Chapter 24

1.6K 67 2
                                    

Ketukan pintu mengganggu istirahat Fea yang kelelahan. "Siapa sih tengah malam begini bertamu" keluhnya seraya melangkahkan kakinya menuruni tangga. Menuju sumber suara ketukan itu berasal.

"Astaga mama? Ngapain ma kesini malam malam begini?"

"Persilakan mama masuk dulu Fea".

"Oh ya. Silakan duduk ma, mama mau teh atau kopi?".

"Teh saja. Dr. Arthur sudah tidur ya?".

"Nggak tau, dia belum pulang".

"Ha? Kamu ini gimana sih Fea. Kamu kan istrinya. Tanyain kenapa belum pulang dong. Benar benar ya anak ini".

Fea tersenyum nyengir dan mempercepat langkahnya menuju dapur. Terlalu malas untuk mendengarkan kalimat-kalimat memuakkan mengenai rumah tangganya. Hanya perlu lima menit untuk membuatkan teh mamanya. Tapi perlu lebih lama lagi untuk mempersiapkan amunisi bagi pertanyaan-pertanyaan yang sudah diduganya keluar bak bunyi kereta lewat dari mulut mamanya.

Mama memang selalu menyebalkan. Sudah lama sekali rasanya tidak mendapatkan kehangatan dan nasehat seorang mama yang bijak. Selama ini hal yang diperbuat mama hanyalah memaksaku untuk ini untuk itu. Beruntung pilihan karirku tidak dikacaukan pula olehnya. Fea merasa sudah mantap untuk menyusul mamanya di ruang tamu setelah lega melepaskan unek-uneknya ke udara.

"Ini mah. Oh ya kalau ada yang perlu dibicarakan kan mama bisa hubungi aku dulu ma. Jangan tengah malam begini, bahaya".

"Ngga usah sok perhatian sama mama deh. Yang ada kamu terganggu kan karena kehadiran mama. Gelisah dan malas kalau mama bahas rumah tanggamu?".

"Mama aku udah lelah, moodku udah buruk, tolong jangan bicarakan tentang aku dan Dr. Arthur, please."

"Mama dengar proyek sinetron barumu, kamu beradu akting dengan Nevan ya?".

Fea mengangguk.

"Sebenarnya inilah alasan mama malam-malam datang bertamu ke rumahmu".

Fea mengangguk lagi.

"Mama nggak mau tau ya, jangan mencoreng nama baikmu sendiri. Setidaknya jangan sampai muncul beritamu dengan Nevan di acara atau akun gosip sekalipun.

Fea tidak punya ide untuk menjawab, terlalu malas untuk menyambung.

"Fea! Jawab mama".

Terpaksa Fea tetap harus berbicara.

"Aku nggak bisa ma, aku nggak akan bisa jaga jarak dari Nevan. Karena memang aku nggak mau ma".

"Anak ini!"

"Mama aku mau tidur saja kalau hanya itu yang mau dibicarakan" Fea sudah beranjak dari tempat duduknya.

"Hah percuma mama melarangmu. Kalau begitu teleponlah Dr. Arthur dulu, tanyakan kabarnya".

"Ok baiklah. Sebaiknya juga mama menginap saja".

Dr. Arthur tertidur di meja kerjanya. Getar ponselnya membangunkannya dari mimpi yang terpaksa harus selesai.

"Halo Fea, ada apa?".

"Kenapa sampai tengah malam begini kamu belum pulang?".

"Oh maaf, saya lupa mengabari. Malam ini saya ada jadwal piket".

"Ok baiklah, jangan terlalu lelah Dr. Arthur".

"Terimakasih perhatiannya Fe".

Sambungan telpon terputus.

"Mama sudah dengar kan?".

"Jadi sebenarnya apa maumu Fea? Mama nggak ngerti".

"Aku cinta Nevan ma. Tapi aku menghormati Dr. Arthur. Akan kuselesaikan sendiri. Mama ngga perlu khawatir semuanya akan baik-baik saja".

To be continued...........................

Wonder Woman RushWhere stories live. Discover now