PART 28

1.8K 411 76
                                    


| Sebelum pagi |

🥀

'Sementara menunggu kabar lanjutan dari produser Kim, aku mau kau merevisi ulang pekerjaan Irene.' adalah perintah terakhir Sehun tadi siang sebelum meninggalkan Tori sendirian di depan elevator.

Karena perintah itu pula, di sinilah Tori sekarang. Pada pukul setengah satu dini hari, ia duduk di lantai unitnya, televisi menyala, tetapi mata menyorot pada naskah setebal 5 cm.

Ngomong-ngomong mengenai Irene, dia adalah editor baru di departemen literatur. Tidak seperti Tori yang hasil editnya sudah memperoleh kepercayaan penuh dari Sehun, hasil pekerjaan Irene harus melalui revisi ulang. Biasanya ini adalah pekerjaan Sehun, tapi karena urusan di EXBC, Sehun melimpahkan urusannya kepada Tori.

"Kau tidak ada niatan tidur?" celetuk Chanyeol. Pria yang tadinya mengaku sangat kelelahan malah tidak bisa tidur. Chanyeol dongkol melihat Tori yang masih asik menekuni naskahnya.

Apa perempuan itu tidak kenal lelah?

"Belum." jawab Tori.

Kendati tidak menoleh, Tori dapat merasakan kedatangan pria itu dari depan kamarnya menuju sofa.

Tori yang duduk di lantai sedikit merasa terganggu akan Chanyeol yang duduk di balik punggungnya. Ia merasa diperhatikan.

"Mau kubuatkan minum?" tawar Chanyeol. Ia yang tiarap di sofa memandang tengkuk Tori.

"Tidak perlu. Aku sudah punya." Tori menunjuk mug merah bergambar burung hantu yang tergeletak di meja.

"Apa yang kau baca?"

"Naskah."

"Naskah apa?"

Tori menengok dan kontan menjauhkan wajahnya dari wajah Chanyeol. "Ini pekerjaan. Kenapa kau belum tidur?"

"Aku menunggumu tidur."

"Kalau begitu kau bakal menunggu sampai pagi."

Chanyeol mendengus. "Apa kau tidak mau tidur karena aku di sini?"

"Jangan geer." ujar Tori sambil mengetuk-ketuk naskahnya di depan wajah Chanyeol. "Pekerjaanku banyak."

"Kau memilih pekerjaanmu daripada aku. Jahatnya."

"Apa kau anak tujuh tahun?"

Chanyeol terkekeh. "Kenapa? Apa aku menggemaskan?"

"Narsis."

"Heeeh, habisnya, anak tujuh tahun kan menggemaskan."

Tori memutar mata. "Terserah kau saja."

Tori kembali menekuni naskahnya, berusaha masa bodoh dengan kenyataan bahwa Chanyeol masih berada di balik punggungnya. Pria itu bersenandung kecil sambil memainkan rambut Tori, kakinya yang terlipat di sofa, berayun bebas di udara.

"Apa tema naskah yang kau baca?" Chanyeol kembali mengutarakan tanya.

"..."

"Cinta? Persahabatan? Konflik keluarga? Atau sesuatu yang erotis?"

"Tragedi." jawab Tori terpaksa. Malas juga mendengar Chanyeol berceloteh panjang.

Ini adalah risiko. Tori mensugesti dirinya sendiri. Tidak peduli dirinya merasa tak nyaman dengan eksistensi Chanyeol sekarang, adalah konsekuensinya meladeni pria itu.

Karena bagaimana pun dia yang sudah menghubungkan kembali ikatan mereka.

Tindakan tolol. Tori jadi menyesal. Baekhyun pasti menertawainya nanti.

RESONATE (PCY)Where stories live. Discover now