PART 38

1.7K 394 99
                                    


^O^ SELAMAT TAHUN BARU ^O^
SEMOGA MOMENT YANG TERLEWAT MENJADI PELAJARAN YANG BERHARGA UNTUK KITA SEMUA.

SEMANGAT DAN SELAMAT SUDAH BERHASIL MELEWATI KEHIDUPAN SAMPAI SEJAUH INI.

JANGAN LUPA BAHAGIA. 😉

Dan,

Enjoy.

| Twisted and Blinded |

🌷

Tori kembali menemukan Sehun berdiri di depan gedung unitnya pagi ini. Tangan terbenam di saku celana, sementara punggung bersandar di daun pintu mercedes hitamnya, pria itu kelihatan seperti vampire mafia. Aura bossy dan raut datarnya merupakan kombinasi yang sangat mengintimidasi.

Untungnya, Tori sudah terbiasa.

"Hng, kau lama." adalah ucapan Sehun ketika matanya menangkap sosok Tori yang berjalan menghampirinya.

Sebuah kombinasi antara kemeja hitam dan rok span maroon selutut mengintip dari balik mantel cokelat Tori yang panjang dan tak terkancing. Sehun memperhatikan penampilan gadis itu sekilas dan menarik napas. Lagi-lagi, ia merasa terkesima.

Kau terlihat cantik.

Ah, andai saja ia dapat menuturkan kalimat itu dengan gampangnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" celetuk Tori, tidak merasa ada yang aneh dengan cara Sehun memandangnya.

"Aku menjemputmu."

"Lagi?"

Sehun mengangguk. Ya sudahlah, pikirnya. Memuji Tori bukanlah hal yang gampang untuk ia lakukan. Sejak dulu juga, lidahnya selalu kaku setiap berhadapan dengan Tori. Mungkin ia akan melewatkan kesempatannya memuji Tori kali ini lagi.

"Temani aku sarapan." ujar Sehun, lebih seperti perintah atasan kepada bawahan.

Waah, jiwa otoriternya keluar. Tori mengeluh keki.

"Heeeh..., tapi aku sudah sarapan." Chanyeol sudah membuatkannya sarapan tadi pagi. Walau tidak sedap, Tori tetap menyumpal omurice jadi-jadian buatan si jangkung itu ke dalam kerongkongannya.

"Aku akan mentraktirmu americano, bagaimana?" Sehun mengeluarkan senjata andalannya : traktiran. Sebagai gadis yang senang dimanjakan, Tori selalu lemah setiap kali ia dijamu makanan ataupun minuman secara gratis. Dia tidak bisa menolak berkah yang jatuh cuma-cuma dari langit.

"Yaaah, mau bagaimana lagi kalau kau memaksa." Tori menyengir lebar. Tanpa pertimbangan, akhirnya ia masuk ke mobil Sehun dengan suka-cita.

Sehun mengembuskan napas lega. Seperti biasa, kiranya. Tori masihlah gadis yang ia kenali sejak dulu. Kenaifannya dan kesukaannya tidak pernah berubah sama sekali.

Saat ini, selain Luhan yang telah tiada, tidak ada lagi orang lain yang lebih mengenal Tori dibandingkan dirinya.

Selain Luhan, tidak ada lagi orang yang lebih pantas bersama Tori selain dirinya.

Sehun mendongak kearah balkon kamar Tori di lantai tiga. Di pagar balkon tempat beberapa kaktus berjejer, seorang pria berdiri di antara tumbuhan berduri tajam tersebut. Tangan menggenggam secangkir kopi sementara sepasang mata kelamnya menghujani mereka dengan raut yang tak terbaca.

Tidak ada yang lebih pantas bersama Tori selain dirinya, Sehun berpikir begitu. Tidak pula pria itu.

🌷

RESONATE (PCY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang