Chapter 5

6K 251 1
                                    

Fea memelankan laju napasnya dan berhasil membuatnya kembali stabil. Mulai bisa mengendalikan emosinya yang hampir meledak. Fea membatin "sudahlah akan kubicarakan nanti di waktu yang tepat dengannya. Fakta ini tak boleh menjadi beban untukku. "Take it easy" Fea memerintah dirinya sendiri.

Seorang wanita turun dari mobil berwarna merah cabai. Betisnya terlihat putih berkilau seperti porselen, bertumpu pada kaki yang dibalut dengan high heels berwarna merah pula. Siapa lagi pemiliknya kalau bukan Furla, sang manager Shafea.

Setibanya di teras rumah Fea, Furla langsung nyelonong saja masuk ke dalam rumah. Furla mengamati Fea dari ambang pintu ruang kerja. Terlihat wajah Fea menyiratkan tanda tanya penuh selidik.

"Lo mikirin apa Fe serius amat?". Pertanyaan Furla mengembalikan kesadaran Fea. "Ng Ng engga papa" jawab Fea gelagapan.

"Ngga papa kok sampe pucat gitu?".

"Beneran La gue ga papa. Lupa pakai blush on nih gue". Fea mengambil palet blush on untuk menegaskan bahwa memang benar begitu. Dan menguaskannya sampai terbentuklah fever blush on di kedua pipi bagian atas tersambung melewati lengkungan hidung mancungnya.

Sepertinya trik kecil-kecilannya itu berhasil membuat Furla percaya. "Yaudah buruan berangkat, ini doang kan perlengkapan Sondea yang mau dibawa?". Karena sudah terbiasa Furla merasa yakin akan jawabannya, dia berlalu begitu saja membawa tas tentengan menuju mobil Fea.

Fea membuntuti di belakangnya sambil menggendong Sondea yang tengah tidur. "Pengertian sekali anak ini, tau waktu-waktu hectic mommynya dan memilih bersikap anteng. Menggemaskan kamu Sondea". Fea memuji anaknya sambil tersenyum di dalam hati.

***********************

Tiba di kantor bakal perusahaan kosmetik, yang baru-baru ini sudah menemukan nama brand yang akan diusung bersama Shafea. Furla dan Fea menunggu di salah satu waiting seat dekat ruang manager divisi pemasaran.

Keterlibatan Fea dalam proyek ini terletak di bagian promosi. Mengingat Fea mempunyai banyak fans dan setiap hari malang melintang di layar televisi.

Saneige begitulah brand yang akan mereka usung. Produk yang dijadikan andalan ketika launching nanti adalah creammatte dengan 365 pilihan warna. Jumlahnya sama persis dengan jumlah hari dalam setahun. Bisa mengekspresikan 365 suasana hati wanita yang mudah membolak-balik dan 365 apapun lainnya.

Pintu ruangan terbuka, Mr. Ransom mempersilakan Fea dan Furla masuk. Setelah setengah jam lebih berdiskusi dan bernegosiasi tentang peran Fea sebagai brand ambassador, akhirnya menemukan titik temu yang saling menguntungkan.

Furla berbisik kepada Fea "Gila sih ini Fe, murah hati banget Mr. Ransom".

"Ini semua kan demi kebaikan Sondea La, biar dia tetap nyaman dan aman selama ngikutin jadwal keseharian gue".

"Banyak banget permintaan lo yang musti ada ini ada itu, musti begini musti begitu" disertai bola mata Furla berputar saat bicara.

Fea hanya tersenyum nyengir menanggapi ocehan managernya itu. Tapi tiba-tiba dia menyambung lagi percakapannya dengan Furla. "Apalah artinya pekerjaan gue kalau gue harus mengorbankan perkembangan Sondea La. Ini bukan tentang siapa yang diuntungkan atau dirugikan tapi seberapa penting kerjasama ini harus tetap dilakukan supaya diperoleh keuntungan besar". Tak dirasa Fea sudah ngomong panjang lebar tanpa skenario.

"Iya-iya paham gue Fe, secara lo kan punya nama besar gak salah juga sih Mr. Ransom memberikan banyak fasilitas buat lo atau Sondea lebih tepatnya".

"Nah itu tau. Sekarang agenda kita kemana La?".

"Kita lanjut pemotretan dari agency yang diwakili Egi itu Fe. Lo masih ada kontrak tujuh setengah bulan ke depan. Ya meskipun gak tiap hari photoshoot, gue sekedar ngingetin aja".

************************

Lokasi photoshoot dilakukan di area outdoor yang modern. Semua peralatan sudah dipasang dan siap pakai. Tinggal menunggu sang Dewi beraksi di depan kamera.

Fea menitipkan Sondea kepada Furla. Tidak membutuhkan waktu lama untuk membangun chemistry diantara Furla dan Sondea. Sondea bisa sangat nempel dengan Furla, bahkan ketika mommynya sudah selesai take.

Di antara jalanan yang tersusun oleh batu-batu kecil yang rapi, Fea siap berpose disana. Memakai outfit brand fashion yang diusungnya, bawahan menggunakan celana embroidery pleated short pants berwarna biru muda, atasan cross over top berwarna putih. Kaki mulusnya dibalut dengan square toe high heels berwarna hitam pekat. Ya, Fea terlihat sangat seksi dan cantik yang memang selalu demikian.

Fotografer, Mas Andre mengarahkan pose Fea. Fea sudah bergaya dan tersenyum manis. Mas Andre memberi aba-aba 3.... 2.... Eh sebentar-sebentar. "Bu Fea bisakah ibu lepaskan dulu hansaplast yang membalut jari telunjukmu".

"Huhhhhh". Fea kesal sudah capek-capek nahan pose bermenit-menit. Karena semua kru tertawa cekikikan, Fea bisa sedikit menyunggingkan senyuman di sudut bibir sensualnya. Fea melepaskan hansaplastnya dalam satu tarikan. Dia meringis mengaduh kesakitan.

To be continued............

Wonder Woman RushWhere stories live. Discover now