PART 4

2.1K 422 81
                                    


🥀 Ini yang terburuk. 🥀

Pada akhirnya, Chanyeol lah yang mengantar Tori pulang. Walau sebelumnya gadis itu menolak ajakannya dan memaksa ingin naik taksi saja, tapi berkat sifat keras kepala Chanyeol yang tiada tanding, ia berhasil membuat gelengan Tori menjadi sebuah anggukan.

Tori membuang napas kasar. Perhatiannya tertuju keluar jendela, memperhatikan satu persatu bangunan yang berlalu melewati matanya.

Tidak seperti hari-hari lalu, malam ini Chanyeol tiba-tiba mengantar Tori pulang dengan sebuah mobil. Mobil yang omong-omong Tori baru ketahui eksistensinya. Selama ini Tori mengira Chanyeol hanya mempunyai motor.

Tori cukup terkejut akan fakta itu. Ia hendak melayangkan ribuan tanya mengenai mobil ini. Mengapa Chanyeol tidak pernah cerita kalau dia punya mobil? Kapan dia membelinya? Kenapa warna hitam? Berapa harganya? Kemana saja dia sudah membawanya?

Namun kekesalannya terhadap sikap diktator Chanyeol membuat Tori mengurungkan tanya tersebut di dalam kepalanya.

"Kau memperlakukanku seperti anak-anak lagi." Tori memilih mengomel. "Aku ini sudah 26 tahun loh, Yeol. Aku bisa pulang sendiri."

"26 tahun, tapi sikapmu seperti anak 16 tahun." Chanyeol berucap enteng.

Ia tidak kaget sama sekali ketika Tori menggigit lengannya karena kesal. Gadis itu memang sedikit gila.

"Kan!" tuding Chanyeol, menunjuk sikap Tori barusan sebagai bukti tingkah kekanakannya. "Tidak peduli berapa umurmu, bagiku kau masih anak-anak. Lagipula, kau yang keluyuran sampai jam segini saja sudah membuatku naik darah, mana mungkin aku bisa membiarkanmu pulang sendirian."

"Kau kedengaran seperti seseorang..." Tori menggaruk dagu, tiba-tiba salah fokus. Nada garang dalam suaranya mendadak hilang entah kemana.

"Seseorang itu..." Chanyeol meninggikan sebelah alisnya jenaka. "..mantan pacar, kah?"

"Mantan, apanya? Omonganmu lebih seperti tokoh novel yang pernah aku baca. Protagonis yang cringe."

Chanyeol tertawa kecil. Tangannya menggapai poni Tori dan mengusapnya lembut. "Kau benar-benar bocah, ya."

"Haish.." Tori menepis tangan Chanyeol dari dahinya. Sikap bengisnya kembali. "Sudah aku peringatkan, perlakukan aku selayaknya. Aku ini sudah besar. Apa kata rekan-rekan kerjaku nanti kalau mereka tau aku diperlakukan seperti ini! Reputasiku bisa hancur!"

"Berlebihan, mereka pasti hanya menganggapmu imut."

"Chanyeol!!!" Tori memekik geram.

"Tori..."

"Tsk!"

"Terima kasih."

"Eh? Untuk apa?" Tori menoleh, ia menatap Chanyeol dengan mata yang membulat heran.

Saat itu, sedikitnya Tori menyadari ada sesuatu yang berbeda dari Chanyeol, hanya saja Tori tidak begitu mengerti di mana letak kejanggalannya.

Chanyeol mengusap kepala Tori kembali. "Kau adalah hiburan yang menyenangkan."

Tori terdiam.

Ia mengerjapkan mata beberapa kali, sebelum kembali menghadap depan. "Apa-apaan itu? Memangnya aku monyet sirkus."

"Mirip." Chanyeol tertawa.

Bagi Tori, ada keheningan yang tidak nyaman setelah Chanyeol tertawa. Ia tidak tau apakah Chanyeol juga merasakan hal yang serupa atau tidak, hanya saja sesuatu tentang ucapan pria itu mengganggunya. Tori penasaran..., Chanyeol tidak terlihat seperti biasanya.

RESONATE (PCY)Where stories live. Discover now