PART 1

6.7K 532 27
                                    


🥀 Penyelamat hidup 🥀

"Baru pulang?" adalah komentar pertama Park Chanyeol ketika ia menemukan Tori melenggang memasuki cafe tempat ia dan gadis itu biasa bertemu. Rambut berantakan, mata sayu, dan bahu yang merosot lesu.

Menemukan Chanyeol di salah satu meja yang kosong, Tori langsung melompat ke sampingnya dan merengek. "HUWAAAA!!! Park Chanyeol..., tolong adopsi aku jadi anakmu!!! Aku mau berhenti bekerja!!!"

Duduk santai sambil menikmati bir di gelasnya, Chanyeol pasrah-pasrah saja saat Tori duduk di sampingnya dan merengek seperti speaker rusak.

"AAAA...AKU MAU MATI!!! AKU MAU MATI!!! Aku cape!!! Punggungku pegal, mataku perih, aku mengalami penuaan dini!!! Lihat, kulitku kusam!! Dahiku juga...rasanya otakku konslet---"

Chanyeol memutar mata. Ia sudah hapal dengan tingkah Tori. Jika sahabatnya ini sudah menyerocos panjang, pasti sudah terjadi sesuatu di tempatnya bekerja. Entah itu penulis yang mengabaikan masa deadline, pemimpin redaksi yang menjengkelkan, atau masalah dengan penerbitan. Selalu saja ada hal untuk dikeluhkan.

Omong-omong mengenai Tori, nama aslinya ialah Sasarima Tori. Ayahnya berkebangsaan Jepang, sementara ibunya berkebangsaan Korea. Sejak orangtuanya bercerai, Tori pindah ke Seoul dan berganti nama mengikuti marga ibunya, Shin.

Di tahun terakhir kuliahnya, Tori berkenalan dengan Chanyeol melalui Baekhyun saat mereka sedang makan-makan. Awal dari perkenalan itu membawa keduanya menjadi sahabat dekat.

Sekarang, di usianya yang sudah mencapai 25, Tori telah mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan penerbitan, PRINCE Publishing. Ia bekerja sebagai editor novel di sana. Pekerjaan itu juga dapat membuatnya sangat bahagia, dan nyaris gila dalam satu waktu.

"Aku tidak akan mengadopsimu, kecuali kau anjing." Chanyeol akhirnya bersuara setelah puas mendengar celotehan Tori.

"Guk!"

What the--?

"Guk! Guk! Guk!!"

"Otakmu pasti benar-benar konslet." Chanyeol menatap Tori bengis.

"Guk! Guk!" Tori tidak menyerah. Ia malah mengerjapkan matanya sok imut. Sikapnya itu pula membuat Chanyeol makin bergidik ngeri.

"Berhenti sebelum aku menendangmu keluar dari planet ini."  Chanyeol mengecam garang.

Tori mengerucutkan bibirnya kesal.

"Kau tidak manis sama sekali." komentarnya, lalu melambai kepada seorang pelayan yang berlalu lalang dan memesan sebotol bir.

"Saat aku di Hokkaido, teman-teman perempuanku bertingkah seperti itu untuk memikat cowok yang mereka suka."

"Seperti anjing?" Chanyeol bertopang dagu dan menatap Tori. Di kepalanya ia bertanya-tanya, apa gadis ini tidak sadar dengan apa yang baru saja dia katakan?

"Bertingkah imut, tolol!" Tori menggeram gemas. "Biasanya kalau teman-temanku sudah bertingkah seperti itu, cowok yang mereka sukai bakal luluh dan mengusap kepala mereka sayang.-

Seperti di novel-novel."

"Ooh." Chanyeol manggut-manggut. "Jadi kau mau aku mengusap kepalamu?"

"Mentraktirku makan malam boleh juga." Tori bersemangat.

"Tapi kalau begitu artinya kau menyukai aku, kan?" Chanyeol tersenyum miring. Menggoda Tori yang wajahnya sudah berubah merah.

"Haah? Ka-kapan aku bilang begitu!!! Aku? Aku? Hahahaha. Tidak mungkin, tidak mungkin." Tori mengibaskan tangannya di depan muka, menepis panik yang membuat wajahnya memanas.

RESONATE (PCY)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt