama main ke rumah kalian, sekalian nginap. Eh malah kamunya lagi piket".

"Oh iya, maaf ma. Lagian mama mendadak sekali. Kabar-kabar dulu kali".

"Ngga sempet, soalnya ini penting Dr. Arthur".

"Sepenting apa ma? Kelihatannya serius".

"Nanti lah kita bertiga bicarakan. Kita atur dulu waktunya".

"Ih mama bikin was was aja. Sebenarnya ada apa sih ma?".

"Haduuuuh mama nggak mau ngomongin lewat telpon. Kalau salah terima kan kesannya bikin Mama jadi nggak enak".

"Yaudah deh iya mah, nanti kukabari waktunya ya. Bye".

*************************

"Tinggal bilang aja, kenapa harus dibikin ribet seperti itu" sambung Ivanka mencibir tepat ketika telpon diakhiri oleh Dr. Arthur".

"Mana saya tahu. Yaudah lah turutin aja".

"Mmmm memangnya kalian berdua lagi berantem ya? Sampai-sampai mamanya Fea turun tangan gitu".

"Ha? Ngobrol aja engga. Apa yang bisa bikin marahan. Hubunganku dengan Fea baik-baik saja sampai hari Fea ngabarin saya mau menenangkan diri ke Puncak".

"Kenapa dia?".

"Ada masalah sama managernya. Saya sendiri juga nggak tahu persis duduk permasalahannya".

"Fea nggak cerita sedikitpun ke kamu?".

"Boro-boro. Malahan seolah-olah saya juga ikutan dimusuhin karena perkaranya dengan Furla".

"Astagaaa, komunikasimu dengan Fea benar-benar buruk".

"Ya begitulah. Bukan apa-apa juga, saya nggak maksa Fea untuk menjadi istri saya sepenuhnya. Tapi kok sakit juga ya rasanya tidak diperlakukan sebagaimana mestinya suami. Bahkan hanya sekedar memberitahu saja jarang sekali dia lakukan".

"Ya sebaiknya segera atur jadwal obrolan seriusmu dengan Fea dan mamanya secepatnya".

"Yang terpenting saya persiapkan ketenangan dan kesabaran yang besar dulu, soal waktu bisa diatur".

"Wah nggak terasa udah 4 jam aja kita ngobrol disini Dr. Arthur. Sebaiknya aku pulang dan kau lanjutkan aktivitasmu".

"Aku tidak ada jadwal apapun setelah ini. Biar kuantar saja ya?".

"Tidak usah Dr. Arthur, saya bisa pulang sendiri".

"Seperti orang asing saja. Lagian coba dong ingat apa yang kamu lakukan empat tahun yang lalu kepadaku? Setidaknya jangan sia-siakan kesempatanmu ini hahaha".

"Hahaha sial, kau mengolok-olokku Dr. Arthur. Awas saja ya".

To be continued.........................

Wonder Woman RushWhere stories live. Discover now