Wattpad Original
There are 10 more free parts

Bab 8

39.1K 4.4K 210
                                    

Beda setan dan siluman?
S

etan menggoda hidup manusia. Siluman menjajah hak hidup gue.
—Yellow— 

Kampus tetap ramai di momen libur semester

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kampus tetap ramai di momen libur semester. Aku berjalan sembari menundukan kepala. Mata-mata penasaran membuntuti setiap langkahku.

Nyebelin banget. Kalau bukan akibat WhatsApp siluman, mana mau aku menampakan diri di tengah panas-panasnya gosip aku merebut Ken.

"Ini dia Yellow yang lagi jadi trending kampus kita!" Bambam menghadang jalan. Aku bergeser ke kiri, dia ikut bergeser. Aku putar ke kanan, dia balik arah dan menutup aksesku kabur. "Jangan sombong dong. Baru pacaran sama Ken udah lupa sama gue. Kita kan temenan."

Temenan apa penjajahan?

"Udah lama enggak ketemu. Gimana kalo kita makan? Lo udah sarapan? Kayaknya belum. Gue liat lo lemes banget. Jalan nunduk aja. Ke kantin yuk. Gue enggak mau pacar Ken yang baru sakit."

Cekalan tangan Bambam pada sikuku mencegah semua penolakan yang berputar di kepala. Ini sudah jelas. Uang jajanku bakal kena invasi Chu Pat Kai.

"Makan dong," kata Bambam sembari mendorong mangkok bubur ayam yang topping-nya mau luber.

Ini berapa harganya? Aku menjerit dalam hati, membayangkan bubur ayam pesanan Bambam buatku bukan porsi normal.

"Makasih, Bang." Aku mengaduk bubur dengan lesu. Mau ketemu siluman malah kena cekal siluman lain. Cobaan begini senang sekali menimpaku.

"Gue kaget banget tahu lo jadian sama Ken. Selama ini, kalian berdua enggak keliatan akur. Gue kasihan sama Alex. Dia kayaknya terpukul banget tau soal ini. Lo tahu kan Alex demen sama lo?" Bambam mengoceh sambil meracik buburnya. Dia menuang sambal langsung dari mangkoknya tanpa takaran.

Aku bergidik ngeri. Bubur semangkuk dihajar sambel satu mangkok kecil. Mampos banget nasib Bang Bubur. Sambalnya dihabisin Bambam.

"Gue enggak bisa nyalahin Ken dan lo. Alex sih yang lama banget beraksi. Kalo suka harusnya cepat nembak. Kebanyakan pertimbangan si kampret," lanjut Alex lagi.

"Gue dan Bang Alex temenan," kataku bersikap senetral mungkin.

"Lo enggak demen Alex?" Bambam menjerit, lalu menggeleng dramatis. "Gue tahu Alex bakal patah hati kalo nembak lo. Emang paling bener dia pendam aja. Semua cewek jelas lebih milih Ken."

Obrolan ini makin ngaco.

"Oya, lo ngapain ke kampus?" Bambam bertanya sebelum menyuap.

"Mau ketemu Bang Ken."

"Ken?" Bambam memandangiku kaget. "Kok lo enggak bilang? Udah sono ketemu Ken. Tuh dia lagi jalan depan kantin. Ken! KEN! WOY!"

Enggak usah teriak-teriak kaleee!

TWIRLINGWhere stories live. Discover now